60. Kegilaan Alexa

452 65 21
                                    

Tak henti-hentinya Richard menyiksa Lexa. Dari menampar menjambak hingga menendang gadis itu sampai kembali tersungkur. Orang-orang disana pun begitu terkejud mendengar fakta yang dikatakan Lexa.

Geo sama sekali tak menyangka, Lexa yang dulu ia kenal lemah lembut ternyata bisa melakukan hal keji hingga menghilangkan nyawa seseorang yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Terlepas apapun yang terjadi dalam keluarga itu, membunuh tetap tidak bisa dibenarkan.

"ANAK SIALAN! SETELAH IBUMU KAMU JUGA MEMBUNUH KAKAKMU? HARUSNYA KAMU SAJA YANG MATI BUKAN MEREKA!!"

Lexa tak lagi merintih kesakitan saat tangan Richard berlaku kasar padanya. Hanya senyum getir yang ia perlihatkan. Kenapa hidupnya seperti ini? Tidak ada orang yang menyayanginya di dunia ini. Ia hanya sendiri. Siapapun yang melihatnya pasti bisa menemukan kesedihan yang tersirat dari matanya.

"Yohan!" panggil Aryo pada orang kepercayaannya.

"Siap tuan"

"Singkirkan pria itu. Saya tidak mau rumah saya menjadi tkp pembunuhan"

"Baik tuan" setelahnya Yohan lalu menyeret Richard menjauh dari tubuh Lexa.

"LEPASKAN!" ucap Richard memberontak. Ia lalu kembali melihat Lexa "Mulai sekarang jangan pernah injakkan kaki kamu di rumah saya! Saya juga akan melaporkanmu ke polisi"

Setelah mengatakan itu, Richard langsung pergi. Sementara Aryo yang melihat kepergian Richard tersenyum meremehkan. Dia tidak tau saja jika Aryo sudah menyiapkan polisi dirumah pria itu untuk memenjarakannya atas dugaan penggelapan dana. Mungkin setelah itu tak hanya pasal penggelapan, namun juga kekerasan.

Gia memandang Lexa prihatin. Ia melangkahkan kakinya untuk menghampirinya. Ia ingin menyalurkan kekuatan untuk gadis itu... mungkin lewat pelukan. Gia tau jelas Lexa bersalah. Namun disaat seperti ini, ia tak ingin Lexa semakin terpuruk dan merasa sendiri. Gia ingin membantu Lexa agar gadis itu bisa menjadi orang yang lebih baik kedepannya.

"Sebentar aja Ge" ucap Gia saat Geo menahan lengannya. Dengan terpaksa laki-laki itu membiarkan Gia. Setelah mengetahui fakta sebenarnya ia tak ingin berurusan lagi dengan Lexa. Geo marah, bahkan kecewa terhadap apa yang Lexa perbuat. Ia menyesal sempat mempercayai gadis itu hingga hubungannya dengan Gia sempat terusik. Namun penyesalan tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi bukan? Geo hanya berharap setelah ini Lexa sadar dan mendapat hukuman yang layak atas perbuatannya.

Langkah kaki Gia terhenti saat Lexa yang akan ia hampiri tiba-tiba berdiri dan lebih dulu melangkah ke arahnya. Saat hampir sampai di depannya Gia bisa melihat Lexa seperti sedang merogoh sesuatu di dalam saku celananya.

Srettt

"GIAAA!"

Pekikan keluar dari mulut Geo bersamaan dengan Gavin. Mereka lagi-lagi dibuat tak percaya saat Lexa dengan cepat menarik Gia hingga tubuh gadis itu membelakanginya serta mengapit satu tangan Gia kebelakang dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanan Lexa memposisikan sebuah pisau lipat tepat di leher Gia membuat gadis itu mematung tak bisa berkutik.

"ANJING LO! LEPASIN GIA SIALAN!!" umpat Gavin yang tersulut emosi.

Geo menggeram marah. Tangannya sudah terkepal dibawah "Sedikit aja lo lukain Gia, gue hancurin hidup lo sehancur-hancurnya Alexa. Gue nggak peduli lagi meskipun lo saudara Alex. Lo sendiri yang udah bikin kakak lo meninggal. Nggak ada alasan lagi buat gue jagain lo"

"Ya, gue aja bisa bunuh kakak gue sendiri. Jadi bukan hal yang sulit kan buat gue bunuh dia yang bukan siapa-siapa gue" ucap Lexa menyeringai.

"Lo--"

"BERHENTI GUE BILANG!" Bentak Lexa saat Gavin akan mendekat. Laki-laki itu lalu mengurungkan niatnya saat matanya menangkap raut permohonan dari Gia.

"Apa yang kamu inginkan Alexa? Kita bisa bicarakan baik-baik tapi tolong lepaskan Gia" pinta Aryo.

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang