26╭⁠☞Perpisahan

1 1 0
                                    


Sedari tadi Grisca galau gara-gara paket pesanannya yang tak kunjung datang, padahal perpisahan akan diselenggarakan beberapa hari lagi. Jadi dia memesan baju kebaya warna merah maron untuk acara perpisahan nanti. Berawal dari berkeliling ke mua-mua kenalan Neneknya, hingga dia sama sekali tak menemukan baju yang dia inginkan. Sehingga dia memutuskan untuk memesan saja lewat aplikasi online alias shopee.

Berbeda dengan Grisca, Novelia malah santai-santainya berdiam diri tanpa kepikiran mencari mua ataupun yang lainnya. Karena dari jauh-jauh hari dia sudah memesan kabaya dari online. Untuk makeup saja dia cukup serahkan pada Bibinya. Toh pas yearbook saja hasilnya bagus dan bikin pangling.

Sementara Siska sibuk mencoba baju bekas wisuda Kakak sepupunya. Baju itu lumayan bagus dan cocok ditubuhnya. Dia pun mau-mau saja memakai baju itu karena masih bagus, untuk makeup dia menyerahkan pada tetangganya yang mua pengantin yang berada didekat rumahnya.

Dilain sisi, Habibah juga akhirnya menyewa baju dari mua terdekat yang pastinya tak terlalu jauh dari rumahnya. Bajunya pas sesuai ukuran Habibah, dan contoh-contoh makeupnya juga bagus. Makanya Habibah fiks saja disitu. Sipa pun ikut dimakeup ditempat Habibah akan dirias. Kebiasaan cewek itu sering ikut-ikutan Habibah.

Sementara Thiksana, dia pasrahkan sajalah mau dimakeup sama siapa juga. Toh dia sudah capek sendiri galau berhari-hari ngegalauin baju yang akan dipakai dan mua yang bagus. Intinya di perpisahan nanti dia akan memakai kebaya dari Tetehnya yang dikirim dari Bekasi  ke rumahnya, sementara makeupnya di akan ke rumah Tetehnya di Rancapurut, dan dimakeup oleh mua kepercayaan orang sana.

******

Seperti biasa dikarenakan dilarang dimakeup bareng sahabat, Thiksana di ungsikan lagi kerumah Tetehnya H-4 menuju acara perpisahan. Dihari itu pula pukul 3 sore pengumumamn kelulusan dilangsungkan secara online. Untungnya semua murid lulus. Besoknya seluruh murid kelas 12 disuruh mengambil surat kelulusan kesekolah. Thiksana yang berada dirumah Teteh kebingungan karena hanya membawa seragam otomatis dia harus kembali pulang dulu kerumah untuk membawa baju baju bebas yang sopan untuk ke sekolah. Karena disitu perintahnya pake baju bebas. Mungkin pihak sekolah tak  mau anak didiknya setelah pulang dari sekolah corat-coret baju tak jelas. Makanya diberitahukan pengumumannya saja lewat online, dan pas datang ke sekolah saja mereka diwajibkan memakai pakaian bebas.

Setelah pengambilan surat kelulusan, Thiksana, Grisca, Habibah, Novelia, Siska, Dhinie, Reva, Sipa dan Novi pergi main dulu ke asia plaza. Ngadem sambil jalan-jalan mumpung masih bisa kumpul bersama.  Lelah berkeliling melihat aksesoris, mereka akhirnya pergi ke kedai minuman dipinggir jalan karena haus, sambil menunggu minuman jadi, mereka berjajar untuk membuat transisi yang akan digabungkan dengan keadaan mereka setelah di dandan nanti. Karena hasilnya kurang bagus, mereka berencana membuat videonya depan gerbang sekolah SMK. Namun sebelum itu mereka pergi ke kedai bakso terlebih dahulu untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Setelah perut kenyang, mereka kembali ke sekolah. Didepan gerbang SMK mereka berjajar untuk difoto dan pengambilan vidio transisi, Dhinie menyuruh si Aa satpam sekolah untuk berkenan menjadi kameramennya. Dengan ogah-ogahan si Aa satpam mau membantu, tapi hasilnya sangat tidak recommended, semuanya tampak candid dan tak bagus. Sia-sia mereka bergaya sambil menahan silau jika hasilnya sangat amat jelek. Minimal si Aa satpam itu kalau tidak mau ya gak usah, mereka juga bisa mencari orang lain yang ikhlas membantu, bukannya terpaksa dan hasilnya gak ada yang bagus.

Karena bete, mereka pun akhirnya pulang. Toh disekolah juga sudah tak ada kegiatan lagi. Tinggal nunggu beberapa hari lagi acara perpisahan diselenggarakan mereka kembali lagi ke sekolah.

******

Pagi-pagi pukul 6. Disaat Novelia sudah mengirim pap sudah beres dandan. Thiksana malah santai makan bersama ponakananya. Habibah dan Sipa sudah berurutan ngepap digrup. Yang lain juga sudah mulai makeup, sementara dirinya masih santai karena si Ibu tukang riasnya belum datang juga.
Thiksana tak berekspektasi di makeup bakal menghabiskan waktu 2 jam. Si Ibu perias beberapa kali mengotak-atik bagian alisnya, mungkin karena terlalu tebal berantakan jadi susah dibentuk. Jam 8 lebih sepuluh menit, Thiksana sudah beres dimakeup, hanya saja Tetehnya harus mengantarkan dulu anaknya ke sekolah. Maka dari itu, Thiksana menunggu didepan paud ponakannya. Banyak Ibu-ibu yang bertanya mengenai dirinya, entah itu sekadar memuji atau bertanya ada acara apa. Yang paling menggelikan anak-anak kecil teman-teman ponakanya, mengira dia dandan untuk nikah, padahal mau acara perpisahan.

Sesampainya disekolah, didepan gerbang sudah ada, Siska, Habibah, Novelia, dan Sipa. Mereka menunggu Thiksana yang lelet minta ampun. Belum lagi cara jalan Thiksana yang sedikit lari-lari kerepotan membuat mereka geleng-geleng kepala. Sebelum sampai ke mereka, Thiksana ditodong tukang foto untuk begaya, karena bingung dia hanya tersenyum sambil mengangkat kedua jarinya, lalu nyengir kelinci.

Hiasan acara perpisahan lumayan terlihat elegan, tapi sangat disayangkan biaya yang telah dikeluarkan sebanyak itu hasilnya hanya seperti ini. Mana tadinya mereka berharap akan dilaksanakan di gedung asia plaza sama seperti angkatan tahun kemarin. Hanya saja kepala sekolahnya ganti jadi agak ribet, malahan tadinya acara perpisahan tak akan jadi diselenggarakan padahal posisinya para murid sudah bayar.

Saat duduk Thiksana dan Novelia tak ekspetasi bakal dikado al-quran dan tasbih diacara perpisahan ini oleh Siska. Ini mah siska nyuruh mereka tobat secara gak langsung.  Malahan awalnya Thiksana pikir Siska juga ngado cadar, karena cadar punya dia berada di dalam tas kecil kado itu. Untungnya tidak, karena Thiksana pun jika dikado barang itu belum siap memakainya. Pake kerudung aja masih lepas copot apalagi cadar.

******

Sekarang Thiksana, Novi, Siska, Dhinie,  Reva, Novelia, Habibah, Sipa, dan Grisca duduk melingkar untuk menikmati makan siang yang diberi dari acara perpisahan itu. Mungkin itu terakhir kalinya mereka makan bersama lagi. Karena setelahnya pasti susah mencocokan jadwal untuk mereka bersama-sama lagi.  Karena itu Thiksana mengabadikan momen itu dengan memvideonya.

Bukannya sedih-sedih karena ini acara kumpul terakhir, mereka malah asik ngeroasting makeup sama makanan yang kurang enak.

Setelah acara pengalungan mendali, semua murid dibebaskan untuk pulang. Sircle ‘Kamu Gak jelas Aku Lepas’ yang berisikan sembilan orang itu tentunya foto dulu di depan BC. Sayang sudah cantik-cantik tapi tidak foto kan rugi. Nah yang lebih rugi lagi mereka tidak ikut foto sekelas malah langsung pulang, tapi Thiksana, Novelia, Siska, Habibah, Grisca dan Sipa bukannya pulang kerumah tapi malah mampir ke studio foto. Mereka berfoto enam orang karena yang lain diajak gak mau.

Di momen terakhir mereka berkumpul dulu dirumah Habibah. Disana mereka berpelukan mengucap salam sayang dan perpisahan. Memang sih ini bukan terakhir kali banget, tapi ini momen yang gak akan mereka ulangi lagi. Bahkan jika hari-hari biasa mereka mana mau peluk-pelukan sambil ngasih ucapan kasih sayang gitu.

Mungkin kisah mereka hanya sampai disini, ‘WELS’ dan ‘Kamu Gak Jelas Aku Lepas’ akan selalu ada selamanya. Tapi kisahnya dicukupkan sampai disini. Walaupun sudah tak sekolah, mereka masih berhubungan baik dan yang pasti saling mendoakan, hanya saja minusnya susah untuk berkumpul dengan farmasi lengkap.


WELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang