Happy Reading ❤
.
.
.
"Kok kita kesini, Ge?" tanya Gia saat Geo bukannya mengantar Gia pulang tapi malah membawanya ke rumah laki-laki itu.
"Kakek nanyain" jawab Geo singkat membuat Gia ber oh ria.
Geo menggandeng tangan Gia sebelum masuk ke dalam rumah. Geo meminta Gia untuk duduk lebih dulu di ruang tengah sementara Geo memanggil Kakeknya.
Tak lama Geo pun muncul bersama Aryo. Gia berdiri lalu menyalimi punggung tangan Aryo. Keduanya lalu duduk berhadapan sedangkan Geo lebih dulu ke kamarnya untuk berganti pakaian.
"Bagaimana kabar kamu?" tanya Aryo ramah.
Gia tersenyum "Gia baik kek, kakek gimana?"
"Seperti yang kamu lihat, kakek baik walapun sekarang lebih mudah lelah"
"Gia juga sering gitu kok kek, suka capek padahal nggak ngapa-ngapain hehe" cengirnya.
Aryo terkekeh "Kakek lihat hubunganmu semakin dekat dengan Geo, apa itu benar?"
Gia tersenyum sumringah mengingat kejadian beberapa jam yang lalu "Iya kek, masih fresh gurih-guri nyoi. Tapi Geo belum nembak Gia, jadi belum bisa dikatakan pacaran gitu"
Aryo terkekeh "Anak itu dari dulu memang tidak banyak berbicara, jarang tersenyum dan terkesan dingin. Tapi dengan sikap, perlakuan juga segala perhatiannya kepadamu, kakek rasa itu sudah cukup untuk membuktikan betapa berartinya kamu untuknya. Jadi kamu tidak perlu meragukan keseriusan Geo" jelas Aryo.
Gia mengangguk setuju dengan ucapan Aryo.
"Kamu tau? Syal rajut yang Geo berikan untukmu tempo hari, itu bukan dari kakek. Anak itu sendiri yang membuatnya untukmu. Geo bilang kalau kamu tidak tahan dengan udara dingin" kata Aryo.
Gia terbelalak. Baru akan bertanya namun Aryo kembali berucap.
"Geo tidak mau kamu tahu kalau syal itu darinya. Makanya dia mengatakan kalau kakek yang memberi itu untukmu. Sebenarnya Geo melarang kakek untuk memberitahumu. Tapi sekarang, sepertinya tidak masalah jika kamu tahu"
"Lagi ngomongin apa?" Geo baru saja selesai berganti pakaian langsung mengambil tempat di sebelah Gia.
Gia tersenyum manis pada Geo "Makasih ya syalnya, walaupun kurang rapi aku tetep suka kok kalau kamu yang buatin"
Telinga Geo memerah. Ia lalu melirik kakeknya yang ternyata sedang menahan senyumnya.
Gia tersenyum dengan menaik turunkan alisnya menggoda "Cieeee ... Kuping Geo ijo"
****
Malam ini Gia masih berada di rumah Geo. Ia tadi juga sudah mandi di kamar mandi yang ada di kamar Geo. Laki-laki itu tak akan marah jika Gia yang masuk dalam kamarnya. Gia juga berganti pakaian milik mendiang ibu Geo yang masih tersimpan rapi di lemari. Walaupun kedua orang tua Geo sudah tiada namun pelayan masih rajin membersihkan barang-barang milik orang tua Geo.
Setelah selesai makan malam tadi, Gia berinisiatif untuk membantu membereskan meja makan. Geo dan Aryo sempat melarang karena tak mau gadis itu kecapekan. Namun Gia kekeuh untuk membantu.
"Non, biar saya saja yang mencuci piringnya, saya tidak enak kalau non yang melakukannya" ucap salah satu pelayan dirumah Geo.
"Nggak papa mbak, mending mbak ngerjain yang lain aja. Ini biar saya yang selesaikan" ucap Gia yang masih mencuci beberapa piring.
"Tapi non" pelayan itu masih tak enak.
"Nggak papa, saya udah bilang kakek kok kalau mau bantu" Gia kembali meyakinkan pelayan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geo&Gia [END]
HumorAda yang bilang masa SMA adalah masa yang indah dan tidak terlupakan. Masa di mana kita punya banyak cerita, salah satunya tentang kisah cinta. Ada yang suka sukaan dengan teman sekelas, ada yang terpikat dengan pesona kakak tingkat, naksir sama ket...