19╭⁠☞Masa PKL

2 2 1
                                    


Walaupun berat tapi jalani aja!
_kataguemah_

******

Setelah pertimbangan panjang tanpa ada negoisasi lagi, Thksana memutuskan PKL dikampus 1, perihal tugas akhir membuat web dan laporan gimana nanti saja. Di hari pertama masuk PKL semuanya berkumpul dikampus 1, dan ternyata mereka hanya diabsen saja karena dosen-dosen dan mahasiswanya sedang ada acara ditempat lain. Intinya mereka dibebaskan dan boleh berkeliling melihat-lihat kampus yang sepi itu.

“Guys mumpung pulang masih pagi gini, mending kita main dulu,” usul Siska.

“Kemana?” tanya Thiksana.

“Kerumah si Bibah yuk!” ajak Grisca.

“Boleh hayu,” sahut Habibah.

“Vel kamu mau ikut?” tanya Thiksana.

“Hayu aja gue mah,” jawbanya.

“Kalo kalian Dhinie, Reva, Novi mau ikut gak?” tanya Thiksana.

“Enggak deh, gue gak tahu jalannya,” jawab Dhinie.

“Kan bareng sama kita, hayu lah Teteh Dini,” ujar Grisca.

“Enggak ah males gue mau pulang aja,” balasnya.

“Lu Rev, Nov, mau ikut gak?” tanya Habibah.

“Ikut naik apa? Mobil? Males ah gue mau pulang aja,” jawab Novi.

“Rev hayu ikut aja sama aku, pulangnya nanti bareng!” ajak Thiksana.

“Enggak deh, aku mau pulang aja,” jawab Reva.

“Padahal ikut aja Rev,” ujar Siska.

Reva hanya menggeleng sambil tersenyum tak enak hati.

“Ya udah Rev ayo kita pulang aja bareng ke depannya!” ajak Novi.

“Ya udah hayu,” jawab Reva.

“Kita duluan ya guys,” ujar Novi.

“Iya.”

“Guys ini motor kan ada dua, gimana kalo yang gak bawa motor naik angkot aja, jadi gue sama si Ibah naik motor, tar disananya ada yang reptil aja gimana? Soalnya kalo dari sini reptil takut ada polisi,” jelas Siska.

“Oh ya udah boleh mending gitu aja,” balas Habibah.

“Ya udah, yuk Thik, Ca kita naik angkot duluan,” ajak Novelia.

“ Yuk!”

Sesampainya di Cimalaka, Grisca membonceng Novelia dan Thiksana, mereka reptil naik motor untuk sampai menuju rumah Habibah. Siska dan Habibah hanya menertawai mereka seraya memvidionya.

“Kaya jamet anjir reptil gini,” ujar Grisca.

“Biarinlah daripada jalan kaki lama mana jauh panas lagi,” jawab Thiksana.

“Kurang motor atuh da ini teh.”

******

Hari demi hari mereka lalui, diawal-awal PKL mereka mengeluh tak betah khususnya Thiksana. Karena ternyata PKL dikampus 1 itu pembimbingnya jarang ngasih tugas. Ketimbang kerja mereka lebih banyak bersantai. Thiksana bukan tak ingin nyantai, hanya saja dia butuh tugas untuk ditullis dibuku jurnal PKL nya. Untung saja ada Pak Mulki, suaminya Bu Dini guru BK disekolah yang ternyata baru masuk kerja di kampus UPI barengan dengan yang PKL. Beliau dengan suka rela mengajukan sebagai guru pembimbing kedua untuk Thiksana, Reva, Dhinie, Novi dan Aulia. Beliau mengajarkan beberapa hal dasar tentang coding, mulai dari bahasa python, HTML, CSS dan PHP. Disisi lain beliau juga sering memberi tugas seperti membuat blog atau artikel. Diawal-awal Thiksana harus beradaptasi dengan segalanya, entah itu soal pertemanan atau lingkungan. Awal-awal PKL di UPI itu sangat membosankan, tapi lama-kelamaan Thiksana jadi betah juga.

WELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang