"Tidak semua RUMAH, itu RAMAH"
Isfa Nadzira Oktaviana~Selamat Membacaaa~
"Zahra awas"
ZAHRAAA
Teriak semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut.
Isfa memeluk tubuh Zahra erat. Menjadikan tubuh nya sebagai alas agar keponakannya tak menyentuh tanah, mendekap Zahra kuat-kuat agar keponakannya tidak terluka sedikit pun. Semua orang yang berada disitu menghampiri Isfa dan Zahra termasuk keluarganya.
"Zahra sayang hey" Raisa dengan cepat menggendong tubuh Zahra kedalam pelukannya karena Anak itu menangis histeris.
"Onty ayo bangun" Berbeda dengan mereka yang memfokuskan pandangannya pada Zahra, Danial justru lebih memilih untuk membantu Onty nya.
"KAMU!!" Teriak Mamah Isfa kencang sampai mengalihkan atensi warga sekitar yang sedang berkerumun, menyaksikan kejadian beberapa saat lalu yang hampir saja merenggut nyawa seseorang.
"Berapa kali Mamah bilang! Gadis ceroboh! Kenapa kamu semakin hari semakin ceroboh Isfa! Coba kalo Zahra tertabrak tadi bagaimana hah?" Murka Rani kesal.
"Mah sudah... Zahra gak papa cuman panik aja. Isfa sayang kamu gapapa kan?" Tanya Raisa khawatir.
Bagaimanapun Adik nya ini barusan telah menyelamatkan nyawa anak nya. Isfa hanya menggeleng saja. Kepalanya berdenyut nyeuri. Tangan dan kaki nya pun sangat kebas, sepertinya terdapat luka luka pada tubuh nya. Karena tadi mereka berguling dan badan Isfa terkena goresan aspal juga terbentur pohon.
"Ayo ayo kita kembali kerumah" Ajak Ardan karena warga sekitar semakin ramai melihat adanya keributan.
Dengan kesal Rani menarik tangan Isfa yang terdapat luka akibat kejadian tadi. Isfa meringis ngilu, dia berjalan terseok seok mengimbangi langkah Mamah nya yang bejalan dengan cepat.
Setibanya di rumah, Rani langsung membanting tubuh Isfa ke lantai.
"Anak gak tau diuntung. Selalu saja ceroboh. Gak pernah berguna sedikitpun. Kamu emang berniat untuk mencelakakan Zahra? IYA? JAWAB ISFA!!" Murka Mamah Isfa padanya.
"Onty" Teriak Danial terisak dan langsung menerjang tubuh Isfa yang menunduk di lantai.
"Astagfirullah Isfa" Ardan pun langsung menghampiri Isfa dan memeluknya.
"Rani istigfar! Kelakuan kamu semakin hari semakin diluar batas" Tegas Ardan berusaha menyadarkan sang istri.
"Apanya yang diluar batas Pah? Anak ini memang gak berguna! Dia selalu saja ceroboh. Apa yang bisa dibanggakan dari dia hah?" Teriak Rani semakin menggebu.
"Jaga ucapan kamu, selama ini saya telah sabar melihat Anak saya kamu perlakukan dengan tidak manusiawi" Tunjuk papah Isfa marah.
"Ck! Lihat Isfa. Bahkan gara gara kamu Mamah sampai dibentak seperti itu. Emang kurang ajar kamu" Maki Rani untuk kesekian kali nya sambil mencengkeram bahu Isfa kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFA (END)
General FictionJUDUL AWAL "Aku Hanya Ingin Bahagia" Biasakan follow dulu sebelum baca gaes✨ Tinggalkan jejak disetiap chapter juga🙌 "Eh" "Tidur an sudah malam" "Gus Arkan gak sakit?" "Tidak" "Itu mukanya kenapa?" "Tidur an" "I...ini...kenapa jadi kebalik gus?" "...