Mau sesedih apapun ceritanya, kentutin aja biar pada ketawa!
_pikir Ntin_******
Hari ini dikelas 11 RPL 4 sedang ada jam kosong, Thiksana, Siska, Habibah dan Novelia pergi ke perpustakan untuk mencari buku novel. Grisca tidak ikut, cewek itu lebih memillih diam dikelas untuk berbalas pesan dengan ayangnya. Karena Grisca itu tidak suka membaca selain membaca chat dari pacarnya. Katakanlah dia bucin, karena memang itu kenyataannya.
“Guys gue tunggu dikarpet ya, kita baca disana,” ujar Siska.
“Oke.”
Setelah memilih buku untuk dibaca, Novelia, Habibah dan Thiksana datang menghampiri Siska. Thiksana dan Siska membaca sambil tengkurap, sementara Habibah dan Novelia duduk selonjoran. Kondisi diperpustakaan sekolah itu sangat berisik, guru-guru yang bertugas menjaga malah sibuk ngobrol, tak hanya itu, guru-guru mata pelajaran bahasa juga pada berdiam diri diperpustakan.
“Berisik banget anjir,” bisik Habibah.
“Iya anjir malah jadi gak fokus baca kalo gini tuh,” balas Novelia.
“Mending kita ngeriview aja guys!” ajak Habibah.
“Review apa?” tanya Siska.
“Biasana si Thiksana banyak cerita tuh, ayo Thik keluarkan cerita-cerita random lo!” ujar Novelia.
Thiksana yang sudah bosan membaca, bangkit untuk duduk. Lalu melamun sejenak mencari cerita yang bakal seru diceritakan.
“Jadi gini guys, pas pertama kali kita mpls tuhkan pas covid, nah zaman-zaman itu aku merasa takut banget, dimana keluargaku semua pada sakit. Dan yang sehat wal-afiat tuh tersisa aku, disitu aku takut banget loh, takut keluargaku pada mati dan aku hidup sendiri. Mana hawa-hawa kehidupannya tuh kayak mau kiamat lagi.”
“Anjirlah tapi bener sih waktu itu lagi marak-maraknya orang terkena virus sampe pada meninggal,” sahut Habibah.
“Iya anjir waktu itu juga gue, si Bapak, si Mamah pada sakit bergilir gitu,” timpal Novelia.
“Gak mau lagi deh saya ada covid season dua,” ujar Siska bergidik.
“Iya guys, nah pas itu kalian tahu gak keuangan keluarga lagi masa sulit, apalagi Bapaku yang nyari uang lagi sakit, bahkan nih ya aku sering buat bubur biar semuanya kebagian disitu posisinya kakak laki-laki ku ada semua dirumah jumlahnya empat, belum lagi aku, Nenek. Mamah sama Bapa. Disitu aku harus bener-bener hidup menghemat dan berbagi secara adil, disitu posisinya aku lagi mpls daring secara online. Disatu sisi harus ngurus keluarga yang lagi sakit dan disisi lain harus aktif didunia online jga buat ikutan mpls.” Thiksana mati-matian menahan air matanya yang ingin turun tanpa diminta.
“Nah yang lebih parah Kakak ku yang ke empat itu sakit lambung gitu, tapi kemaluannya itu malah ikut sakit sampai si itunya tuh diurut sama Bapakku karena bengkok plus bengkak gitu,” lanjut Thiksana bercerita.
Habibah, Siska dan Novelia yang mendengarnya sontak bergidik ngeri.
“Ko bisa gitu anjir?”
“Gak tau, kata Bapaku sih ada yang guna-guna gitu.”
“Tapi kok bisa sampe bengkok gitu anjir mana yang sakit kemaluan lagi, terus bengkak gitu jadi ngegedean dong anunya?”
Mendadak ketiga otak cewek itu jadi traveling membayangkan keadaan Kakaknya Thiksana yang diurut dari bengkok menjadi lurus kembali.
“Anjir jadi pengen kentut,” ujar Habibah.
Duut Brut
Kali ini Thiksana yang sedang sedih malah pengen ngakak, karena dia tau ini perpustakaan maka sebisa mungkin tawa itu tak sampai terbahak-bahak. Namun efek dari menahan tawa berkepanjangan membuat perutnya sakit. Bukan hanya Thiksana, Novelia dan Siska pun mati-matian menahan tawanya sampai keempat orang itu menangis keluar air mata saking ngakakanya.
“Anjir orang mah cerita sedih ikut sedih, ini malah ngakak.”
“Yang tadinya mau melow malah ngakak parah,” ujar Siska geleng-geleng tak habis pikir. Sementara si tersangka cengengesan menahan malu karena kentut sembarangan.
“Ayo ah ke kelas, gak tahan pengen ketawa kenceng,” ajak Thiksana.
“Iya ayok ah ke kelas, capek anjir ketawa gini mulu,” balas Novelia.
Sepanjang jalan menuju kelas, tak henti-hentinya Thiksana tertawa. Membuat Grisca yang melihatnya terheran-heran.
“Kenapa lu, Na kayak orang gila aja?” tanya Grisca.
Bukannya menjawab, Thiksana malah menatap Habibah seraya tertawa meledek.
“Lu tahu gak Ca? Masa si Thiksana lagi cerita sedih malah dikentutin sama tuh anak,” ujar Novelia.
“Kok bisa sih?” tanya Grisca heran.
“ya Ca orang gue mau kentut masa ditahan? Lagian gak bau ini kok,” balas Habibah.
“Bau sih ngga, tapi ketutnya itu loh terngiang-ngiang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Roman pour AdolescentsIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!