Saranku coba baca ulang beberapa chapter sebelum ini, aku takut kalian udh lupa sama ceritanya.
Makasih buat yang masih setia menanti.Happy reading!❤️
Chapter 18
Katrin rebahan di kasurnya sambil memandang lembaran kertas yang sudah berisi informasi yang diberikan Garvin tentang diri cowok itu sendiri. Setengah jam yang lalu, dia sudah menelaah ketertarikan Garvin berdasarkan data-data yang telah diberikan.
Di waktu senggang, selain belajar, Garvin menghabiskan waktunya untuk menonton dan mendengarkan musik. Genre film favorite Garvin yaitu action, science fiction dan family. Dia suka Marvels, DC Comics, terminator, Mission Impossible, yang memang selera cowok banget. Tapi selain itu, dia juga suka film-film Pixar seperti Finding Nemo, Toy Story, Up!, yang meskipun kekekanakan, tapi punya nilai moral yang bisa dipetik.
Selera musik Garvin tergolong mainstream, dia suka mendengarkan musik pop, jazz dan ballad. Musisi favorite-nya Jason Mraz sama Michael Buble.
Dalam pertanyaan terketertarikan Garvin di bidang musik, jawaban Garvin masih kurang jelas. Cowok itu bilang satu-satunya alat musik yang dia punya adalah gitar, dia nggak buta-buta amat sama kunci-kunci gitar. Ada beberapa lagu yang bisa dia kuasai. Namun, Garvin bilang, dia main musik kalau lagi kepengen aja. Mungkin sebulan sekali. Alat musik yang cukup menarik minatnya selain gitar, yakni drum. Dia sering melihat tutorial bermain drum, tapi dia belum pernah memainkannya secara langsung.
Garvin nggak suka lukisan, karena dia nggak bisa menangkap makna tersirat yang sering kali ada dalam karya seni tersebut. Dia nggak punya pengalaman.
Di bidang olahraga, Garvin menyukai sepakbola dan basket. Sewaktu SMP Garvin pernah tergabung dalam klub sepakbola SMP-nya, namun hanya di tahun pertama dia sekolah disana. Kalau basket, rumah lamanya kebetulan mempunyai teras yang menyediakan ring basket, makanya dia dulu sewaktu kecil suka main basket bersama Om-nya.
Selain itu, Garvin nggak punya pengalaman lain di suatu bidang baik mesin, sastra, kuliner, fotografi dan lain-lain. Kalau dikerucutkan, kemungkinan besar ketertarikan Garvin itu seputar film, musik dan olahraga.
Katrin beranggapan ini mungkin akan berjalan mudah. Garvin nggak punya ketertarikan aneh-aneh seperti astronomi, olahraga ekstrem, atau politik yang tentunya bikin Katrin sulit mengimbangi. Kini Katrin sudah punya rencana yang bisa membuat Garvin lebih mengeksplor bidang-bidang terpilih dan menemukan apa sebenarnya minatnya.
Ini akan berjalan sesuai rencana kalau saja Garvin mau diajak berkerja sama.
***
"Gar, ini PR buat lo. Buat kita," ucap Katrin di suatu pagi sebelum bel masuk berbunyi.
Garvin memandang kertas yang jatuh di atas mejanya itu. Dibacanya dengan saksama tulisan tersebut.
TO DO LIST:
1. Satu hari marathon film
2. Rental studio band
3. Main Sepakbola
4. Main Basket"Berdasarkan data yang lo kasih ke gue kemarin, hasilnya kemungkinan besar lo punya ketertarikan yang lebih pada bidang film, musik, dan olahraga," jelas Katrin setelah duduk di kursi samping Garvin tanpa izin.
"Maksud lo, gue bakal ngelakuin to do list ini?" tanya Garvin memastikan.
"To do list itu dibuat untuk apa coba? Ya sesuai namanya, untuk dilakuin!" Katrin menjawab sendiri pertanyaannya. "Gue mau lo melakukan hal ini dengan sepenuh hati, dan mungkin aja, lo sadari, hati lo berdebar nyaman saat menikmati hal-hal ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Katrina
أدب المراهقينKatrin sebel banget sama Pak Anjar, guru matematikanya yang doyan diskriminasi itu. Gara-gara nilai ujian matematikanya yang di bawah standar, dia harus berurusan dengan Garvin atas perintah bapak itu. Garvin itu memang luar biasa pintar. Segala rum...