Chapter 6

33.6K 2.6K 40
                                    

~Selamat Membacaaaa~

     Keesokan harinya dipagi hari pondok pesantren Hazbullah sedang sibuk kesana kemari mengurus acara maulid Nabi yang sebentar lagi akan segera dimulai. Isfa yang baru saja sampai langsung pergi menuju ndalem karena tadi setelah dia menghubungi Umma Desi, Umma Desi meminta nya untuk langsung ke ndalem.

     Setelah sampai di depan pintu masuk, niat hati ingin mengetuk pintu tetapi pintu sudah dibuka terlebih dahulu dari dalam. Akhirnya Isfa pun memundurkan langkah nya karena tidak ingin menghalangi jalan.

     "Astagfirullah..." Kaget Arkan.

     Bagaimana tidak terkejut? Dihadapan nya sudah ada bidadari yang selama ini dia pinta pada sang khalik dengan balutan gamis berwarna cream dan dibaluti kerudung yang senada, yang menutupi seluruh tubuh bagian atas nya.

     Isfa langsung mengalihkan pandangan nya ke bawah guna menghindari tatapan mata dengan Arkan. Dia heran, laki laki yang berada di hadapan nya ini selalu beristigfar jika bertemu dengan nya. Maksudnya apa dia seterkejut itu? Atau wajah Isfa yang jelek? Ah lupakan.

     "Assalamu'alaikum" Ucap Isfa.

     "Ekhem" Arkan berdekhem terlebih dahulu guna menetralkan rasa gugup nya.

     "Wa'alaikum salam" Jawab Arkan.

     "Maaf saya mau bertemu dengan Umma Desi" Tutur Isfa sopan.

     Hati Arkan berdesir dan menghangat ketika Isfa memanggil Umma nya dengan sebutkan yang sama dengan nya.

     "Masuk" Titah Arkan singkat, padahal hatinya sedang berbunga bunga.

     Isfa hanya berdekhem saja membalas ucapan Arkan yang terkesan singkat. Setelah bertemu dengan Umma, Isfa menyalami tangan Umma dengan sopan lalu tersenyum.

     "Akhirnya datang juga" Sambut Umma senang.

     "Iya Umma Alhamdulillah" Balas Isfa singkat.

     Isfa sedikit heran, perasaan kemarin Umma Desi tidak memakai cadar, tapi mengapa sekarang tiba tiba pakai cadar?

     Ketika Umma dan Isfa hendak pergi keluar menuju aula, Arkan tiba tiba saja menghentikan langkah mereka.

     "Tunggu" Panggil Arkan sambil menundukan pandangannya.

     Umma dan Isfa pun menoleh kebelakang, menatap heran Arkan yang sedang berdiam diri di belakang mereka sambil menunduk.

     "Ada apa Iyan?" Tanya Umma Desi.

     Arkan hanya menyodorkan kain cadar pada Isfa, dengan warna yang sama dengan kerudung Isfa. Isfa heran, maksudnya apa?

     "Pinjam Umma" Pinta Arkan pada Umma Desi.

     Umma Desi hanya tersenyum dan mengangguk. Lain hal nya dengan Isfa yang diam mematung tak mengerti maksud dari Arkan.

     Melihat tangan nya yang masih menggantung dan tidak direspon oleh Isfa, Arkan menghela nafas kemudian berucap..

     "Pakai"

     Isfa semakin bingung, pakai? Maksudnya? Arkan menyuruh Isfa memakai cadar? Tapi untuk apa?

     "Maksudnya?" Akhirnya Isfa pun membuka suara.

     Lagi - lagi Arkan menghela nafas, lalu kemudian dia melirik sang Umma yang dari tadi hanya tersenyum. Kemudian dia memberikan kain cadar itu pada Umma Desi dan berpamitan pada Umma untuk pergi duluan menuju aula.

ARFA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang