Pada saat H-1 foto yearbook akan dilaksanakan. Thiksana dilarang dandan dirumah Habibah karena katanya jarak tempuhnya jauh. Lebih parahnya lagi dia diungsikan ke rumah Tetehnya, dan didandani oleh tetangga Tetehnya. Paling sebelnya lagi pas dijemput oleh Kakak iparnya ia dituding main bersama pacar pada saat pulang malem dari rumah Habibah. Gosip itu tentunya muncul dari Kakanya yang ke tujuh. Lemes dan sering menudingnya aneh-aneh. Entah motifnya apa yang jelas waktu itu Thiksana bersama Siksa hanya mencoba makeup dan ke cegat hujan makanya pulang malam, tidak seperti yang dikatakan Kakaknya.
“Neng kalo punya pacar tuh ajak ke rumah, jangan dipinggir jalan atau ke rumah temen. Mana balik malem lagi, si bapa khawatir sama si ema kasihan,” ujarnya.
“Apa sih orang cuma main dirumah temen, gak ada pacar ini,” balas Thiksana.
“Itu kata si Randi katanya pulang malem abis pacaran, ditelpon gak diangkat,” ujarnya lagi.
“Ya kan pas itu aku udah ngechat dia minta izin.”
“Iya intinya pacaran boleh, tapi bawa ke rumah biar si Ema Bapa tahu.”
“Ih orang gak punya pacar.”
“Emang pacarnya orang mana sih gak mau diakui?”
“Ih pokoknya gak ada.”
Diperjalanan tak henti-hentinya Thiksana mendumel kesal dalam hati. Dia pengen cepet-cepet sampai rumah Tetehnya.
******
Keesokannya Thiksana sudah dirias oleh tetangga Tetehnya. Hasil awal lihat dikaca dalam rumah hasilnya bagus. Dan parahnya setelah sampe gedung DPR, Thiksana merasa minder sendiri pada saat teman-teman yang lain pada cantik, sementara dirinya di make up ngekrek gak nyatu dengan kulit, mana keliatan dempul lagi.
“Aduh Thiksana ini yang dimakeupin sama Teteh kamu tuh?” tanya Grisca.
“Bukan Teteh, tapi tetangganya,” jawab Thiksana.
“Anjir hasilnya, eh itu bulu mata mau copot,” ujar Dhinie.
“Aaaaa…. tolong benerin dong, ini tadi dikasih lemnya suruh bawa,” ujar Thiksana.
“Ke si Dhinie tuh, lu mah waktu itu suruh makeup sama kita aja malah keukeuh mau nurutin kemauan orang tua, jadi hasilnya gitu kan?” ketus Grisca.
“Ya kan gak tahu bakal gini hasilnya Ca,” balas Thiksana sedih.
“Coba deh itu ke si Dhinie benerin dulu bulu matanya!” suruh Grisca.
Siska dan Habibah yang berada disana hanya menatap prihatin pada Thiksana, setelah itu mereka berlalu untuk foto-foto diarea alun-alun. Sementara Thiksana ditinggal bersama Dhhinie, Novi dan Reva.
“Ini pas dimakeupnya gimana sih Thik bisa gini?” tanya Dhinie.
“Gak tahu, orang si Tetehnya makeupin sambil masak coba. Bolak balik ke dapur,” jawab Thiksana.
“Anjir kaya gak niat banget,” responnya.
“Bayar berapa itu Thik? Gue juga ini dimakeupin tetangga bayar tiga puluh ribu,” ujar Novi.
“Tadinya mau dibayar, tapi dianya gak mau jadi gratis,” jawabnya.
“Syukur deh kalo gak bayar, make up gini kalo bayar sayang anjir makeupnya juga gak bagus,” seru Dhinie.
“Iya ih gak mau lagi deh kaya gini, kirain bakal bagus.”
*******
Novelia datang ke gedung DPR agak telat gegara macet dan mobil grabnya lama. Dia datag bersama Sipa karena mereka dimakeup oleh bibinya dirumah Novelia. Sepanjang perjalanan teman-temannya pada meliriknya. Bahkan banyak yang memujinya. Teman-temannya pada pangling melihat Novelia yang bodo amatan penampilannya tiba-tiba cantik seperti cewek feminim.
“Senyum satu dua tiga, (cekrek)” Aa fotograper itu melihat dulu hasilnya.
“Wih bagus hasilnya,” komentarnya, “eh bro tolong fotoin dong dari belakang,” ucap si Aa memberikan ponsel miliknya pada temannya yang mengarahkan gaya. Temannya hanya menurut.
“Senyum satu dua (cekrek) bagus euy cocok nih buat foto prewed bersama,” celetuk si Aa.
“Iya bagus buat foto prewed kita nanti,” balas Novelia bercanda.
“Waduh, jadi mau kapan nih acaranya?”
“Tunggu aja siapa tahu secepatnya.”
Sontak teman sekelasnya yang lagi ngantri foto mencie-cie Novelia dengan si Aa. Lebih uwunya lagi, foto si Aa yang lagi ngejepret Novelia diposting distory instagramnya si Aa. Sayangnya yang mengetahui itu Sipa dan Thiksana, karena kandidat tersangka cuek dan bodoamatan.
Jika kalian pikiir Novelia akan baper digituin? Jawabannya tentu tidak. Karena Novelia cuma becanda. Bodoamat dengan si Aa nya yang akan baper. Toh dia tak rugi juga.
******
Besoknya setelah kembali ke sekolah, kelas 12 RPL mendapat kabar bahwa vidio transisi mereka kemarin viral diruang guru. Berawal dari Bu Kiki a.ka walikelasnya yang memposting video itu hingga guru lain yang meminta juga turut adil memposting di story whatsAppnya masing-masing.
Walaupun badmood karena fotonya tidak sesuai ekspetasi tapi setidaknya mereka viral karena memilih konsep DPR. Kata Bu Kiki kemarin mereka cantik-cantik saat memakai kebaya kutu baru hitam dipadukan dengan rok/samping batik dan selendang merah.
“Wih ada Ibu-ibu pejabat lewat nih,” ujar Pak Said agak meledek, beliau itu guru agama yang friendly abis, walaupun rumornya dia bisa membaca pikiran seseorang.
“Ih si Bapak bisa aja,” balas Clara.
“Siplah udah kaya pejabat anak rpl 4 mah,” guraunya.
“Amin pak amin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Fiksi RemajaIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!