33. Semua akan membucin pada waktunya

468 70 0
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.




Pagi ini Gia tak lagi berangkat sendiri. Tentu saja karena ia sudah memiliki ojek pribadi. Gratis lagi. Geo tadi menjemput Gia sebelum gadis itu bangun. Bahkan Geo juga membuatkan sarapan untuk Gia. Menurut Gia masakan buatan Geo jauh lebih enak dibanding dengannya. Gia memang bisa memasak. Hanya bisa, enak atau tidaknya ya hanya dirinya dan Bi Mirna yang tau karena art nya itulah yang selalu ia korbankan untuk mencicipi masakannya.

Sampai di sekolah, siswi-siswi menyambut heboh kedatangan mereka. Banyak dari mereka yang iri dengan Gia karena bisa menjadi kekasih Geo. Namun tak sedikit juga yang melihat mereka sebagai pasangan yang serasi. Sementara beberapa siswa yang pernah ditolak Gia, mereka hanya pasrah menerima kenyataan karena jelas mereka tak ada yang sebanding dengan Geo.

"Kamu nggak perlu nganter aku ke kelas segala, emang aku anak tk apa?!" kata Gia saat Geo mengikuti langkahnya.

"Kelas kita sebelahan kalau kamu lupa" balas Geo malas.

Gia menepuk jidatnya "Oh iya, ternyata jatuh cinta bisa bikin amnesia ya?" ucapnya sambil menyengir.

Geo tak menanggapi ucapan Gia. Masih terlalu pagi, kasihan kesehatan mentalnya. Mereka berjalan beriringan. Di jalan mereka berpapasan dengan Lexa. Gadis itu terlihat biasa saja seperti tak pernah terjadi sesuatu.

"Hai kak!" sapa Lexa dengan tersenyum.

Geo hanya berdehem untuk menanggapi. Dibawah, tangannya sudah menggenggam erat tangan Gia seakan menegaskan hubungan keduanya didepan Lexa. Lexa pun menyadari itu.

"Hai Xa" Gia balas menyapa Lexa dengan canggung. Ia merasa tak enak dengan gadis itu. Jika ia yang ada di posisi Lexa, ia pasti sakit hati melihat laki-laki yang ia suka sejak lama malah menggandeng tangan perempuan lain.

"Kalian keliatan serasi, langgeng ya buat kalian" setelah mengucapkan itu Lexa melenggang mendahului Gia dan Geo.

Lexa mengucapkan kata itu dengan senyum mengembang seperti tak ada raut sedih di wajahnya. Apakah ia memang baik-baik saja atau dia hanya menutupi kesedihannya dengan tawa?

"Kenapa?" tanya Geo saat melihat Gia yang masih memperhatikan kepergian Lexa.

"Aku nggak enak aja sama Lexa. Pasti dia sebenernya sedih. Aku kan udah pernah ngrasain ditolak sama kamu di depan satu sekolah" kesal Gia yang kembali teringat kejadian itu.

"Jadi kamu mau aku nerima Lexa aja, gitu?"

Gia menabok lengan Geo cukup kencang "Ya nggak gitu jugalah!"

Geo terkekeh sambil mengacak rambut Gia gemas "Iya-iya, aku kan sayangnya cuma sama kamu"

Blushh

Pipi Gia memerah. Ternyata pacarnya ini bisa berkata manis juga. Ia pikir bibir sexy Geo hanya bisa melontarkan kalimat pedas.

****

"Selamat morning budak-budakku. Bagaimana paginya? Cerah ceria bukan?" sapa Gia dengan semangat 45 saat memasuki kelasnya.

"Yang baru jadian mah beda auranya" ucap Feli.

"Yang kemaren pulang bareng mantan juga beda auranya, udah balikan ya?" balas Gia tak mau kalah. Ia tahu dari Karin soal Feli yang kemarin pulang bersama Oscar.

"Dihh nggak ya!" bantah Feli.

"Bukan Nggak, cuma belom" sahut Karin.

"Nggak ada pj apa-apa nih? Gorengan kek, atau apaan gitu" tanya Reihan yang sedang menghapus coretan di papan tulis.

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang