Setelah resepsi selesai di gelar, kedua pengantin masuk ke dalam kamar yang memang sudah di siapkan. Kamar dengan dominan putih menyapa indera, taburan kelopak mawar memenuhi seluruh kamar, bahkan hingga lantainya. Aroma mawar memenuhi kamar, wanginya benar-benar sensual, apalagi untuk lelaki dewasa seperti Kim Taehyung. Dia pria normal yang akan tegoda juga berdua saja dengan orang yang disayang, apalagi kini sudah sah jadi istrinya.
Demi mengurangi sedikit gejolak di dada, Taehyung memutuskan mandi lebih dulu, setidaknya bisa mendinginkan otaknya sementara.
Sementara Taehyung mandi, Jimin duduk diam di sofa samping ranjang. Dia masih bingung dengan keadaan yang terjadi begitu cepat. Bahkan sepanjang di pelaminan pun dia hanya melihat Taehyung tanpa berkedip, takut tiba-tiba hilang dari pandangan. Beberapa rekan kerja Taehyung di rumah sakit menggoda mereka, lebih tepatnya menggoda Jimin.
Setelah segala hal yang terjadi hari ini, bahkan Jimin tidak menyangka akan menikah dengan Taehyung, segalanya serasa mimpi, yang bahkan tidak bisa dia bayangkan.
Pemuda manis itu menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Dia malu sekali. Jimin sudah sah menjadi milik Taehyung, tapi bahkan dia belum pernah bertemu dengan mertuanya, pertemuan keduanya ya tadi saat pesta berlangsung. Hidupnya kok kaya drama ya?
"Yang, kamu gak mau mandi?" Taehyung keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe, tetesan air masih mengalir.
Jimin menengadahkan kepala, memandang Taehyung lamat-lamat, sebelum kemudian pergi ke kamar mandi dalam diam.
Dua puluh menit kemudian Jimin keluar dari kamar mandi, menggunakan setelan piyama yang entah kenapa sudah ada di dalam.
Jimin melangkah mendekati suaminya, dilihatnya Taehyung sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk. Dengan pelan, Jimin mengambil alih pekerjaan Taehyung, mengeringkan rambut dengan telaten. Yang dibalas Taehyung dengan rengkuhan manja di pinggang istrinya.
Keheningan masih menguasai, saat akhirnya Jimin buka suara.
"Kamu gak mau jelasin sesuatu, Hyung?"
Lelaki Kim melepaskan pelukan, mendongak memandang Jimin yang posisinya lebih tinggi.
"Bagian mana yang ingin kau ketahui?"
"Semuanya," Jimin menjawab lirih.
"Aku datang menemui Ayah, meminta bantuannya untuk membongkar kelicikan keluarga Jeon, aku menemui pacar Jungkook yang ternyata sedang hamil, wanita itu datang ke pernikahan kalian, terjadi keributan, dan akhirnya tamat, the end.
Jimin cemberut, melepaskan handuk yang dia pegang, sebelum kemudian melemparkannya ke muka sang suami.
"Yang, kok aku di lempar sih?"
"Kamu ngeselin," Berjalan kasar dengan kaki menghentak, duduk di ranjang yang penuh taburan bunga.
Jimin kembali tersadar, ini malam pertama keduanya, meski mereka sudah sering melakukan hubungan intim, tapi kali ini berbeda, dia sudah menjadi milik Taehyung sepenuhnya.
Taehyung memeluk Jimin dari belakang sebelum kemudian berbisik sensual, "Hal itu bisa kita bahas lain kali, bukankah malam ini seharusnya kau menjalankan tugasmu sebagai istriku?"
Pipi chubby Jimin memanas, ini bukan yang pertama, tapi kalau kondisinya begini kok ya malu.
Pelukan hangat, bisikan lembut, suasana kamar yang penuh bunga, bukankah segalanya terasa sempurna?
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefined Love
Fanfiction"Menurutmu mana yang lebih menyakitkan, bunuh diri menggunakan obat atau menggunakan pisau? Atau haruskah aku berdiri di tengah jalan dan menutup mata?" -Park Jimin "Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk terus bertahan?"- Kim Taehyung "Kau bukan...