~Selamat Membacaaaa~
Keesokan harinya, pagi - pagi sekali Isfa sudah terbangun dan membantu Umma Desi di dapur untuk menyiapkan makanan. Abi Ramzi dan Arkan masih di masjid, mereka belum kembali ke ndalem selepas shalat subuh berjamaah. Karena memang sehabis shalat subuh jadwal nya para santri menyetorkan hafalan nya.
"Umma" Panggil Isfa pelan.
"Ya.. ada apa Nduk?" Tanya Umma mengalihkan tatapan nya pada Isfa yang sedang menunduk.
"Eummm i...itu Umma anu..." Jawab Isfa gugup. Dia sangat gugup mengatakan ini pada Umma dan juga.... malu.
"Ada apa hem?" Tanya Umma lembut.
"Isfa... Isfa menerima lamaran nya Umma" Lirih Isfa pelan.
Umma tersenyum hangat, akhirnya Isfa menerima lamaran Arkan. Ini yang sejak tadi Umma nantikan. Pasalnya hari ini adalah hari ke-3 Isfa akan menjawab lamaran itu.
"Apa kamu menerima Arkan karena dia sudah membantu kamu?" Tanya Umma hati hati. Dia tidak ingin Isfa terpaksa menerima lamaran ini.
"T-tidak Umma bu...bukan. Memang sejak dua hari berturut turut kemarin setelah shalat istikharah Isfa selalu memimpikan Umma, lalu Isfa bertekad kalo dihari ketiga Isfa memimpikan hal yang sama, Isfa akan menerima lamaran ini. Dan semalam, Isfa kembali memimpikan itu Umma. Isfa rasa itu jawaban dari Allah untuk Isfa" Tutur Isfa menjelaskan.
"Alhamdulillah" Umma kemudian memeluk Isfa hangat.
"Assalamu'alaikum" Ucap seseorang diluar sana namun tak ada balasan.
Kemana mereka? Pikir Abi Ramzi. Setelah berjalan menuju dapur, Abi Ramzi tersenyum hangat, rupaya sedang ada sesi peluk pelukan.
"Wah ada apa ini pagi - pagi sudah pelukan" Ucap Abi Ramzi dibarengi dengan kekehan kecil yang keluar dari mulutnya.
"Abi ini kalo masuk bukannya salam dulu" Cerca Umma Desi.
"Loh loh Abi tadi sudah salam Umma, tapi gak ada yang jawab" Bantah Abi tak terima.
"Wa'alaikum salam warahmatullah Abi" Jawab Isfa pelan. Abi dan Umma pun tersenyum.
"Abi, Isfa sudah menjawab lamaran itu" Ucap Umma dengan semangat.
"Alhamdulillah Maa Syaa Allah Tabarakallah, akhirnya anak kita lepas lajang Umma" Goda Abi terkekeh.
Jika saja ada Arkan disini, sudah dipastikan wajah nya akan memerah seperti kepiting rebus. Seperti Isfa saat ini yang sedang menunduk malu.
"Besok kita pergi kerumah kamu ya Nak" Ucap Abi Ramzi.
Isfa terkejut, secepat inikah? "Loh Abi memangnya tidak terlalu cepat? T-terus Anak Abi dan Umma juga belum mengetahui jawaban Isfa" Tanya Isfa.
"Dia pasti sudah sangat setuju" Jawab Abi Ramzi. Anak nya itu pasti sangat bahagia mendengar kabar gembira ini.
"Lebih cepat lebih baik kan Nduk, niat baik tidak boleh di nanti nanti" Tutur Umma Desi.
"Ah i...iya Umma kalo begitu" Pasrah Isfa, mau menolak pun percuma rasanya tidak enak. Tapi saat ini yang pasti perasaannya sangat dag dig dug.
Setelah selesai memasak dan sarapan bersama, Isfa berniat untuk berpamitan pulang pada Umma. Dia tidak enak hati jika harus berlama-lama disini, takut malah nantinya menjadi fitnah. Ya walaupun dia tidak berduaan dengan lawan jenis, tapi tetap saja disini dia hanyalah orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFA (END)
General FictionJUDUL AWAL "Aku Hanya Ingin Bahagia" Biasakan follow dulu sebelum baca gaes✨ Tinggalkan jejak disetiap chapter juga🙌 "Eh" "Tidur an sudah malam" "Gus Arkan gak sakit?" "Tidak" "Itu mukanya kenapa?" "Tidur an" "I...ini...kenapa jadi kebalik gus?" "...