25. Saingan berat

441 67 10
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.





"Lo mah lama!" keluh Gia.

"Yaelah Gi, ini makanan dinikmati dulu kali baru ngomong"

"Serah lo deh. Gue udah kenyang"

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Gia sekarang berada di cafe bersama Oscar. Laki-laki itu sendiri yang menjemputnya tadi.

"Yaudah, lo tanya apa aja nanti gue jawab, kalau gue tau tapi ya" ucap Oscar lalu kembali melahap spagetti pesanannya.

Gia meletakkan telunjuknya di dagu, berpikir apa yang lebih dulu ia tanyakan "Lexa sejak kapan kenal sama Geo?"

"Udah lama, dari kecil pokoknya"

Gia terkejut. Ia tak terima kalau Lexa lebih dulu mengenal Geo dibanding dirinya.

"Gue bingung mau nanya apa lagi, mending lo jelasin aja apa yang lo tau" pinta Gia.

Oscar sudah selesai dengan makanannya "Ok, jadi gini, Lexa itu adek dari temen Geo sama gue yang udah meninggal, namanya Alex. Sebelum meninggal, Alex pesen sama Geo buat jagain adeknya. Makanya Geo jadi ngrasa punya tanggung jawab sama Lexa"

Jadi gitu ternyata, bakal berat ini sih. Batin Gia.

"Kenapa Alex nggak minta lo aja buat jagain Lexa?"

"Karena Geo yang lebih lama kenal sama Alex. Mereka udah temenan sejak kecil. Sementara gue baru kenal mereka waktu smp. Jadi wajar kalau Alex lebih percaya sama Geo" jawab Oscar.

"Gue cuma bisa bilang itu, selebihnya mending Geo sendiri yang ngasih tau ke lo" lanjut Oscar membuat Gia bingung.

"Selebihnya? Emang masih ada lagi?"

Oscar tersenyum "Banyak yang belum lo tau dari Geo, yang mana itu cuma bisa Geo sendiri yang ngasih tau ke lo. Sekalipun gue mau, gue nggak ada hak, Gi"

Gia mengangguk mengerti. Ia paham kalau setiap orang tentu memiliki privasi.

"Berat juga saingan gue"

Oscar terkekeh mendengar ucapan Gia. Jika Gia tau fakta yang sebenarnya tentang perasaan Geo untuknya, mungkin gadis itu akan jingkrak-jingkrak kesenangan alih-alih lesu seperti sekarang.

"Sekarang giliran gue" kata Oscar serius.

"Lo inget kejadian di pasar malem itu?"

Gia mengangguk mengiyakan pertanyan Oscar "Lo mau jelasin kenapa lo nggak dateng? Gue udah tau kali. Gara-gara Salsa kan?"

"Gue akuin emang awalnya gitu. Tapi setelah gue tau Salsa sengaja nglakuin itu biar gue nggak ketemu sama Feli gue marah. Gue langsung pergi ke tempat dimana gue janjian sama Feli. Tapi sampai sana Feli udah nggak ada. Gue balik telpon Feli tapi nomornya nggak aktif. Akhirnya gue mutusin buat datengin rumah Feli, tapi pas di jalan" oscar menjeda perkataannya.

"Pas di jalan gue kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Besoknya gue maksa buat nemuin Feli dalam keadaan gue yang belum cukup baik. Tapi sebelum gue jelasin seperti yang lo tau, Feli lebih dulu mutusin gue. Gue nyoba buat jelasin sama Feli tapi dia nggak mau denger apapun penjelasan gue. Dia udah capek, Gi sama gue"

Gia mengelus bahu Oscar pelan. Ia sama sekali tak tau tentang Oscar yang kecelakaan pada malam itu. Ia juga merasa bersalah karena sempat menjauhkan Feli dari Oscar sampai akhirnya ia sadar kalau keduanya masih saling menyayangi.

"Kenapa temen-temen lo nggak ada yang jelasin ke Feli?" tanya Gia.

"Gue yang minta. Gue ngrasa udah terlalu banyak ngecewain Feli. Gue ngrasa nggak pantes buat Feli. Jadi dulu gue pikir berpisah adalah jalan terbaik buat gue sama Feli. Tapi Gi, sekarang gue mutusin buat merjuangin Feli lagi. Gue akuin dulu emang gue salah. Tapi gue mau berubah Gi, gue mau nebus kesalahan gue sama Feli. Gue mau ngulang semua dari awal. Gue sayang banget sama Feli"

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang