Chapter 20

43.8K 2.6K 150
                                    

~Selamat Membacaaaaa~

   Saat ini Isfa tengah asik dengan novel nya. Kaki yang diselonjorkan di atas kasur, sambil bersandar pada kepala ranjang dengan buku yang dia pegang di atas paha. Setelah sampai rumah beberapa jam yang lalu, dia kembali dilanda bosan dan berakhir dengan membaca novel kesukaanya. Namun, dia dikagetkan dengan tangan seseorang yang mengambil bukunya lembut lalu kemudian menaruh kepalanya diatas paha Isfa.

   "Eh?" Kaget Isfa.

   "Kamu cuekin aku sayang" Adu Arkan manja, dengan kepala yang menghadap perut istrinya, sehingga suaranya terendam.

   Isfa tersenyum, lalu kemudian dia mengelus rambut tebal Arkan. Kini dia harus terbiasa dengan sikap manja suaminya. Arkan sangat berbeda ketika saat diluar ataupun bertemu dengan orang lain. Sikap Arkan akan berubah 180 derajat ketika dia tengah bersama dengan dirinya.

   "Iya deh maaf yah" Ucap Isfa membujuk bayi besar nya yang sedang merajuk.

   "Sayang" Panggil Arkan dengan wajah yang kini menghadap Isfa. Dia bisa dengan leluasa memandang wajah istrinya dari bawah yang sangat cantik.

   "Apa hemm?" Jawab Isfa lembut sambil terus mengusap surai Arkan.

   "Kamu sudah hafal berapa juz?"

   "Eummm baru 17 juz Mas" Cicit Isfa pelan. Dia malu, Arkan pasti sudah hafal 30 juz, sedangkan dirinya baru setengahnya.

   "Maa Syaa Allah pinternya istri aku. Itu kamu menghafal selama berapa tahun?" Tanya Arkan lagi.

   "2 tahun Mas, semenjak aku memutuskan buat berhijrah"

   "Maa Syaa Allah terkagum-kagum aku sama kamu" Puji Arkan dengan menggesekan hidung mancung nya pada hidung mungil Isfa.

   "Tapi aku kan belum hafal 30 juz Mas" Kata Isfa sambil memandang Arkan polos.

   Arkan terkekeh, lagi-lagi dia harus dihadapkan dengan wajah menggemaskan istrinya.

   "Artinya aku yang harus membimbing kamu supaya bisa khattam 30 juz sayang" Tutur Arkan lembut.

   Isfa tersenyum senang. Dia kira Arkan akan memarahinya karena baru hafal 17 juz, tapi ternyata dugaanya salah, suaminya ini justru yang akan membimbingnya.

   "Muraja'ah yuk" Ajak Arkan pada Isfa. Kini posisi mereka tengah duduk saling berhadapan.

   "Ayok, aku ambil wudhu dulu"

   Ketika hendak beranjak dari duduk nya, Arkan menahan pergelangan tangan Isfa.

   "Percuma sayang nanti juga batal lagi. Sekarang muraja'ah aja dulu, kamu baca aku dengerin, kalo ada yang salah aku benerin"

   "Loh, tapikan lebih bagus kalo punya wudhu Mas" Isfa mengernyitkan dahinya bingung.

   "Iya tapi percuma nanti juga batal lagi" Ucap Arkan sambil terkekeh. Dia sedang merencanakan sesuatu.

   "Kenapa batal?" Tanya Isfa bingung.

   "Soalnya mau pake hukuman, kalo ada yang salah kamu dihukum" Ancam Arkan dengan tersenyum smirk.

ARFA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang