Happy Reading ❤
.
.
.
Dengan ceria dan senyum sumringah, Gia memasuki kelasnya. Ia masih terbayang kejadian tadi malam saat Geo menggenggam tangannya. Saat Geo mendekapnya erat. Bagaimana ia bisa menangis dalam pelukan laki-laki itu. Jika Gia tak salah, ia merasakan degup kencang jantung Geo beradu dengan jantungnya saat Geo mendekap tubuhnya.
"Annyeongg yeorobun!" sapa Gia saat masuk ke dalam kelasnya. Namun matanya mengerjab saat ia tak mendapati satupun temannya berada di kelas.
"Pada kemana nih? Biasanya jam segini udah pada ngumpul"
Gia mengambil hp nya di tas lalu menghubungi Feli.
"Oiii Fel, ini anak-anak pada kemana sih? Sepi amat kelas"
"Taman belakang Gi, gue sama yang lain disini"
"Lagi pada kesurupan masal?" tanya Gia asal.
"Ngaco lo! Udah ah sini aja, tapi lo harus siap mental ya Gi, gue takut lo masuk rumah sakit lagi"
"Buset congor lo!" ucap Gia setelah mematikan sambungan telpon. Gia lalu sedikit berlari menuju taman belakang sekolah.
Saat sampai di tempat yang ia tuju, ternyata tidak hanya teman sekelasnya namun banyak siswa siswi dari kelas lain juga sudah berada disana.
Ia melihat Karin melambaikan tangan padanya. Disampingnya juga ada Feli dan beberapa teman perempuan dikelasnya. Gia lalu menghampiri mereka.
"Misi-misi ... Ayangnya Mingyu mau lewattt!" kata Gia menerobos kerumunan.
Baru saja sampai, Karin tiba-tiba saja menubruk badannya dan memeluknya "Lo yang kuat ya Gi, gue sama Feli selalu ada buat lo"
Ucapan Karin membuat Gia kebingungan "Maksut lo apaan sih?"
"Geo ditembak sama Lexa" jawab Feli.
Deg
Jantung Gia mencelos. Badannya lemas. Tatapan matanya pun sudah kosong. Ia tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Innalillahi wainnailaihirojiun, kenapa secepet ini, Geo?" lirih Gia.
Feli menabok mulut Gia "Ngawur lo! Bukan itu maksut gue!"
Melihat Gia yang masih bingung, Karin memengarahkan wajah Gia kedepan dengan kedua tangannya.
"Noh liat sendiri!" ucap Karin.
Apa-apaan nih? Batin Gia setelah melihat pemandangan yang tak jauh didepannya.
"Bisa kan kak, kalau hubungan kita lebih dari sekarang?" tanya Lexa dengan tangannya yang menggenggam tangan Geo.
"Aku suka sama kakak bukan dari sebulan atau dua bulan yang lalu, tapi dari waktu kakak masih smp. Aku selalu senang waktu dulu kakak main ke rumah buat ketemu sama Kak Alex. Aku senang waktu kakak ngajarin aku soal yang aku nggak tau. Aku sayang sama kakak. Kakak juga sayang kan sama aku? Kita kenal udah lama, nggak mungkin kan kakak nggak ada rasa apapun sama aku, apalagi kakak nggak pernah deket sama cewek manapun selain aku" lanjut Lexa.
Geo masih mematung. Ia tak menyangka berada dituasi seperti ini. Tanpa sengaja matanya bertemu dengan manik indah milik gadis yang baru saja tadi malam menangis dalam dekapannya.
Gia tak ingin melihat kelanjutan dari adegan di depannya itu. Ia tak mau mendengar apapun yang akan Geo katakan. Melihat tangan Geo berada digenggaman gadis lain saja sudah membuat dadanya sesak. Terlebih Geo sendiri seperti menerima saja perlakuan Lexa. Gia berbalik. Ingin berlari namun kakinya sulit untuk sekedar bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geo&Gia [END]
HumorAda yang bilang masa SMA adalah masa yang indah dan tidak terlupakan. Masa di mana kita punya banyak cerita, salah satunya tentang kisah cinta. Ada yang suka sukaan dengan teman sekelas, ada yang terpikat dengan pesona kakak tingkat, naksir sama ket...