40. Tamu untuk Gia

407 58 0
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.




"Haduh-haduh udah kaya penganten baru lo berdua sekarang. Kemana-mana berdua. Berangkat berdua, pulang berdua semalem tidur juga berdua" ucap Karin saat ia berada di luar kelas bersama Feli dan juga ketiga teman Geo.

Jika dilihat sekarang, antara teman-teman Gia dan teman-teman Geo memang makin dekat semenjak Gia dan Geo berpacaran. Dulu saat Feli masih bersama Oscar mereka tak sedekat ini satu sama lain.

"Iya kah? Pantes rambut neng Gia basah, kramas ya tadi" timpal Daniel

Gia tau teman-temannya memang sering bercanda dan menggodanya. Tapi jika ada orang selain mereka yang dengar lalu salah paham kan bisa bahaya.

"Congor lo bisa nggak di filter dulu baru ngomong. Kalo ada yang denger gimana?" balas Gia sewot "Tiap hari juga kramas gue, emangnya Karin kramas sebulan sekali. Lagian Geo tidur juga di kamar tamu nggak berdua sama gue!"

Karin melotot tak trima "Dihhh ... Sembarangan kalo sanjang! Gue kramas hampir tiap hari ya!"

"Ohh jadi gitu, pantes gue berdiri di sini kaya bau hasem-hasem gitu" ucap Daniel yang berada tak jauh dari Karin.

"Enak aja lo! Wangi gini dibilang asem, muka lo tuh yang asem!" balas Karin.

"Nyenyenye ... Iyelah Karin yang wangiiii" Daniel meledek Karin.

"Lo berdua kok gue perhatiin makin kesini makin kesono ya?" ucap Jefreey menanggapi kelakuan Karin dan Daniel.

"Pa maksud?" tanya Daniel.

"Nggak tau kenapa feeling gue mengatakan kalau lo berdua nanti berjodoh" balas Jefreey.

"Feeling lo meragukan Jep, ketemu aja adu bacot gitu gimana kalo mereka nikah nanti?" sahut Oscar lalu melirik Feli yang masih mengotak atik hpnya "Yang bener tuh kalau feeling lo Gue sama Feli jodoh, itu baru tepat"

Feli melirik Oscar yang sedang tersenyum jahil padanya. Namun tak lama ia memutar bola matanya malas meladeni mantannya.

"Masuk gih, udah mau bel" ucap Geo pada Gia tak menanggapi guyonan teman-temannya.

"Gia aja nih Ge, yang disuruh masuk? Temennya nggak?" tanya Karin.

"Silahkan kalau mau masuk ... Ke liang lahad" balas Geo di luar dugaan Karin membuatnya terbelalak. Sementara yang lain sudah tertawa terbahak-bahak.

"Cowok lo sekalinya ngomong nylekitnya ngalahin omongan tetangga" bisik Feli pada Gia.


*****


Di sebuah rumah sakit besar di kota ini, terlihat seorang laki-laki muda dengan pakaian casual berjalan menuju ruang Icu. Ketampanannya membuat ia menjadi pusat perhatian orang-orang di sana. Sampai di depan ruangan Icu, terlihat sudah ada pria paruh baya yang menunggu di sana.

"Gimana Pa?"

Pria paruh baya yang ia sebut papa menoleh ke arahnya "Mama kamu harus menjalani operasi. Tapi masalahnya stok golongan darah yang sama dengan mama kamu kosong. Pihak rumah sakit belum juga menemukan pendonor"

"Satu cara yang bisa kita lakukan sekarang adalah mencarinya. Dia yang bisa menolong mama kamu" lanjutnya.

"Papa yakin? Gimana kalau dia nggak mau atau dia nggak percaya sama apa yang akan dia dengar nanti?" tanya laki-laki muda tadi.

"Cepat atau lambat dia pasti tau. Tapi keadaan sekarang memaksa dia untuk mengetahuinya. Dia pasti akan kecewa sama seperti papa. Tapi bagaimanapun juga Papa mencintai Mama kamu. Papa nggak mau kehilangan Mama kamu jika tidak segera di operasi"

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang