Berusahalah menjadi kreatif untuk menciptakan hati yang belum kita gapai sepenuhnya.
_batin ntin si jomblowati_*****
"Wirausaha atau kewirausahaan merupakan kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang menjadi dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, serta kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Lalu apa perbedaan wirausaha dan wiraswasta?" Jelas Pak Dani yang diakhiri dengan pertanyaan.
"Seorang wirausaha bisa sambil menjalankan usaha mereka sendiri, sekaligus sebagai owner. Sementara wiraswasta adalah seseorang yang bekerja disebuah perusahaan atau tempat usaha orang lain. Dalam bahasa umum, wiraswasta adalah karyawan yang bekerja disebuah organisasi atau perusahaan." Jawab sebagian murid secara serempak.
Ya, perlu diketahui bahwa anak kelas XI RPL 4 itu paling bisa menjawab suatu pertanyaan secara keroyokan. Karena rata-rata dari mereka kurang percaya diri dalam public speaking. Lebih tepatnya sih suka ragu-ragu apakah jawabannya benar atau tidak. Padahal guru sering berkata, mau bener mau salah asal dijawab, mau salah juga tak akan dimarahi, paling dikoreksi dan itu hal wajar dalam proses pembelajaran.
"Ya benar, huuh anak rpl 4 mah jago-jago pinter-pinter!" ujar Pak Dani bangga.
Sontak semua murid tampak berorak heboh. Ya, jadi setelah kejadian waktu kelas 10 anak kelas RPL 4 memenangkan lomba olahraga voli, kelas yang awalnya selalu dipandang sebelah mata oleh guru-gurukarena banyak masalah yang terjadi, kini berbalik menyukainya karena kemenangan lomba voli dan membaca asmaul husna. Kelas yang awalnya tampak ricuh karena pujian dari Pak Dani sontak menjadi hening, karena seorang guru muda mengetuk pintu.
"Assalamualaikum Pak, mohon maaf mengganggu jam belajarnya. Bapak ditunggu rapat diruang guru!"
"Oh iya baik, bentar lagi saya ke sana. Makasih Bu!"
Bu guru mengangguk lalu pamit undur diri.
"Ya sudah anak-anak karena Bapak ada panggilan rapat. Hari ini dicukupkan sekian. Kalian baca-baca aja materinya sambil nunggu jam istirahat. Jangan pada keluar dulu sebelum jam istirahat!"
"Baik, Pak!"
Bukannya membaca materi sesuai yang diperintahkan Pak Dani. Kompak semua murid disini bergosip ria dengan masing-masing sirclenya. Mungkin hanya satu orang yang sering sekali menyendiri. Namanya Reva Alinda. Entah kenapa dia lebih sering menyendiri, padahal sudah setahun sekelas, ada beberapa yang mengajaknya bergabung untuk sekedar berkumpul atau bergibah ria. Tapi selalu ditolak secara halus olehnya. Maka sekarang anak-anak dikelas tak terlalu mempermasalahkannya. Toh itukan hak asasi manusia. Biarin senyamannya cewek itu saja.
Omong-omong Thiksana mulai menghadap ke belakang untuk menggibah ria. Diikuti oleh Siska yang sejak tadi melamun entah memikirkan apa. Novelia yang duduknya berada di sebrang meja Grisca buru-buru menggusur kursi duduknya ke arah meja mereka.
"Eh, Bah kemarin gimana nih si Akang tuh?" tanya Thiksana sedikit berbisik, takut murid yang lain mendengar. Pasalnya dipinggir bangkunya ada sircle sebelah yang seeskul juga dengan mereka.
"Emang kemarin ada apaan?" tanya Novelia penasaran.
"Oh si kang Azzam? Emang kenapa, Na?" tanya Siska ikut-ikutan mendekat.
"Jadi gini, kemarin tuh--"
"Stop jangan dilanjutin, kepo kalian tuh!" ujar Habibah panik memotong ucapan Thiksana.
"Dih, sok rahasia-rahasiaan, gak asik!" ketus Grisca.
"Yang bucin diam aja gak usah kepo!" ketus Habibah pada Grisca yang tampak asik memegang hp untuk berbalas pesan dengan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Teen FictionIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!