Seperti yang di inginkan Jimin, Taehyung datang menemuinya di apartment pribadi pemuda manis itu.
Keduanya duduk bersebelahan, hanya saja dalam jarak 1 meter. Bukannya Jimin benci dan tidak mau berdekatan dengan Taehyung, hanya saja, bagaimana dia bisa move on dari lelaki tampan itu coba kalau duduk aja deketan.
Jimin terdiam, melamun, menunggu Taehyung memulai duluan.
Lelaki tampan mendekat, menggapai jemari imut Jimin.
"Jiminie, boleh Hyung bicara?" mulai Taehyung.
"Hyung sejak tadi sudah bicara kan?" Jawab Jimin jutek, berusaha jutek lebih tepatnya.
"Hyung sayang Jimin, cinta sama Jimin," Genggaman Taehyung mengerat.
"Tapi Hyung bukan milikku," Menunduk matanya berkaca-kaca, sedih sekali kisah cintanya.
"Hyung sedang mengurus perceraian," Lelaki itu menjawab cepat.
Jimin menengadahkan kepala, melotot pada Taehyung, kaget dengan berita yang dia dengar.
"Apa karna ada aku?"
"Tidak, Sayang," Sanggahnya. "Hubunganku dengan Soora memang tidak baik sejak dulu."
"Kenapa baru bercerai sekarang?" Jimin manyun, kenapa dia jadi kaya orang ketiga ya? Eh dia memang orang ketiga ya?
"Dulu, aku berpikir, tidak apa-apa bertahan demi status untuk Hana, tapi sejak aku bertemu denganmu, aku ingin memulai hubungan yang baru dengan cara yang lebih baik, aku ingin memilikimu seutuhnya," Taehyung berkata sungguh-sungguh. Dia memang ingin menjaga dan memiliki Jimin seutuhnya.
"Aku mencintaimu Jimin, aku ingin mengikatmu di hadapan Tuhan."
Jimin berkaca-kaca, akhirnya kata cinta keluar dari mulut Taehyung. Awalnya dia tidak berharap banyak, mengingat Taehyung sudah menikah dan dia sendiri pun sudah bertunangan.
"Hyung, kau yakin?" Jimin menangis.
Menghapus air mata yang berlinang, jemarinya merangkum wajah cantik kekasih hati, "Tentu saja, Sayang."
"Lalu bagaimana dengan tunanganku, Hyung," Jimin kembali murung, mengingat betapa kedua orang tuanya sangat berharap pada Jungkook.
"Kau mencintainya?" Taehyung memastikan.
Jimin menggeleng heboh, "Tidak Hyung, aku mencintaimu."
Lelaki tampan itu tersenyum, memeluk Jimin dalam rengkuhannya, dikecupnya Surai hitam pemuda yang sudah resmi menjadi kekasihnya.
"Meski aku sudah punya anak, kau akan tetap menerima?"
Kepala dalam pelukannya mengganguk-angguk, "Aku menerima segala masa lalumu, Hyung."
Menghembuskan napas lega, "Syukurlah, karena putriku juga suka padamu."
Pelukan Taehyung dilepas, "Kau.. sudah memberitahu anakmu?"
"Bahkan Ibuku juga sudah tau."
Jimin melotot lagi, "Hyung!"
.
.
.Jimin duduk di kafetaria rumah sakit, melihat tablet di tangan sambil sesekali menyesap kopi yang di pesan.
Tak!
Suara nampan mengalihkan perhatian Jimin. Menghembuskan napas panjang saat tau sang sepupu yang duduk di depannya.
"Kamu ke sini kok gak ngasih tau Hyung?" Jin mulai berbicara sembari tangannya menyuap bilgogi.
"Aku mau bertemu Tae-Hyung," Jawab Jimin kalem.
Uhuk!
Jin tersedak, menepuk dada yang sesak, tangan meraih segelas air putih di samping piring.
"Mau apa?!"
Memutar mata malas, sebelum kemudian menjawab dengan datar, "Bertemu pacarku?"
"Astaga Jimin," Jin memijat kening, pusing denger jawaban tanpa dosa sepupunya.
Dari arah belakang Jimin, berjalan dua lelaki tampan, dokter favorit Suster dan pasien. Gimana gak, kalau visualnya aja menyamai boyband.
Taehyung menarik kursi di sebelah Jimin, kemudian duduk dengan nyaman, tidak menghiraukan tatapan tak percaya dari Jin dan pandangan bingung dari Namjoon. Iya, kedua lelaki tampan tadi tidak lain adalah Namjoon dan Taehyung.
Taehyung memandang Jimin lembut, diusapnya poni hitam kekasihnya.
"Jadi makan di luar? Sekalian jemput Hana di TK ya?" Ajak Taehyung. Sebenarnya keduanya sudah membahas ini semalam. Hanya memastikan saja.
"Hum," Jimin mengangguk, mematikan tablet sebelum kemudian memasukkan benda tersebut ke dalam tas.
"Yak! Jimin! Kau gila!" Jin berteriak heboh.
Jimin sih biasa aja di terikin sepupunya, memang Jin rempong orangnya.
"Tidak perlu teriak Hyung," Kembali, Jimin menjawab kalem.
Namjoon yang sudah sadar dari keterkejutannya ikut menimpali, "Kalian pacaran?"
Jimin dan Taehyung kompak mengguk. Jin tepok jidat dan Namjoon tiba-tiba ikutan migrain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefined Love
Fanfiction"Menurutmu mana yang lebih menyakitkan, bunuh diri menggunakan obat atau menggunakan pisau? Atau haruskah aku berdiri di tengah jalan dan menutup mata?" -Park Jimin "Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk terus bertahan?"- Kim Taehyung "Kau bukan...