Chapter 44
"Wow, wow, gue masih aja takjub karena merasa sangat familier dengan ilustrasi ini," ucap Bian.
"Ini mah udah jelas, Katrin sama Garvin. Curang banget lo, Kat. Masa lo bisa keliatan kayak anime cantik disini?"
"Maksud lo, aslinya gue jelek gitu?" Katrin memelototi Tiana.
Katrin dan teman-teman sekelasnya sekarang sedang berada di lapangan pasca apel pembukaan acara Dies Natalis sekolah. Rombongannya sedang melihat mading yang tertempel jadwal pertandingan voli putri antar kelas. Setelah memastikan kelas mereka akan bertanding pukul sepuluh nanti melawan kelas XI IPS 3, fokus mereka teralih pada design poster jadwal pertandingan voli yang memajang ilustrasi yang Katrin buat.
"Lo cantik, Kat. Tapi ya, nggak secantik ini juga kali. Ini webtoon banget, bisa nyaingin karakter Mystique," balas Tiana tanpa ampun.
"Bener. Kalau cowoknya sih emang sebelas dua belas sama Garvin. Mirip. Sama-sama good looking," tambah Oka. Melihat Katrin yang bersiap untuk mencak-mencak, Oka buru-buru menambahkan. "Bercanda, Kat. Bercanda."
"Jangan begitu. Kalian harusnya puji dong Katrin bisa gambar sebagus ini," bela Dewi.
"Aduin Garvin, Kat, biar mereka disikat semua karena udah ngejek lo," ucap Bian.
Katrin mencebik. Garvin sekarang sedang membeli minuman di kantin, tapi Katrin yakin, ada atau tidaknya Garvin disini tidak akan memberikan pengaruh apa-apa. Garvin pasti diam saja atau malah tersenyum senang karena dipuji good looking, tanpa mengindahkan kenyataan bahwa Katrin diejek disini.
"Perasaan gue nggak pernah bilang itu ilustrasi gue sama Garvin. Kalian aja asal nebak."
Sebenarnya sejak kali pertama ilustrasi ini dirilis Katrin selalu mengelak ketika ada yang bilang ilustrasinya mirip dirinya dan Garvin. Dia berdalih wajah ilustrasinya itu terinspirasi selebriti Korea. Tapi berhubung teman-temannya tidak bodoh dan sulit ditipu, mana bisa mereka mempercayai ucapan Katrin sedangkan yang ada di depan mata cukup untuk menjawab kecurigaan mereka.
"Alah, bohong aja. Dasar bucin," ucap Tiana.
Sungguh, Tiana menyebalkan sekali hari ini.
"Makanya cari pacar, Na, biar ada yang bisa dibucinin," sahut Dewi.
"Gue nyari pacar kalo lo juga udah ada pacar, Wi. Kalo gue pacaran kasian lo nanti nggak punya teman menjomblo karena Katrin udah taken duluan," kata Tiana.
"Wah, kayaknya lo harus siap-siap, Na. Sebentar lagi Dewi bakal gue pacarin soalnya." Ucapan Bian sontak membuat Tiana dan juga semua orang di situ terdiam. Mereka langsung menoleh ke arah Bian dengan kekuatan maksimum.
Dewi sepertinya sama kagetnya, dia terlihat super tercengang, menatap Bian dengan mata melebar seakan minta penjelasan.
Bian tersenyum tanpa dosa. "Jangan dipikirin dulu, Wi, nanti nggak fokus tandingnya. Kita pasti ngobrol lagi abis lo main."
"Wow, Bian," decak Oka takjub.
"Are you guys getting real TOO?" Tiana menekankan kata too seolah dia menjadi pihak yang paling tersakiti disini. Kasian Tiana, dia pasti merasa peletnya selama ini kurang ampuh untuk menggaet cowok ganteng.
Sebenarnya hubungan Dewi dan Bian ini cukup tertebak. Katrin bisa melihat ada sesuatu antara Dewi dan Bian sejak awal mereka terlibat di kelas matematika, hanya saja, Katrin nggak menyangka Bian bisa seblak-blakan begini di depan banyak orang tentang perasaannya. Yah, sangat berbanding terbalik dengan sahabatnya. Garvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Katrina
Teen FictionKatrin sebel banget sama Pak Anjar, guru matematikanya yang doyan diskriminasi itu. Gara-gara nilai ujian matematikanya yang di bawah standar, dia harus berurusan dengan Garvin atas perintah bapak itu. Garvin itu memang luar biasa pintar. Segala rum...