Pertama kali tuh harusnya diberi pengalaman menakjubkan ya, bukan bikin anak orang menyedihkan.
_batin Thiksana_******
Sorenya Thiksana bingung untuk meminta izin pada orangtuanya. Dia agak sungkan apalagi sedang ada Teteh dan Kakak iparnya yang berkunjung ke rumah. Dia takut tak diberi izin. Maka dari itu dengan sabar dia menunggu sang Kakak pulang. Agar dia lebih leluasa. Selepas magrib Habibah mengabari akan menjemputnya pukul setengah 7 malam. Dengan nyali gede segeda pohon beringin, dia menghampiri kedua orangtua Thiksana dan meminta izin untuk mengajaknya main dengan jaminan diantar pulang kembali.
Sesampainya di pasar malam, mereka berdua berkeliling terlebih dahulu sambil menunggu Grisca dan Hardiman datang. Habibah dan Thiksana memutuskan untuk naik kora-kora. Jujur ini pertama kalinya Thiksana naik wahana seperti ini. Mereka duduk dikursi bagian depan alias pertengahan pembatas. Dibelakangnya ada dua cowok boti yang menjerit histeris saat kora-kora mulai dimainkan.
“AAAAAAA ALLAHU AKBAR YA ALLAH NGALENYAP!” teriak Habibah.
“HAHAHA!”
“ASTAGFIRULLAHAZIM YA ALLAH!”
“AAAA ANJING BANGSAT!” teriak cowok yang berada dibangku kursi belakang Thiksana dan Habibah.
“INALILAHI YA ALLAH!”
“AAAAAAAAA HAHAHA”
“MELEPASKAN BEBAN PWPB!”
“AMPUN IH!”
“MAMAH HAHAHA”
“ALLAHUAKBAR WELL!”
“ANJIR!”
“Lihatnya ke atas coba biar gak terlalu serem,” saran Thiksana yang sedari tadi berusaha tetap cool.
“Lebih serem anjir kaya terbang hahahha!”
“ALLAHUAKBAR ASTAGFIRULLAH!”
“YA ALLAH KO LAMA BANGET INI, TIDAK BISA STAY COOL MAAF!”
Sedari tadi Thiksana ngakak mendengar jeritan orang-orang apalagi dua boti yang berada dibelakangnya. Anehnya ada satu cewe disebelah kiri Habibah yang tetep kalem tanpa teriak dan tanpa ketawa-ketiwi. Entah sudah terbiasa atau orangnya sangat kalem abis atau teralu banyak beban hidup.
“Anjing gemetar aing mah, si Ica mana?”
Thiksana menggeleng sembari melihat keadaan sekitar. Mereka turun dari wahana kora-kora dengan keadaan agak gemetar. Maklum kondisi perut dipertaruhkan diatas sana. Gejolak rasa ingin muntah sangat terasa namun tak kunjung keluar.
“Hei!” sapa Grisca.
Habibah dan Thiksana menengok, disana sudah ada Grisca dan Hardiman yang berpegangan tangan.
“Lama banget lu Ca kemana aja?”
“Iya kan tadi keliling dulu pas lu bilang mau naik wahana.”
“Ih Ca padahal tadi kamu ikutan naik, seru tahu,” ujar Thiksana.
“Ih Ica tuh lagi gak ada uang.”
“Yah padahal seru Ca.”
“Sekarang kita mau kemana nih? Jajan apa keliling dulu?” tanya Habibah.
“Keliling aja dulu sih.”
Thiksana dan Habibah berjalan lebih dulu diikuti Grisca dan Hardiman. Tak terasa mereka berjalan sampai ke tempat parkir berada.
“Lu mau jajan apa Thik?” tanya Habibah.
“Gak tahu bingung, kalo Bibah?” Thiksana malah bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Teen FictionIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!