51. Masih Berlanjut

319 55 5
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.


Tak peduli meski jam pelajaran sedang berlangsung, ke empat siswa kelas XII itu memilih untuk mengecek ke ruang cctv di sekolah ini.

"Semua cctv mati pada pukul 04.30 lalu kembali menyala pukul 05.00. Itu artinya pelaku datang jauh sebelum gerbang sekolah dibuka. Sebelum melakukan aksinya, pelaku pasti lebih dulu masuk ke dalam ruangan ini memakai kunci duplikat" jelas salah satu petugas cctv.

"Bisa dibilang kalau pelaku ini tau seluk beluk sekolah ini dong?" cletuk Daniel mode serius.

Jefreey mengangguk "Dia juga punya kunci duplikat"

"Apa mungkin dia salah satu siswa di sini? Tapi kenapa dia nglakuin itu sama Gia? Setahu gue Gia nggak pernah ribut kecuali sama--" Oscar mengingat satu nama siswi yang pernah adu jambak hingga dihukum di lapangan.

"Geo, lo mau ke mana Ge?"

****

"Gia ini sudah kelima kalinya kamu izin ke toilet, kamu nggak lagi modus kebelet buat lirik-lirik Geo di kelas sebelah kan?" tanya pak Rusdi, wali kelasnya yang sedang mengajar.
Tentang kekacauan tadi pagi, pak Rusdi sudah melaporkannya ke pihak sekolah dan akan mengusut hingga pelaku tertangkap.

"Ya ampun pak, jangankan lirik, ngendus aja bisa kok pak kalau saya mau, nggak perlu pake modus-modus segala" jawab Gia dengan menahan perutnya yang sudah mules sedari tadi.

"Izinin aja pak, takutnya my bestie malah kecepirit di sini. Kan kita-kita juga yang terganggu sama aroma wangi nan semerbaknya" sahut Karin.

"Makasih loh, Rin" ucap Gia sambil tersenyum paksa. Jangan lupakan ekspresi Gia yang khas layaknya orang menahan berak.

"Ya sudah kalau gitu, kamu silahkan keluar sebelum keduluan yang di perut kamu" 

"Makasih pak" Gia lalu melesat menuju toilet untuk kembali menuntaskan gejolak dalam perutnya.

"Temen lo salah makan tadi?" tanya Feli pada Karin yang masih menyalin jawaban soal milik Feli.

"Kebanyakan sambel kali tuh anak"

***

"Astaga ini perut kenapa sih sejak makan tadi mules-mules gini, bisa hipertensi nih kalau gue kekurangan cairan. Ehh kok jadi hipertensi?"

Dengan tubuhnya yang sudah lemas, Gia berjalan kembali ke kelas "Auu ahh"

"Sudah selesai Gia?" tanya Pak Rusdi begitu Gia sampai di depan kelas.

Gia hanya mengangguk lemas sebagai jawaban atas pertanyaan wali kelasnya.

"Kamu sedang tidak enak badan?" tanya Pak Rusdi yang menyadari wajah Gia yang sudah agak pucat.

"Nggak pak cuma--"

Brukkk

"GIAAA!"

Cuma mau pingsan. Ucap Gia dalam hati di sisa-sisa kesadarannya.

***

Brakkk

Pintu tiba-tiba dibuka secara kasar hingga menimbulkan bunyi gaduh.

"Geo, sedang apa kamu di sini?" tanya seorang Guru wanita yang sedang mengajar di kelas yang baru saja Geo masuki.

Geo menulikan telinganya dan tetap melangkahkan kaki menuju kursi paling belakang di mana Arabele berada diikuti Oscar, Daniel dan Jefreey di belakangnya. Semua mata terperanjat melihat sosok Geo yang mengerikan sekarang. Aura dingin yang laki-laki itu pancarkan kian meningkat.

"Lo kan?"

Arabele mengerutkan dahi saat Geo tiba-tiba bersuara tepat di hadapannya "Maksud lo apa?" tanya Arabele yang kini tak lagi memanggilnya dengan 'aku kamu'.

"Yang naroh bangkai tikus di meja Gia, itu lo kan?" kata Geo dengan penekanan.

"Geo, masalah itu sudah diurus oleh pihak sekolah. Kamu tidak bisa menuduh orang sembarangan" ujar Guru wanita itu yang sudah menengahi Geo dan Arabele.

Geo membalikkan badan menatap guru wanita tadi "Tanpa mengurangi rasa hormat, tolong biarkan saya bicara dengan dia" ucap Geo dengan nada dingin.

Guru itupun mengalah. Ia membiarkan cucu dari pemilik sekolah ini berbicara dengan Arabele.

"Bukan gue" ketus Arabele.

"Nggak mungkin! Cuma lo yang pernah cari gara-gara sama Gia. Dan lo pasti nggak terima kan kalau Gia sekarang pacaran sama Geo?" tuduh Daniel.

"Mending lo ngaku aja deh!" timpal Jefreey.

Arabele terkekeh "Gue emang dulu suka sama Geo sampai gue sering ganggu cewek-cewek yang deketin Geo termasuk Gia. Tapi itu dulu, sejak Gia jadian sama Geo gue nggak pernah ngejar-ngejar Geo lagi. Kenapa? Karena gue nggak minat sama cowok orang. Lo pikir selamanya gue akan ngejar-ngejar temen lo gitu?"

"Lo nggak bohong?" tanya Oscar memastikan.

"Terserah lo mau percaya omongon gue atau nggak. Gue nggak peduli. Lagian sekolah juga udah ngurus, bentar lagi paling ketahuan siapa pelakunya"

Geo menelisik ekspresi Arabele. Sepertinya Gadis itu berkata jujur. Kalau begitu, lalu siapa pelaku yang sudah berani bermain-main dengan miliknya?

Oscar yang dari tadi berada di tengah-tengah ketiga temannya sedikit menyingkir saat handphone di sakunya berbunyi.

"Halo Fel"

" ... "

"Iya Geo sama gue, kenapa emangnya?" Oscar dengan seksama mendengarkan lawan bicaranya. Wajahnya sempat terkejut. Ia lalu kembali menghampiri Geo saat Feli sudah menutup sambungan telponnya.

"Ke Uks sekarang, Ge!" ucap Oscar membuat Geo mengernyit.

"Gia pingsan"


~♥~

Pendek banget yaa? Emanggg wkwkk
Soalnya kan yang tinggi tuh harapanku untuk bersamanya ... Asekkkk

00:15
Authornya kalong
🦇🦇🦇

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang