Kecewa itu saat kita mengerjakan sesuatu secara maksimal tapi malah dikira buatan orang lain.
_batin Ntin_******
Diakhir masa PKL habis, tepatnya hari jumat, 5 Oktober 2023 Thiksana merasa perpisahan PKL ini terasa tak jelas. Dimana Pak Mulki yang pergi ke Bandung, Pak Agung yang acuh tak acuh. Semua terasa hambar, tak ada salam perpisahan hangat yang mengharukan. Yang ada rasanya ingin menangis karena berasa mereka memang tak dibutuhkan disitu.
Berbeda dengan Thiksana yang berada dikampus 1, ternyata sahabatnnya yang PKL dikampus 2 lebih lumayan enak. Mereka diajak dulu makan bersama alias ngaliwet gitu, seenggaknya perpisahan mereka ada rasanya tidak hambar seperti yang dirasakan Thiksana dan teman sekelompoknya.
Setelah 4 bulan melaksanakan prakerin, akhirnya mereka kembali lagi ke sekolah dengan beban yang tiada tara. Contohnya saat ini Thiksana mati-matian ngebut menyelesaikan laporan, PPT dan codingan web dalam waktu tiga hari. Sebenernya ini tugas bersama namun entah kenapa yang lainnya sangat banyak alasan hingga membuatnya mengerjakan sendiri, entah alasan tidak punya laptop atau tidak mengerti. Terus menurut mereka apakabar dengan Thiksana yang ngebut dalam mengerjakan semuanya sendiri? Mereka memang sempat membantunya, cuma itu hanya sekitar 10% dari 100% yang Thiksana kerjakan sendiri.Jujur Thiksana iri dengan kelompok Siska yang saling melengkapi, Habibah, Novelia dan Grisca mereka mengerjakan bersama dengan pembagian yang rata, sehingga tugas tidak ditanggung sendiri melainkan bersama-sama.
Hal yang membuat Thiksana sakit hati, parahnya pas presentasi ke Ibu, web buatan Thiksana dituding bukan buatannya sendiri melainkan buatan pihak kampus tempat PKLnya, memang ini termasuk salahnya karena dia lupa menulis copyrightnya atas nama UPI harusnya atas nama dia atau kelompoknya. Maklum karena web itu awalnya tugas mandiri dari Pak Mulki untuk coba-coba saja. Makanya Thiksana agak sungkan untuk menulis namanya sendiri. Web itu memang meniru web yang asli, hanya saja Thiksana memodifikasinya dengan mencari referensi untuk layout serta codingan buatannya sendiri tanpa meminta codingan dari kampus. Dia hanya meniru data-data yang ada saja tidak lebih.
Bayangkan jika kalian jadi Thiksana, capek-capek mengerjakan dengan totalitas tanpa batas dan dituding ini-itu. Mana punya temen kelompok lebih banyak planga-plongo harus disuruh-suruh. Thiksana akui jika Dhinie dan Reva setidaknya mereka punya inisiatif menemaninya atau membantunya dalam mengetik, sedangkan Novi dan Aulia mereka nyebelin parah dimana harus banget disuruh-suruh mana cuek lagi bodo amatan. Intinya Thiksna kapok sekelompok dengan mereka.
*****
Semenjak PKL selesai, akhirnya Dhinie, Novi dan Reva sering bergabung dengan WELS. Sebenarnya awalnya karena Thiksana jadi dekat dengan mereka serta tempat duduk mereka yang sebaris panjang bersisian delapan orang yang membuat mereka dekat.
Lagi-lagi yang membuat grup itu berawal dari tugas PKDK, dimana Thiksana yang membuat grup whatsApp dengan anggota 8 orang yang diberi nama “Kamu Gak Jelas Aku Lepas”. Sebenarnya kata-kata itu berasal dari mulut Dhinie dan Habibah yang membuat Thiksana menamai grupnya itu dengan kalimat itu.
Tapi beberapa bulan kemudian, sircle banyakan itu bukannya makin kompak ini malah agak terpecah belah. Mana akhir-akhir ini dijam istirahat itu Grisca yang sibuk sendiri, moodyan parah. Novelia yang diambil alih Sovia dan Sipa. Sementara Habibah, Siska, Thiksana, Reva, Dhinie, dan Novi masih sering kekantin bersama.
