Chapter 9

31.4K 2.6K 74
                                    

"Ada istilah dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang shalehah"
Muhammad Arkan Atalaric Abiyan

~Selamat Membacaaaa~

     Setelah mengantarkan Isfa, Arkan dan Pak Ujang kembali ke pondok pesantren dan tentunya tadi Arkan membicarakan sesuatu terlebih dahulu pada kedua orang tua Isfa, yaitu niat baik nya yang besok akan datang kembali kesini bersama dengan Umma dan Abi nya.

     Awalnya mereka terkejut dan sedikit bingung dengan situasi yang tiba - tiba seperti ini. Tapi ketika Arkan sudah menjelaskan semuanya, mereka pun langsung memberikan Arkan izin. Selepas dari itu Arkan langsung berpamitan untuk pulang.

     "Isfa" Panggil Mamah nya.

     "Iya Mah?" Tanya Isfa pelan.

     Isfa berharap Mamah nya untuk sekali ini saja tidak berbicara yang aneh - aneh. Sungguh kepala Isfa sangat pening sekali ingin segera beristirahat.

     "Mengapa bisa Gus Arkan ingin melamar kamu? Apa kalian berpacaran sebelumnya?" Tanya Mamah Isfa.

     "Astagfirullah enggak Mah, Isfa juga bingung, ceritanya panjang" Lirih Isfa.

     "Kamu memang tidak pernah menceritakan apapun sama Mamah, sampai - sampai hal sepenting inipun kamu gak kasih tau Mamah" Marah Rani pada Isfa.

     Isfa hanya tersenyum kecut. Memang sejak kapan Mamah nya mau mendengarkannya? Sejak kapan pendapat Isfa dibutuhkan disini? sejak kapan Mamah nya peduli terhadap apa yang menimpa Isfa?.

     "Pergi sana istirahat ke kamar, besok kita harus mempersiapkan semuanya. Bagaimanapun keluarga Arkan sudah dengan senang hati menerima kamu"

     Tanpa permisi air mata Isfa mengalir begitu saja, dia langsung menundukan kepalanya dan berlalu pergi menuju kamar. Seburuk itukah Isfa? Sampai Mamah nya tega berbicara seperti itu? Setidak pantaskan dirinya untuk bahagia? Sesakit ini rasanya Ya Allah. Dimalam ini, lagi - lagi Isfa menangis tergugu membayangkan kehidupannya yang begitu pahit.

£~£

     Keesokan harinya keluarga Arkan benar - benar menepati janjinya untuk datang melamar Isfa agar menjadi bagian dari keluarga mereka. Ya, tentunya menjadi istri dari seorang Muhammad Arkan Atalaric Abiyan.

     Gugup, itu kata yang menggambarkan bagaimana perasaan kedua insan yang saat ini sedang sama-sama menundukan kepalanya.

     Arkan terpakur cukup lama saat netranya berhasil menangkap sosok perempuan yang sudah berhasil membuat hatinya menggila.

     Arkan terpakur cukup lama saat netranya berhasil menangkap sosok perempuan yang sudah berhasil membuat hatinya menggila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Dia berkeringat dingin. Baru pertama masuk sudah disambut hangat oleh Isfa dengan balutan gamis berwarna purple yang dibaluti dengan kerudung pashmina yang senada, sangat terlihat menawan.

ARFA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang