Chapter 25

34.6K 2.2K 89
                                    

~Selamat Membacaaa~

   Setelah selesai dengan acara tausiyah tadi yang hampir membuat Isfa jantungan, kini kedua pasutri itu sedang berjalan di luar kampus untuk pulang, diikuti oleh beberapa panitia yang berniat untuk mengantar mereka sampai parkiran.

      "Gus Arkan" Panggil seseorang dari arah belakang.

   Mereka semua membalikan tubuhnya guna melihat siapa seseorang yang sudah memanggil Arkan. Arkan terkejut ketika melihat Ning Syafa yang berjalan sambil tersenyum kearahnya. Dia melihat kesamping untuk melihat bagaimana reaksi istrinya. Ternyata Isfa hanya menatap Syafa datar namun terkesan menusuk.

   "Assalamu'alaikum Gus" Katanya sambil terus menatap Arkan.

   "Wa'alaikum salam warahmatullah" Balas Arkan sambil melihat kearah lain.

   "Gus kok bisa ada disini? Oiya ini kampus saya Gus, saya sudah semester akhir dan sedang menjalankan tugas skripsi"

   Mereka semua bingung dan bertanya tanya. Hey memang siapa yang menanyakan dirinya? Dengan percaya diri Syafa menjelaskan maksud dirinya yang berada disini padahal tidak ada yang bertanya.

   "Ini istri saya, Isfa Nadzira Oktaviana" Bukannya membalas ucapan Syafa, Arkan malah mengenalkan istrinya pada Syafa.

   "Salam kenal Mbak, saya Isfa ISTRI dari Gus Arkan" Ucap Isfa dengan sedikit menekankan kata ISTRI sambil mengulurkan tangannya.

   Panitia yang mendengar itu sedikit terkekeh lucu. Syafa menatap kearah Isfa sekilas, seingatnya istri Arkan ini tidak memakai cadar, lalu kenapa sekarang malah memakai cadar? Pasti hanya cari perhatian saja karena Arkan yang menjadi pengisi acara hari ini pikirnya.

   "Syafa" Balas Syafa cuek dengan pandangan yang terus menatap kearah Arkan.

   "Kalo begitu kami permisi"

    "Sok suci"Gumam nya pelan namun ternyata masih bisa didengar oleh Isfa dan juga Arkan. Isfa membalikan tubuh nya dengan anggun.

   "Terima kasih Mbak Syafa atas pujiannya. Kebetulan sekali perempuan yang Mbak bilang sok suci ini istri dari seorang Gus yang pernah Mbak lamar beberapa hari lalu" Ucap Isfa tenang namun sangat menusuk.

   Syafa terkejut ternyata mereka mendengar ucapannya. Dia sangat kesal dan malu mendengar ucapan Isfa yang membuat beberapa panitia menatap bingung kearah mereka.

   "Anda perempuan yang katanya pintar tetapi tidak tahu mana yang namanya pujian dan mana yang namanya cacian" Balas Syafa enteng tanpa beban, membuat beberapa orang yang menyaksikan mencibir dirinya karena terkesan tidak sopan.

     Isfa terkekeh pelan "Saya ucapkan terima kasih lagi atas pujiannya Mbak Syafa. Justru karena saya pintar, saya bisa bersikap tenang dan tidak tersulut emosi ketika mendengar suami saya yang dilamar oleh perempuan lain, bahkan sampai menghina saya sebagai istri sah nya?" Jawab Isfa lagi dengan wajah tenang namun tidak dengan hatinya yang sudah memanas. 

   Arkan mengelus punggung tangan Isfa lembut, berusaha menanangkan istrinya agar tidak tersulut emosi.

   "Gus percaya bahwa istri Gus ini mencintai Gus? Sepertinya istri Gus Arkan tidak mencintai mu Gus, buktinya lihat saja, bukannya dia merasa cemburu malah dia membiarkan suaminya dilamar oleh perempuan lain" Ucap Syafa dengan sinis.

ARFA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang