~Kini aku mengerti mengapa Qais
dijuluki dengan Laila majnun~Muhammad Arkan Atalaric Abiyan
~Selamat Membacaaaa~
Setelah kepergian Isfa, laki - laki tersebut pun mendongak kan kepalanya, menatap kepergian Isfa lalu kembali menunduk dan beristigfar. Mengapa sangat manis sekali? senyuman teduh itu, Astagfirullah hatinya berdesir hebat bahkan dia tidak mampu mengendalikan jantung nya yang berdetak tak karuan, ada apa dengannya? baru kali ini dia merasakan hal seperti ini.
Tanpa menghiraukan perasaan nya yang aneh, ia pun bergegas meninggalkan masjid tersebut. Namun, sebelumnya ia mampir terlebih dahulu ke indoapril untuk membeli minuman dingin, siapa tahu itu mampu menetralkan perasaanya yang tidak karuan.
Setelah selesai, ia pun duduk terlebih dahulu di salah satu kursi yang tersedia diluar indoapril, namun pendengarannya tak sengaja mendengar seorang perempuan yang sedang berbicara.
"Mpuss maaf biarpun aku takut banget sama kamu, tapi kalo kamu laper ini ambil, aku taro di sini yah, tapi kamu jangan deket deket oke, aku takut sama kamu mpus"
Meoooong meoooong
"Astagfirullah mpus ini ambil disini yah gausah deket deket, huwaaaaah Kak Raisaaaaa tolongin Isfa takut"
Tanpa sadar sudut bibir laki-laki tersebut terangkat, menampilkan senyuman tipisnya karena merasa gemas dengan ucapan gadis yang ada di sebelahnya itu. Walaupun ada tiang lebar yang menjadi penghalang antara keduanya, namun ucapan gadis tersebut cukup terdengar oleh pendengarannya.
"Udah yah mpus, makan yang banyak biar nambah gemuk, Isfa mau pulang babay mpus... eehhh jangan deket deket Astagfirullah udah makan aja fokus, babay mpus"
Isfa pun sedikit berlari dengan tergesa gesa karena merasa takut jika kucing tersebut akan mengejarnya.
Tanpa Isfa sadari, dia telah melewati laki-laki yang sedari tadi tak sengaja mendengarkan celetohannya.
"Astagfirullah perempuan itu lagi, Ya Allah ada apa ini, mengapa perasaan hamba sangat tidak karuan" Gumam laki-laki tersebut yang tanpa sadar kembali tersenyum mengingat betapa lucunya gadis itu.
Dia berbicara seakan akan kucing tersebut mengerti apa yang dia ucapkan. Dan apa tadi? dia takut terhadap kucing, tapi dia memberanikan diri untuk tetap memberi kucing itu makan.
"Maa Syaa Allah, eh Astagfirullah Ya Allah Astagfirullah apa aku punya riwayat jantung? mengapa ini sangat berdebar, ya Allah" Gumam laki-laki tersebut merasa aneh dengan perasaannya yang sedari tadi tidak nyaman dan jantungnya yang berdetak lebih cepat.
Muhammad Arkan Atalaric Abiyan. Seorang Gus muda, Dokter, Hafidz qur'an, berwibawa, dan jangan lupakan parasnya yang sangat tampan, namun tidak dengan ekspresinya yang sangat datar dan cuek. Ia hanya akan bersikap hangat dan manja terhadap keluarga nya saja, selebihnya dia hanya akan menampilkan muka datar dan cuek nya.
1 tahun yang lalu dia baru menyelesaikan kuliah nya dengan jurusan kedokteran. Yah, walaupun dia seorang gus, tapi sedari kecil dia mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Meskipun untuk meraih impian nya itu, dia harus menuruti persyaratan dari Abinya untuk menyelesaikan pendidikan di Al-azhar Kairo Mesir, setelahnya baru dia di perbolehkan untuk mengambil kedokteran.
Dengan kepintaran yang dia miliki sedari kecil, pada umur ke 17 tahun Arkan sudah menyelesaikan pendidikan nya di Al-azhar, dan sekarang di umurnya yang ke 28 dia sudah menjadi seorang dokter muda tampan yang juga menjadi seorang gus di pondok pesantren Hazbullah, salah satu pondok pesantren khusus putra di ibu kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFA (END)
General FictionJUDUL AWAL "Aku Hanya Ingin Bahagia" Biasakan follow dulu sebelum baca gaes✨ Tinggalkan jejak disetiap chapter juga🙌 "Eh" "Tidur an sudah malam" "Gus Arkan gak sakit?" "Tidak" "Itu mukanya kenapa?" "Tidur an" "I...ini...kenapa jadi kebalik gus?" "...