Crush itu ibaratnya Shutter speed, ketika kita menyukai seseorang harus cepat menangkap reaksi yang masih blur tak tertangkap dengan baik. Jika hati kita ingin aman tak hancur lebur karena melihat kedekatan si doi dengan yang lain.
_batin ntin si jomblowati_*****
“Perkenalkan nama saya Azzam Abqari. Kebetulan saya juga alumni SMK 2. Dulu saya mengambil jurusan RPL, lulusan tahun 2017. Rumah saya di xxxxx. Mungkin itu saja perkenalan dari saya, ada yang mau ditanyakan dulu?”
Begitulah perkenalan dari pelatih eskul photograpy yang baru. Jadi, singkat cerita eskul ini baru saja didirikan tahun 2023, dan kebetulan eskul ini khusus dari program jurusan RPL. Tapi karena anak dari jurusan OTKP dan AKL juga ada yang berminat bergabung, maka dari itu eskul ini dibuka untuk semua jurusan. Berhubung eskulnya baru didirikan, tak heran anggotanya pun masih sedikit, yang hadir saja hanya sekitar dua puluh lima murid.
“Baik, jadi Kang Azzam ini akan mengajarkan materi sekaligus mempraktikan beberapa hal terkait tentang cara membidik dan mengatur beberapa hal yang ada pada kamera. Kalo ada yang mau ditanyakan langsung aja, atau langsung mau ke materi aja?” tanya Pak Reza yang dibalas gelengan kepala oleh para murid.
“Ada baiknya langsung ke materi aja pak,” ujar Indy si wakil ketua photography mewakili.
“Baik kalo begitu bapak tinggal dulu sebentar ya. Silahkan kalian dengarkan materi yang akan dijelaskan oleh kang Azzam!”
Selepas kepergian Pak Reza, Kang Azzam segera mengeluarkan kamera merk canon yang ia bawa. Beliau dengan sigap mengotak-atik kamera sebelum memulai menjelaskan.
“Jadi disini Aa bawa satu kamera, ini tuh kamera yang biasa Aa pake buat foto diacara nikahan orang.” Kang Azzam mengangkat agak tinggi guna memperlihatkan pada semua murid. Lalu menunjukkan beberapa hal dasar seputar kamera.
“Ini tuh bagian yang disebut Aperture yang sering disebut sebagai bukaan. Aperture atau bukaan diafragma pada kamera berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor. Semakin lebar lubang tersebut, maka semakin banyak cahaya yang masuk.”
Kang Azzam sedikit maju ke arah tempat duduk para murid untuk menunjukkan bagian yang barusan ia jelaskan. Tatapan kang Azzam memindai beberapa murid, hingga tatapannya beradu pandang dengan Habibah yang fokus memperhatikannya dengan seksama.
Di tempat duduknya, Habibah sebisa mungkin terlihat santai walaupun keadaan hatinya ketar-ketir salting brutal. Bagaimana tidak? Tatapan Kang Azzam sudah beberapa kali bertubrukan dengannya. Dipikir-pikir, jika pelatihnya masih muda begini, Habibah takut suka. Mana Kang Azzam tuh tipekal cowok hitam manis yang senyumnya tuh polos kaya anak kecil.
Entah posisi duduk Habibah yang strategis untuk dilihat seseorang didepan sana atau memang Kang Azzam yang tertarik melirik terus ke arahnya.
“Bah, masa dari tadi Kang Azzam ngelirik ke arah lu mulu,” bisik Grisca.
“Ih anjir kirain perasaan gue doang,” balasnya berbisik.
Atensi keduanya teralihkan lagi pada Kang Azzam yang berbicara di depan sana.
“Terus disini juga ada Shutter speed yaitu kecepatan rana ketika menangkap gambar suatu objek. Ketika objek yang akan dipotret bergerak cepat, maka dibutuhkan shutter speed yang tinggi pula agar gambar tertangkap dengan baik dan tidak bias atau blur. Tuh kelihatan, kan?”
“Oh iya bener kelihatan, A.”
“Selain itu, disini ada ISO, yaitu tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin rendah nilai ISO maka hasil foto akan semakin gelap, sebaliknya nilai ISO semakin tinggi maka semakin terang foto yang dihasilkan. Ada yang mau coba atur-atur sendiri gak nih? Ayo siapa yang mau harus pada berani!”
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Teen FictionIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!