35. Karin numbuh gigi

467 63 10
                                    

Happy Reading ❤
.
.
.





"Gilaa segitunya?" tanya Feli tak percaya.

"Parah parah parah!!" sahut Bella menggeleng-gelengkan kepala.

Saat ini Feli, Bella, Gea, Nia dan Feby sedang duduk melingkar di bawah lantai kelas mereka untuk mendengar cerita Gia. Mereka memilih tempat paling belakang karena luas. Kenapa tidak duduk di bangku saja? Karena menurut Gia lebih kusyu dan adem kalau di lantai.

"Terus sekarang Kak Kevin gimana? Masih bernafas kan?" tanya Feby penasaran.

Gia memang sedang menceritakan kejadian tahun lalu seperti apa yang kemarin Geo katakan padanya.

"Halah mentang-mentang dulu lo suka sama tuh orang. Lagian mah harusnya sih Geo bikin dia qoid aja sekalian. Gedeug gue sama kelakuannya" sahut Gea menbuat Feby cemberut.

"Lo kaya sensi gitu sama Kak Kevin, pernah jadi korbannya ya?" selidik Gia.

"Bukan gue, tapi adek gue dulu"

"HAHH?" seru mereka bersama membuat ketiga siswa yang sedang memperhatikan mereka dari bangku berbisik-bisik.

"Bau semur jengkolnya kecium sampe sini anjirrr" ucap Reihan lirih yang langsung diangguki Gerry dan Devan. Ketiganya duduk di kursi tak jauh dari para gadis dibawah.

"Si Nia tuh pasti. Gue tadi liat doi sarapan pake jengki" sahut Gerry sambil memasukkan pilus garuda ke dalam mulutnya.

"Mentang-mentang bapaknya juragan jengkol dari sarapan sampai makan malem menunya jengkol mulu" sahut Devan.

Ia teringat saat ketiganya beberapa kali numpang makan di rumah Nia yang mana menu utama pada saat itu adalah semur jengkol, rendang jengkol, jengkol balado. Bahkan cemilan pun sampai krupuk jengkol dan kripik jengkol. Untung saja ibu dari temannya itu tak memberi mereka jus jengkol sebagai minumannya.

Kembali pada Gia dan lainnya yang sedang mengghibah. Gea menghela nafas sebelum mulai bercerita.

"Dua tahun yang lalu adek gue diem-diem pacaran sama tuh orang. Gue tau setelah liat chat mereka. Karena gue tau gimana kelakuan si bangsat itu gue minta cowok gue buat nganterin ke rumah Kevin karena perasaan gue bener-bener nggak enak. Gue tau kalau rumah Kevin selalu sepi makanya dia bebas ngapain aja. Lo tau sendiri kan kalo cowok gue temenan sama Kevin"

Gia dan yang lain menggangguk. Mereka memang tahu hal itu.

"Sampai di rumah tanpa permisi gue masuk karena kebetulan pintu kebuka. Dan bener aja kekhawatiran gue. Mereka hampir aja nglakuin itu di sofa. Mereka bahkan udah setengah telanjang. Semenit aja gue telat. Gue nggak bisa bayangin gimana masa depan adek gue. Adek gue baru smp gila, bayangin kalau sampai mereka bener nglakuin itu terus adek gue tekdung" lanjut Gea

"Brengsek emang tuh cowok!" sahut Bella ikut marah.

"Astaga jadi omongan anak-anak bener? Gue kira cuma rumor" kata Febby.

"Kira-kira udah kena azab belum ya si Kevin?" tanya Nia penasaran.

"Mungkin dibilangnya karma kali ya. Soalnya kata Geo nggak lama setelah keluarga mereka pindah ke luar kota, adeknya yang cewek diperkosa terus depresi. Kevin juga kena kasus jual beli narkoboy" jelas Gia.

Geo sendiri yang memberi tahu Gia. Dulu, setelah kejadian di mana Kevin berlaku kurang ajar pada Gia, Geo tak begitu saja melepaskan Kevin. Laki-laki itu meminta orang suruhannya untuk mengawasi Kevin.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi mereka. Karin masuk dengan langkah gontai lalu duduk di bangku tanpa menyapa teman-temannya.

Gia dan Feli menghampiri Karin. Saat berhadapan dengan Karin, Gia bisa melihat mata gadis itu yang sembap.

Geo&Gia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang