~Selamat Membacaaa~
Hari ini sesuai dengan apa yang Arkan katakan kemarin kalo mereka akan pindah ke rumah baru mereka yang sudah Arkan beli dua bulan yang lalu. Semua peralatan rumah pun sudah Arkan siapkan waktu itu bersama dengan Ummanya. Katanya agar nanti ketika dia pindah dengan istrinya, mereka tidak perlu repot-repot untuk membeli perlengkapan.
Namun takdir tidak ada yang tahu bahwa dia akan menikah secepat ini. Baru saja beberapa minggu lalu dia bertemu dengan Isfa, dan sekarang Isfa telah sah secara agama dan negara menjadi istrinya.
"Pokonya kamu harus sering-sering kesini yah Nduk" Ucap Umma sedih.
"Iya Umma, Isfa pasti akan sering mengunjungi Umma cantik nya Isfa ini" Jawab Isfa dengan manja dan sedikit menggoda Ummanya.
Dia dan Umma Desi memang sudah sangat dekat, bahkan tak jarang Isfa menunjukan sisi manjanya pada sang Umma. Pembawaan Umma Desi yang sangat lembut membuat Isfa nyaman dan gampang berbaur. Umma tak masalah, justru dia sangat senang Isfa sudah tidak secanggung kemarin kemarin lagi. Dia sudah menganggap Isfa sebagai anak kandungnya sendiri.
"Kamu ini, mencoba menghibur Umma yah? Gak mempan" Ucap Umma Desi seperti sedang merajuk.
Isfa pun terkekeh dan memeluk Umma Desi erat untuk berpamitan.
Arkan dan Abi Ramzi yang mlihat kejadian tersebut tersenyum hangat. Dua perempuan tersayang mereka sangat lucu seperti anak kecil, pikir mereka.
"Yaudah Umma... Abi, Iyan sama An pamit yah" Pamit Arkan, lalu mereka pun menyalami tangan kedua orang tua tercinta mereka.
Selama perjalanan mereka tidak membuka pembicaraan. Isfa masih canggung dan tidak menyangka dengan kelakuan Arkan semalam, sedangkan Arkan dia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.
"Sudah sampai" Ucap Arkan membuyarkan lamunan Isfa.
Mereka pun sama-sama keluar dari mobil. Isfa dibuat kagum dengan rumah minimalis yang sudah Arkan beli. Sungguh rumah ini sangat sejuk karena disekeliling nya masih terdapat pohon hijau yang berjejer rapi.
Halaman depan dengan rumput hijau yang enak dipandang, tak lupa ada beberapa pot bunga yang menghiasi, menambah kesan cantik pada rumah ini. Rumah dengan 2 lantai tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
"Kamu suka?" Tanya Arkan.
"Suka Gus, suka suka banget" Jawab Isfa tanpa sadar sambil terus memperhatikan rumah baru nya dengan tersenyum manis.
"Syukurlah" Ucap Arkan dengan mengelus pucuk kepala Isfa sayang.
Lagi-lagi Isfa dibuat membeku dengan perlakuan Arkan. Dia tidak bisa berkutik hanya dengan usapan kecil dikepalanya. Ah Arkan selalu saja membuatnya baper.
"Kamu masuk duluan saja, biar saya yang bawa barang barang nya. Pin nya tanggal pernikahan kita" Titah Arkan pada Isfa. Apa katanya pin? Wah daebak rumah nya modern sekali pikir Isfa.
Isfa hanya mengangguk saja, kemudian dia masuk duluan menuju rumah Arkan. Setelah pintu terbuka, lagi-lagi Isfa dibuat takjub dengan isi dari rumah ini, semuanya sudah lengkap. Tidak ada yang kurang. Arkan benar-benar sudah menyiapkan semuanya dengan sangat apik. Bahkan rumah ini sudah bersih, seperti sudah di pel.
"Rumah nya kaya baru dipel" Gumam Isfa.
"Memang iya, tadi sebelum kita sampai ada beberapa orang suruhan saya yang sudah membersihkan" Serobot Arkan tiba-tiba yang muncul dibalik punggung Isfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFA (END)
General FictionJUDUL AWAL "Aku Hanya Ingin Bahagia" Biasakan follow dulu sebelum baca gaes✨ Tinggalkan jejak disetiap chapter juga🙌 "Eh" "Tidur an sudah malam" "Gus Arkan gak sakit?" "Tidak" "Itu mukanya kenapa?" "Tidur an" "I...ini...kenapa jadi kebalik gus?" "...