Hari-hari menjelang PKL mereka disibukkan untuk prepare berbagai materi yang sekiranya nanti dibutuhkan. Murid-murid berbondong-bondong mencari instansi yang akan mereka tempati selama PKL berlangsung.
Thiksana dan Siska mencari tempat PKL yang kiranya bisa lima orang. Tadinya dia ingin di Dinas Pendidikan, hanya saja kata Bu guru, instansi itu sudah penuh dan pasti nanti akan menganggur jika terlalu banyak yang masuk. Maka dari itu pilihannya hanya di kampus UPI Sumedang.
"Guys ini kata si Ibunya teh yang kosong cuma ada di UPI, gimana?"
"Iya ih, tadinya mau di Dinas Pendidikan tapi katanya udah penuh takutnya nanti kita nganggur gak ada kerjaan disananya."
"Ya udah gak papa atuh di UPI juga."
"Gue gak mau ya kita dipisah."
"Sama ih, takut anjir."
"Ya iyalah siapa juga yang mau dipisah sama kalian. Rencana awal kan kita emang mau di tempat PKL yang sama."
"Ya udah jadi ini fiks kita di UPI aja?"
"Iya udah disitu aja, biar bareng semuanya. Emang susah sih kalo mau nyari yang bisa sama-sama mah."
"Oke, hayu Sis kita ke Ibu lagi buat konfirmasi. Bener ya ini kita list?"
"Iya sok list aja kita mah ngikut aja!"
*****
Menjelang beberapa hari menuju PKL murid-murid mendapatkan pelatihan khusus untuk bekal selama nanti PKL. Masing-masing dikelompokkan sesuai instansinya nanti. Saat praktik beberapa hal dasar seperti cara mengetik, menulis diword atau menerapkan rumus diexcel tampaknya Siska, Habibah, Novellia, Grisca dan Thiksana nampak pede saja. Karena sebelum ini mereka sering berlatih saat kursus komputer.
“Bangga banget saya bisa kek begini,” ujar Siska.
“Iya, kalo gak kursus pasti gak bakal sekalem ini karena gak bisa,” balas Thiksana.
“Tapi kalo gue sih bisa aja ya karena sering nonton tutor di ig,” balas Novelia.
Ya, diantara kelima cewe bersahabat itu, yang sangat lumayan fasih memainkan laptop itu Novelia. Karena tontonan reels cewek itu kadang fyp tentang excel atau rumus-rumus papan ketik.
“Tapi bener anjir kursus tuh berguna banget buat kita yang awalnya kurang bisa,” ujar Habibah.
“Iya Bah, soalnya kan kalo Cuma ngandelin komputer sekolah kurang efektif,” balas Grisca.
“Iya mana kita mah kerjaanya ngoding mulu lagi, udah muak aku mah,” ujar Thiksana.
“Iya makanya tugas buat web juga saya mah belum dilanjut-lanjut, padahal deadlinenya bentar lagi,” balas Siska.
“Tapi, sis lu masih mending ada laptop, lah gue, Bibah sama si Thiksana ngandelin komputer sekolah,” balas Grisca.
“Tapi Ca gue aja yang punya laptop sama aja tetep males ngerjain,” timpal Novelia.
“Eh Thik anter ke toilet dulu yuk pengen pipis nih!” ajak Habibah.
“Hayu, izin dulu sana sama si Bapak!”
*****
“Thik, dipacuan ada pasar malem loh,” beritahu Habibah.
“Wah masa?”
“Iya, nanti malem kesana yuk ajak si Ica biar dia sama ayangnya kita berdua.”
“Pengen sih tapi takut gak dikasih ijin, terus kesananya gimana?”
“Nanti gue kerumah lu, gue jemput deh.”
“Ya udah nanti kamu sekalian minta izin ke emak bapaku ya!”
“Serasa jadi pacar lu gue kalo begitu.”
“Ya kan biar diizinin, Bah. Soalnya aku gak pernah keluar malam buat main sama temen.”
“Ya udah iya nanti kalo jadi gue kabarin lagi via WA oke?”
“Semoga jadi, soalnya pengen banget kayanya seru.”
"Mau kemana kalian?" tanya Siska kepo mendengar sedikit pembicaraan keduanya.
"Mau ke pasar malam, ayok mau ikut gak, Sis?"
"Dimana?"
"Di Pacuan kuda."
Siska merenggut kesal. Dalam hati pengen ikut, tapi sadar diri rumahnya jauh. Mana pasti gak bakalan diizinin sama Mamanya kalo cuma sekedar main ke pasar malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELS
Novela JuvenilIni bukan cerita tentang eskrim wols apalagi trend barudak well, tapi ini cerita wels. Wacana Elit Laksana Sulit. Tentang jatuh bangun percintaan lima persahabatan yang sering bergosip ria disertai adu nasib. Cekidot.....!