01. Giorgia Rosalyn

2.6K 228 360
                                    

Assalamualaikum. Halo semuanya. Salam sejahtera untuk kita semua. Jumpa dengan karya pertama aku. Aku masih baru dalam hal tulis menulis. Masih harus banyak belajar lagi. Kalau kalian menemukan kekuranganku dalam menulis, boleh banget kasih kritik, saran dan masukan yang penting pakai bahasa yang sopan. Semoga kalian mengerti yaa.

Happy Reading ❤


Kringggg


Sudah ke enam kalinya alarm itu berbunyi semenjak tiga puluh menit yang lalu. Namun belum ada tanda-tanda gadis yang masih meringkuk dibawah selimut itu akan bangun. Ralat, dari alarm pertama berbunyi ia sebenarnya sudah bangun. Bukan untuk beranjak dari kasur namun bangun untuk mematikan alarm dan menyetel ulang 5 menit kemudian lalu terlelap kembali.

"Aishhh!! Sekiyahh"

Bangun tidur bukannya berdoa malah mengumpat. Ya seperti biasa, inilah yang terjadi setiap paginya. Giorgia Rosalyn, si tukang halu dan penikmat roti sobek oppa, akhirnya bangun dari tidurnya. Ia lalu mematikan alarm dengan mulut yang masih mendumel. Sebenarnya bisa saja asisten rumah tangganya yang membangunkannya. Namun ia lebih suka dibangunkan oleh benda dari pada manusia. Selain itu ia juga tak mau membuat asisten rumah tangganya depresi karena membangunkan nonanya.

"Kenapa sihh cepet banget paginya? Perasaan baru aja gue ngorok" Gia beranjak dari kasur untuk mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah. Ia melenggang begitu saja tanpa membereskan tempat tidur yang sudah seperti kena bom panci.

Selesai mandi ia bergegas untuk memakai seragamnya. Setelah itu, Gia menyisir rambut panjangnya lalu memoleskan sedikit bedak di pipinya. Dan juga ia menambahkan lip balm di bibirnya sambil mengoceh tak jelas.

"Kenapa ya dari senin ke minggu lama banget sementara kalau dari minggu ke senin tuh cepet?"

Menatap pantulan dirinya di cermin, ia berdecak kagum "Parah lo, cuma pake bedak sama lip balm aja cantik. Gimana kalo full make up coba? Beneran jadi bini mingyu kali lo. Tapi Mingyu mana doyan sama gue"

Gia mengerucutkan bibirnya sebelum akhirnya tersenyum seolah baru mendapat pencerahan "Sholawatin dulu aja kali ya? Kalau jodoh ya nyebar undangan kalau nggak ya paling nangis di pojokkan"

Setelah siap, Gia bergegas untuk keluar dari kamar dan langsung ke ruang makan dimana sudah ada Bi Mirna sang asisten rumah tangga yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Melihat nonanya, Bi Mirna langsung menyiapkan roti dengan selai coklat kesukaannya kemudian memasukkannya ke kotak bekal. Ia sudah tau kalau nonanya itu pasti tidak akan sempat sarapan di rumah melihat jarum panjang di jam dinding saja sudah berada di angka sembilan.

"Pagi non, ini bibi sudah nyiapin bekal buat non sama susu coklatnya itu di minum dulu" sapa Bi Mirna sambil menyerahkan kotak bekal dan segelas susu coklat untuk Gia.

"Pagi Bi, makasih ya bekal sama susunya" ucapnya setelah menerima kotak bekal. Ia lalu meneguk habis susu coklat buatan Bi Mirna.

"Mama belum pulang ya bi?" tanyanya pada Bi Mirna yang langsung mengangguk membenarkan pertanyaan Gia. Ibu dari Gia memang jarang ada di rumah karena pekerjaannya.

"Yaudah kalau gitu Gia berangkat dulu ya bi, Assalamualaikum" Gia berpamitan sambil mencium tangan Bi Mirna. Mereka memang sangat dekat. Bahkan Bi Mirna sudah seperti ibu bagi Gia. Wanita paruh baya itu menyayangi Gia seperti ia menyayangi anaknya sendiri karena memang Bi Mirna sudah bekerja di kediaman orang tua Gia jauh sebelum Gia lahir.

"Hati-hati ya non, waalaikumsalam"

***

SMA PERTIWI

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang