Jin sedang menikmati waktu makan siangnya yang berharga, saat tiba-tiba Taehyung datang dan duduk di depannya.
Lelaki tampan berbahu lebar tersebut melatakkan sendok. Memandang Taehyung yang juga melihat kepadanya. Dia tahu, cepat atau lambat temannya ini akan datang padanya.
"Jadi, ada apa gerangan tuan Kim kemari?" Jin memulai, melihat tidak ada inisiatif dari orang di seberangnya untuk berbicara.
Taehyung meminum cappuccino ice yang dia bawa, sejenak berusaha mengurangi gugup.
"Hyung, aku mau mengakui cintaku."
Jin melotot, sebelum kemudian berkelakar, "Aku tau aku tampan, tapi tidak ku sangka kau naksir padaku."
Taehyung memutar bola matanya malas, yakali dia naksir Jin Hyung, ada sepupunya yang gemas kok.
"Aku suka pada Jimin," Taehyung berkata, tegas.
Jin menghembuskan nafas pelan, sudah dia duga sih temannya akan suka pada Jimin. Sepupunya memang mudah dicintai. Tapi masalahnya status keduanya ini lho yang jadi penghambat.
"Tae, kau tau kan kalau kau sudah menikah?"
"Aku akan bercerai," Jawab Taehyung singkat.
Jin menyatukan kedua telapak tangan, kemudian meletakan di bawah dagu, berlagak seperti polisi yang sedang menginterogasi.
"Jadi, kau menjadikan Jimin alasan untuk bercerai?"
Taehyung kembali meminum kopi yang dibawa, kenapa rasanya kaya di interogasi calon mertua ya?
"Tidak, Hyung, kau juga tau sendiri bagaimana hubunganku dengan Soora," Sanggah lelaki Kim.
"Lalu kenapa baru sekarang bercerai? Kenapa tidak sejak dulu saja? Apa karena ada Jimin? Kalau Jimin tidak ada, apa kau akan tetap bercerai?" Cerca Jin.
Jin tau bagaimana hubungan rumah tangga Taehyung dengan istrinya, tapi tidak dibenarkan jika Jimin hadir diantara keduanya. Dia juga tau bagaimana hubungan Jimin dengan tunangannya.
Dia tidak menyalahkan Taehyung yang jatuh hati pada sepupunya, pun dia tidak menyalahkan Jimin yang nyaman bersama temannya. Mungkin memang keduanya ditakdirkan bersama, hanya saja jalannya terlalu berliku, dan Jin tidak ingin sepupunya semakin menderita. Cukup sudah dia melihat betapa hancurnya Jimin saat itu, tak ingin sekali lagi melihat sepupunya kecilnya hancur kedua kali.
Taehyung masih diam, memikirkan apa yang Kim Seokjin tanyakan padanya.
Jin bersiap pergi, sebelum kemudian menepuk pundak temannya, "Pikirkan baik-baik Taehyung, aku hanya tidak ingin Jimin terluka, sudah cukup dia menderita selama ini."
Sejak kepergian Jin, Taehyung masih terdiam. Dia mencintai Jimin, benar adanya, mutlak, tidak ada sanggahan. Tapi apa yang dikatakan Jin ada benarnya. Dia juga tidak ingin Jimin lebih terluka.
Sudah beberapa hari ini mereka tidak berkirim pesan. Bolehkah sekarang dia mencoba mendekati Jimin kembali? Dengan cara yang lebih benar?
.
.
.
Jimin sedang melihat laporan yang dibuat oleh tim nya. Saat ini dia berusaha menyibukkan diri demi melupakan Taehyung. Projek di luar kota di ambil demi mengurangi kemungkinan bertemu dengan lelaki itu.Saat sedang asik melamun, ponselnya berkedip, menandakan ada pesan masuk. Dengan gerakan malas, di raihnya benda pipih di meja samping.
Betapa terkejutnya dia saat tahu Taehyung menghubunginya duluan. Jimin mengacak surainya gemas, gimana caranya melupakan lelaki itu jika Taehyung masih tetap maju?
Jimin mendesis sebal, kenapa sih Taehyung suka maksa. Ini juga kenapa dia gak nolak. Dan apa pula itu, mengajaknya bertemu di apartemen? Apa Jimin gila? Seakan dia mengundang Taehyung untuk melakukan sesuatu hal dewasa padanya.Pemuda manis itu menepuk pipinya yang memanas.
Jauh dalam lubuk hatinya, Jimin ingin diperjuangkan, ingin diperhatikan dan disayangi. Dan Taehyung lah orangnya.
Setelah membalas pesan Taehyung, Jimin men scroll aplikasi pesan di ponselnya, tidak ada satupun pesan dari Jungkook. Kemana lagi anak itu, selalu seperti ini, menghilang setiap mereka bertengkar.
Inilah salah satu alasan Jimin tidak bisa mencintai Jungkook, pemuda itu terlalu kekanak-kanakan, bagaimana mungkin mereka bisa menikah nantinya.
Ngomong-ngomong menikah, bagaimana masa depannya dengan Jungkook ya? Bisakah dia menikah dengan pemuda itu? Seperti apa yang diharapkan orang tuanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefined Love
Fanfiction"Menurutmu mana yang lebih menyakitkan, bunuh diri menggunakan obat atau menggunakan pisau? Atau haruskah aku berdiri di tengah jalan dan menutup mata?" -Park Jimin "Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk terus bertahan?"- Kim Taehyung "Kau bukan...