Pantang mundur sebelum tergapai!_visi Ntin untuk Uti_
*****
Hari Jumat adalah kegiatan P5 bagi kurikulum merdeka angkatan kelas sepuluh. Karena angkatan kelas sebelas itu termasuk kurtilas (kurikulum 2013) maka di perintahkan untuk mengikuti angkatan kelas sepuluh yang sudah kurikulum merdeka karena katanya belajar tak akan kondusif jika sebagian ada diluar dan didalam ruangan. Ya, jadi kegiatan P5 itu dilaksanakan diluar ruangan. Karena kelas dua belas masih mengerjakan PKL, otomatis kelas sebelas jadi sangat dianjurkan mengikuti kegiatan itu juga.
Selepas solat Dhuha dan materi P5 kelas X dan XI diperintahkan untuk membersihkan kelasnya masing-masing. Di kelas XI RPL 4, murid-murid mulai menyebar membersihkan ruangan, dan pastinya dari kegiatan ini ada minusnya, yaitu beberapa orang berleha-leha duduk diluar kelas enggan membantu membersihkan kelas.
Sedari tadi Siska membersihkan lamat-lamat yang ada di area kipas angin yang berada nempel di atas langit-langit kelas. Dibantu dengan Grisca yang naik ke atas kursi yang disimpan diatas meja agar tingginya hampir setara dengan kipas angin itu. Habibah yang berada di belakang kelas, membantu temannya yang sedang mencopot plastik yang menutupi udara ke luar. Sementara Novelia, cewek itu sedang duduk santai bermain ponsel scroll tiktok diluar kelas. Sedangkan Thiksana, cewek itu sudah geram bolak-balik menyapu membersihkan debu yang terus menambah. Salahnya juga sih, harusnya setelah selesai orang-orang membersihkan debu yang berada diatas ruangan baru disapu. Ini malah nekat, alhasil capek sendiri.
Tak berselang lama Pak Wisnu bolak-balik kedalam-keluar kelas untuk memantau kinerja murid-murid dalam membersihkan ruangan. Hingga kelas sudah bersih, murid disuruh keluar untuk menunggu lantai kering, karena masih basah sehabis di pel.
Diluar kelas, seperti biasa kelas ini terbagi menjadi beberapa sircle, diantaranya masing-masing berkumpul dengan sohibnya masing-masing. Kebetulan sekali Thiksana, Novelia dan Siska duduk dekat kelas X PPLG 1. Disana itu kelasnya Pak Ivan a.k.a crusnya Siska. Jangan ditanya bagaimana reaksi Siska, cewek itu senyam-senyum centil karena diledek oleh tatapan Thiksana. Karena memakai cadar, Thiksana tak bisa melihat cengiran langsung dari cewek itu.
Dengan iseng Thiksana membuka aplikasi kamera, lalu ia arahkan ke arah Siska dan Pa Ivan yang duduknya bersebelahan hanya terhalang oleh satu murid. Jadi posisinya Thiksana duduk di lantai yang agak tinggi berhadapan dengan mereka.
Thiksana menatap Siska dengan tatapan menggoda. Sembari tersenyum geli, melihat temannya yang sedang salting.
"Ih apaan sih," dengkusnya setengah kesal setengah bahagia.
"Na, lihat nih.." Novelia berujar seraya memperlihatkan video tiktok lucu yang membuat Thiksana tertawa, sontak Siska pun ngintip dan ikut tertawa bersama.
"Eh, satu kata untuk hari ini!" Tiba-tiba saja Siska memvideonya sambil mendekatkan ponsel ke arah wajah Thiksana.
"Pulang!"
"Masa pulang sih Thik," dengusnya. Kemudian mendekatkan hpnya ke wajah Novelia, "Satu kata untuk hari ini?!"
"Capek!"
"Yeh capek abis ngapain sih Anda, perasaan dari tadi duduk manis mulu!"
"Mikirin hidup juga capek kali!"
"Dih, hidup mah gak usah terlalu dipikirin kali!"
Diam-diam Thiksana curi-curi pandang melihat Siska dan Pak Ivan, sekilas mereka itu cocok sama-sama tinggi. Tapi masalahnya beliau itu guru, Siska itu murid. Perbedaanya itu terlalu jauh tapi masih bisa saja digapai. Hanya butuh effort dan mental yang kuat.
Omong-omong, dulu Thiksana saat kelas sepuluh tak pernah melihat sosok Pak Ivan. Malahan Siska dan Novelia yang sering nongkrong di luar kelas pun menyadari bahwa mereka juga sebelumnya belum pernah melihat Pak Ivan. Seperti pada waktu itu Thiksana yang pada hakikatnya kepo overdosis, bertanya pada keponakannya yang sudah lulus dari sekolah ini. Dan katanya nama Pak Ivan emang baru-baru ini terdengar, soalnya dulu belum pernah sama sekali melihatnya.
"Satu caption untuk hari ini?" Siska kembali menodong kamera ke arahnya, Thiksana yang melirik Pak Ivan pun melihat jika beliau sedikit melirik ke arah kelakuan mereka. Sedikit curi pandang pada Siska yang sedang mode aktif.
"Bentar ku cari dulu di aplikasi cerdasional, btw disini banyak loh caption-nya," ujar Thiksana seraya membuka aplikasi tersebut.
"Ya udah buru, eh Opel dulu deh," Siska mengarahkan kamera nya pada wajah Novelia "satu caption untuk hari ini?"
"Pengen pulang mau rebahan!"
"Dih." Siska mendelik malas.
"Nih ada," Thiksana menepuk kaki Siska.
"Mana buru!"
"Gengsi tidak dilarang, hanya tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk merugikan diri sendiri"
“Asik!” Heboh Siska seraya bertepuk tangan, yang membuat Pak Ivan semakin melirik ke arah cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Roman pour AdolescentsIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!