Waktu itu pelajaran PWPB entah kenapa tiba-tiba Sipa mendekati Novelia dan Sovi. Menurut kabar burung, katanya Sovia yang keluar dari sircle Clara gegara gak mau dikatain murahan. Serta Sipa yang tiba-tiba dijauhi oleh sirclenya.
Novelia memang orang yang mudah akrab, tapi seakrab-akrabnya dia, biasanya cewek itu tak akan meninggalkan WELS untuk orang lain. Tapi kali Di saat istirahat pun dia lebih sering memilih bersama Sovia dan Sipa ketimbang sahabatnya sendiri.“Hei si Opet kenapa sering sama mereka berdua itu sih?” tanya Dhinie.
Thiksana yang memakan cilok, sontak berhenti mengunyah, “gak tahu deh.”
“Biarin aja lah, nanti juga balik lagi ke sini,” ujar Habibah.
“Tapi agak aneh ya, si Sipa tiba-tiba pindah ke jajaran bangku kita, terus tiba-tiba ngedeketin si Opet sama si Sovia,” ucap Dhinie.
Siska yang sedang scroll tiktok melirik ke arahnya, “kayanya ada masalah yang gak kita tahu deh.”
“Tapi ya, sircle kita mah kaya pembuangan anjir,” celetuk Grisca.
“Iya anjir kaya pelampiasan,” timpal Habibah.
“Tapi pas waktu pelajaran PKDK yang dia minta ganti jadi sekelompok sama kita nih ya aku kan nanya gitu ada masalah apa. Dia bilang diadu domba sama si Meli ke si Lisa, Suri dan Zira. Tapi aku gak tahu juga ya, soalnya kata si Sipa pas PKL aja dah terjadi problem gitu,” jelas Thiksana.
“Haduh rungkad,” balas Dhinie.
“Tapi Thik, gue mah kaget pas lu masukkin dia ke grup. Kata gue anjir ko tiba-tiba dia ada komen chat gitu,” ujar Novi.
“Iya lu mah gak ngasih tahu kita dulu gak jelas deh,” timpal Dhinie.
“Iya maaf kan tadinya dia minta dimasukkin ke grupnya tuh pas aku lagi di asia plaza sama si Bibah, Siska, Opet, Ica, ya aku izin ke mereka aja karena pada saat itu mereka yang ada di depanku.”
“Oh gitu ya Kak.”
“Tapi saya jadi gak enak tahu situasi gini tuh, ke si Zira gak enak, ke si Sipa gak enak. Ujung-ujungnya tuh kaya canggung padahal kita gak mihak ke siapa-siapa,” ujar Siska.
“Iya anjir mana si Suri sama si Meli mah keliatan banget bencinya tuh kalo kita lagi bareng si Sipa,” timpal Grisca.
“Iya guys seharusnya mah kita tuh mempersatukann mereka lagi,” saran Thiksana.
“Tapi kayanya susah deh, soalnya mereka sama-sama keras kepala egonya tinggi,” ujar Habibah.
“Tapi nanti bisa dicoba dulu, kita pertemukan mereka supaya minta maaf baik-baik. Setidaknya gak temenan deket kaya dulu juga si Sipanya gak bermasalah sama sirclenya ataupun sebaliknya,” ujar Siska.
******
“Eh sis kamu dah tahu belum katanya pak oppak mau nikah sama Bu Nita guru OTKP bulan Desember?” tanya Thiksana.
“Wah kata siapa lu?” bukannya Siska yang berkomentar duluan, ini malah Habibah.
“Ih kata si Dhinie anjir, terus aku iseng liat di ig beliau ternyata bener deh kayanya mana si Ibuya sampai digambarin wajahnya sama Pakk Ivan,” jelas Thiksana.
“Wah Sis lu ditinggal nikah,” ujar Grisca.
“Yah patah hati,” ledek Novelia.
“Biasa aja, lagian saya cuma suka-sukaan doang kali,” balas Siska.
“Ah masa?”
“Bener anjir, saya suka beliau karena becandaan doang sama kalian, gak seserius si Bibah ke Kang Azzam,” jelas Siska.
“Wah jadi bawa-bawa gue,” kesal Habibah tak terima.
“Ini kita kok gak ada yang happy ending ya? Gue ditinggal tetangga pacaran sama yang lain, Habibah juga, terus ini si Siska mau ditinggal nikah,” ujar Thiksana.
“Makanya diem aja kaya si Opet gak suka siapa-siapa, jadi aman aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Dla nastolatkówIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!