36. Fakta menyakitkan

452 63 12
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.






"Buahahaha ... Astagaa kocak banget" tawa Gia pecah saat mendapat chat dari grup yang ia buat khusus untuk ghibah bersama Feli dan Karin.

Geo yang sedang menyetir mobilnya melirik sekilas Gia yang sedang terbahak. Karena sekarang sering hujan, Geo lebih memilih memakai mobil untuk berjaga-jaga. Ia tak mau Gia masuk rumah sakit lagi kalau kehujanan.

"Liat apa emang?"

Gia yang masih membalas pesan dari Feli dan Karin sejenak melirik Geo "Ini si Karin ngirim screenshot chat yang di bot anon gitu ke grup wa"

"Beneran main?" Geo menaikkan alisnya

"Iya tadi sampe rumah langsung main dia, pasti lagi ngereog dia sekarang" ucap Gia.

Karin memang lebih dulu sampai di rumahnya karena sebelum pulang sekolah, Geo lebih dulu mengajak Gia ke toko buku.

"Emang bot itu isinya apa?" tanya Geo yang memang tidak tahu menahu soal bot anonymous.

"Macem-macem sayang"

Cittttt

"Astaga! Geo kamu kenapa? Ada kucing lewat? Kambing sapi kebo? Apa rembonya atok?" Gia terkejut saat tiba-tiba saja Geo mengerem mobilnya mendadak. Untung mereka sudah sampai di kompleks perumahan Gia yang jalanannya tak begitu ramai.

"Bukan apa-apa" jawab Geo.

"Ohhh aku tau, kamu salting ya aku panggil sayang? Ayo ngaku jangan malu-malu" goda Gia menaik turunkan alisnya.

"Nggak!" sangkal Geo yang kini justru terlihat gugup.

"Masa sih sayang? Padahal udah pernah loh" Gia melingkarkan tangannya di lengan Geo.

"Kapan?"

"Waktu kita resmi jadian. Aku panggil kamu chagiya, itu artinya sayang dalam bahasa Korea"

Geo hanya mengangguk "Tadi pertanyaan aku belom kamu jawab" ia berusaha mengalihkan pembicaraan. Laki-laki itu juga belum melajukan mobilnya kembali.

"Itu tuh kaya aplikasi buat chatingan gitu. Cuma, ada aja yang menyalahgunakan. Ada yang suka ngepap yang nggak-nggak, vn aneh-aneh, ngajakin yang nggak bener. Tapi nggak semua kaya gitu juga sih" ucap Gia menjelaskan.

"Kamu pernah main itu?" tanya Geo saat merasa Gia begitu lancar menjelaskan.

"Pernah dulu" jawaban Gia membuat Geo menatapnya tajam.

"Tapi nggak ngapa-ngapain kok, gabut doang. Sekarang juga udah nggak pernah sumpah" ucap Gia meyakinkan kekasihnya yang wajahnya sudah berubah masam.

Geo mengangguk "Jangan main itu lagi" Ucapnya lalu kembali menjalankan mobil.

Gia mengangguk patuh. Lagi pula untuk apa juga ia main Anonymous chat lagi? Toh sudah ada Geo. Kalau ia gabut kan bisa mengajak Geo ribut.

Tak lama keduanya sampai di rumah Gia. Geo ikut turun. Namun mata mereka tertuju pada satu mobil yang terparkir di depan rumah Gia. Keduanya akan masuk kedalam rumah namun Bi Mirna lebih dulu keluar dengan ekspresi yang sulit dimengerti Gia.

"Kenapa Bi?" tanya Gia.

"Non" Bi Mirna takut-takut untuk melanjutkan ucapannya.

"Itu di luar mobil siapa? Ada tamu ya?"

Bi Mirna menggenggam tangan Gia memberanikan untuk bicara "Tuan datang non"


****


Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang