15╭⁠☞Jatuh cinta

2 1 0
                                    


Jatuh cinta itu kaya syntak codingan, kalau outputnya berhasil auto ketagihan sampai bikin lupa waktu.
_kata ntin_

******

Pada kenyataannya cinta itu akan terasa indah bagi mereka yang saling mencintai dan menyayangi. Mungkin kehidupan Grisca memang baik dalam hal percintaan. Orangtuanya merestui hubungan nya dengan Hardiman untuk saat ini. Dan cintanya lancar tanpa hambatan seorang pelakor. Grisca mencintai Hardiman begitu pun sebaliknya. Tapi minusnya, Hardiman dan Grisca itu suka sama-sama cemburuan. Hal sesepele pun dicemburui.

"Ngapain bikin story kaya gitu? Udah pengen putus dari aku?"

"Engga ih bukan gitu, yang!" jawab Grisca panik.

Melihat ekspresi Hardiman yang tak bersahabat membuatnya ketar-ketir. Mungkin bagi Grisca membuat story WhatsApp kebersamaan dengan teman cowok dan cewek itu hal biasa, lagipula cowok itu juga teman sepermainan dikampung tidak lebih. Tapi bagi Hardiman itu termasuk tak biasa.

"Terus apa? Mana foto cowoknya mirip aku lagi."

"Tapi itu kan cuma temen, lagian aku ngepostnya juga gak cuma berduaan tapi banyakan. Malahan si Bibah juga ada ikutan kok."

"Terus kalau aku posting foto sama temen cewek lain, kamu juga anggapnya cuma kan?"

"Ih nggak ya, ngapain kamu posting cewek lain. Awas aja kalau itu sampai terjadi!" Grisca memberengut kesal, membuat Hardiman mendelik.

"Tuh kan kamu aja gak terima, apalagi aku."

"Ya udah iya iya aku minta maaf, nih udah dihapus postingannya."

"Nah bagus, lain kali kalau mau bikin status postingan cuma boleh ngepost foto aku gak boleh isinya ada cowok lain, titik ga pake koma!"

"Ih lucu banget sih ayang aku kalo lagi cemburu!"

"Berisik! Aku bikin kamu cemburu balik, nanti nangis!"

"Ish, kamu ada niat bikin aku cemburu gitu? Tega banget sih!"

"Nggak dong, selagi kamu tetep nurut dan jadi pacar baik aku, aku akan selalu jaga hati kamu. Tapi beda cerita kalau kamu udah gak mau dikasih tahu ini itu!"

"Iya iya. Eh, pinjem hp kamu dong sayang!"

Sintachy_ menyukai postingan anda

"Yang ini apa-apaan mantan kamu?" Grisca menyodorkan kembali hp itu pada Hardiman.

"Gak tau, Yang."

"Jangan bilang diam-diam kamu masih suka chatan sama mantan kamu ya?"

"Enggak Yang, sumpah!"

"Terus ini apa?"

"Mungkin kepencet kali!"

"Aku gak mau tau, pokonya kamu hapus sekarang juga postingannya. Sekalian blokir juga akun Instagramnya biar sekalian lenyap tuh cewek gatel!"

"Kok kamu ngatain orang sembarangan sih?"

"Bukan ngatain itu fakta ya!"

"Ya udah bodo ah terserah kamu. Aku mau pulang aja!"

"Ih kok kamu gitu sih yang?"

"Ya lagian kamu nuduh aku macem-macem, orang aku udah ga ada apa-apa lagi sama dia."

"Aku kan cemburu Yang, bukannya dibujuk malah belain cewek lain!"

Hardiman berdecak frustasi. Grisca itu kalau sedang cemburu, mau dikasih tahu sekeras apapun gak akan mempan. Kepalanya itu seperti batu, keras. Tapi lama-lama juga melunak sendiri kalau hardiman diamkan. Paling-paling jatuhya minta putus karena gak dikasih kabar, lalu nyambung lagi karena alasan masih sayang.

****

"Ini malam Minggu loh Vel, gak ada niat mau jalan-jalan sama pacar kamu gitu?" tanya sang ibu tercinta.

Novelia berdecak kesal. Ini memang malam minggu atau Sabtu malam, tapi bagi seorang Novelia semua hari sama saja. Sama-sama membosankan.

Dia kan jomblo, boro-boro jalan sama pacar, cowoknya aja gak ada. Pertanyaan itu sering kali Ibunya lontarkan. Pasalnya sewaktu SMP dulu, dia sering keluar jalan-jalan bersama orang yang sekarang kita sebut saja mantan.

"Gak ada, jalan-jalan sama siapa coba? Cowok aja gak punya," balas Novelia.

"Ya paling nggak main kek sama temen-temen cewek. Mama lihat-lihat dari pagi sampai malam kerjaannya diem mulu dikamar, kaya gak ada semangat hidup aja."

"Gak mau males, aku tuh emang pengennya kalau libur tuh ya rebahan sepanjang hari, Ma."

"Ya udah deh terserah kamu, Mama mau pergi ke rumah Bibi mu dulu. Kamu jaga rumah ya, jangan lupa tutup pintunya dari dalam."

"Iya."

Sebenarnya Novelia agak sedikit takut bila ditinggal sendiri dirumah sepi seperti ini. Tapi jika ikut, dia paling malas harus ditanya-tanya hal-hal yang sangat ia hindari. Bibi dan keluarga nya  itu sering kali kepo akan kehidupannya. Itu memang hal wajar, tapi Novelia kurang suka akan hal itu.

Suara musik K-Pop menggema di kamar nuansa biru ini. Tak lupa lampu yang dipadamkan menambah kesan hiburan bagi seorang Novelia. Jadi, jika ada suara K-Pop seperti ini setidaknya dia tak merasa kesepian.

Sesekali Novelia bernyanyi mengikuti alunan musik kesukaannya itu. Dia memang bukan K-Popers garis keras, tapi dia menyukai beberapa grup band Korea, selain visualnya yang tampan, Novelia juga sangat senang mengangumi suaranya. Baginya lebih baik menaruh harapan pada idola Korea dari pada menaruh harapan pada sosok lelaki seperti sang mantan yang sangat amat menyebalkan.

*****

Hari ini Siska datang di acara pengajian tetangganya. Disela-sela kegiatan, dia sangat amat menanti Gus Zizan tampil didepan. Biasanya beliau sering menjadi tamu untuk mengisi beberapa acara pengajian di daerahnya. Gus Zizan, merupakan lelaki berumur 24 tahun yang berasal dari Garut.

Dulu, pertama kali bertemu, Siska langsung jatuh hati pada sosok lelaki pendakwah yang visualnya sangat ia kagumi dan masuk ke dalam list calon imam yang ia dambakan. Selain Pak Ivan, nyatanya Gus Zizan juga dapat meluluhkan hatinya. Dia menyukai Pak Ivan karena tampan seperti orang Korea, sementara dia menyukai Gus Zizan, karena beliau sosok cowok idaman yang masuk kriterianya.

Jika disuruh memilih antara Pak Ivan atau Gus Zizan, mungkin Siska akan lebih memilih Gus Zizan yang nomor satu ada dihatinya. Walaupun tak banyak interaksi, tapi entah kenapa Siska bisa sangat menyukai lelaki itu. Mungkin karena dulu Gus Zizan pernah mendekatinya lewat Neneknya, beliau pernah iseng bertanya-tanya mengenai siapa Siska kepada Neneknya, yang sialnya hal itu membuatnya baper karena pada dasarnya dia sudah menyukai lelaki itu duluan.

Lantunan sholawat didepan sana sangat mendebarkan hati seorang Siska Lisnawati. Jujur, ketampanan Gus Zizan saat bersholawat jauh berkali-kali lipat dibanding para lelaki diluar sana yang hobi berantem atau tebar pesona gak jelas.

"Kamu kenapa Sis dari tadi senyum-senyum sendiri?" tanya Lisna, adik kelas sekaligus tetangganya.

"Coba lihat ke depan, masyaallah banget gak sih ciptaan Tuhan," ucapnya berseri.

"Aduh, gak boleh berlebihan. Ingat, Allah gak suka sesuatu yang berlebihan!"

"Iya tahu kok, tapi coba kamu lihat dengan seksama, Gus Zizan ini udah ganteng, soleh, mapan, baik, ramah, rajin ikut pengajian kemana-mana. Apalagi yang paling saya suka tuh beliau sangat sopan sama orangtua. Ya Allah nikmat mana lagi yang kau dustakan?" ujar Siska.

"Hus! Istighfar!"

"Iya iya."

WELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang