11╭⁠☞Orang-orang berkelakuan random

2 2 1
                                    


Gak semua orang bisa merasakan kerandoman yang kita ciptakan.
_pikit Ntin_

*****

Thiksana masih mengingat jelas pertama kali ke empat sahabatnya itu main pas pulang dari kolam renang. Habibah yang berceletuk ingin main ke rumahnya dan Thiksana yang ayyok-ayok saja. Waktu itu Siska, Habibah dan Grisca naik motor, sementara Thiksana dan Novelia naik angkot karena kekurangan motor. Waktu itu ibunya menyuguhi mereka gorengan tempe khas buatan Ibu Thiksana. Dan tentunya mereka memakannya dengan senang hati karena lapar plus rasanya sangat enak. Dan karena itulah tiap kali bermain ke rumahnya, Thiksana akan menyuguhi mereka dengan makanan itu.

Saat ini pertama kalinya mereka akan bermain ke rumah Novelia. Tadinya, Thiksana menolak karena tidak bisa  ada halangan untuk membuat video presentasi disekolah dengan temannya yang lain. Tapi mereka mulai melobi Thiksana dengan rayuan bujukan berbagai hal membuatnya mau ikut tapi dengan syarat dia akan ke sekolah dulu. Setelah pulang dari sekolah dia akan menyusul.

Sesuai rencana, hal itu berjalan dengan lancar hanya saja Thiksana sedikit kaget saat sampai rumah Novelia, pintunya ditutup begitu keras, dan saat masuk ke dalam mereka mulai menyalakan lilin. Otomatis Thiksana sangat terharu, ulang tahunnya memang hari kemarin, tapi dia tak bereskpetasi akan diberi kejutan seperti itu. Walaupun diselingi tatapan meledek dari mereka, tapi setidaknya Thiksana terharu sampai bergeliat seperti cacing kepanasan. Dan sialnya, Habibah memvideokan dirinya dan langsung dibuat status WhatsApp.

"Bibah aaaa ngapain make dividio? Jelek ini anjir kayak cacing kepanasan," jeritnya membuat mereka makin kesenangan.

"Terserah dong, suka-suka gue."

"Ih malu Bah, coba lihat udah berapa yang lihat?"

Dan ternyata sudah banyak, Thiksana makin mencak-mencak dibuatnya. Tapi keadaan bisa teratasi kembali dengan ucapan Novelia yang menyuruhnya segera potong kue. Dengan malu-malu layaknya putri malu, Thiksana memotong kue itu dengan sangat lama yang membuat mereka amat sangat jengkel melihatnya.

"Ah anjir motong aja lama banget," ujar Novelia.

"Ih, ini teh harus dengan penghayatan tau."

"Halah."

“Bentar aku video dulu, happy birthday Siska, happy birthday Bibah, happy birthday Opet, happy birthday Siska!”

“Buru potong anjir lama banget greget aing mah,” sembur Novelia.

“Ya sabar dong.”

“Iya sok gimana lu aja deh!”

"Eh, Bah btw gak nyangka banget bakal dikasih bolu. Bukannya ini buat mantan pacarmu itu?"

"Enggak lah, ngapain beliin mantan pacar. Kan waktu itu elo yang minta dikasih bolu."

"Ya kirain gak bakal diiyain beneran, tapi btw terimakasih."

Habibah hanya mengangguk, sedangkan Siska dan Grisca mulai mencolek sedikit bolu itu.

"Enak banget nih kalo gratisan mah."

"Ya iyalah gak ngeluarin modal sama sekali."

"Beli berapa bah segede gini?"

"Lima belas ribu, murahkan?"

Setelah aksi potong kue yang amat dramatis, selanjutnya mereka santai-santai sambil nyemil dan tak lupa memainkan jeruk Bali yang dibawa Thiksana. Grisca memainkan peran seolah-olah jika dia sedang hamil dengan memasukkan jeruk bali ke dalam baju yang ia kenakannya.

"Anjayy keluarga gen gempa bumi!" pekik Thiksana seraya membaca nama yang tertulis dibaju kaos Novelia.

"Bukan eh, gen halilintar ini teh."

"Hamil anak siapa itu, Ca?"

"Masih kecil udah hamil mana gak ada Bapaknya lagi."

Dan berbagai kata-kata yang meledek seru-seruan terus bersahutan hingga mereka capek sendiri.

"Pet tahu gak sih, aku waktu hari Senin kesel banget sama kamu."

"Kesel kenapa?" tanyanya sewot.

"Tahu gak sih aku sakit hati waktu kamu nyuruh pulang sambil ngomongnya tuh kek sinis gitu. Emang sih udahnya kita baik-baik lagi, cuma kesel aja gitu."

"Ya elo juga ngerengek mulu mau pulang, gue juga kan mau. Mana lagi laper lagi, elo ngerengek mulu sih, jadi kena imbasnya."

"Udah-udah jangan pada dendam deh."

"Ih biarin hey biar saling terbuka. Biar pada intropeksi diri."

"Iya juga sih, kita itu harus terbuka biar pertemanannya awet. Jangan saling sindir kalo ada salah langsung ngomongin aja."

"Nah bener tuh."

Diluar hujan turun begitu deras, mereka yang bosan mengajak untuk bikin rujak. Yang tentunya disponsori lagu galau bukan dangdut. Anehnya lagi, lagunya galau tapi perasaannya sedang pada bahagia. Mana pada cengar-cengir membicarakan hal random.

WELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang