28Jan2022;saturday
.
.
____________________________________________
Bingar murka terhembus dari rongga mulutnya. Tatapannya pun tak lekang dari gadis yang meringkuk---memeluk lututnya dan lancang menggunakan bathrobe yang biasanya ia gunakan saat berkunjung ke kediaman Jaehyun.
Lisa memindai tubuh kurus itu dari ujung kaki hingga ke puncak rambut blonde-nya. Mengangguk singkat, lalu berbalik melihat ranjang tidur dibalik tubuhnya.
"Kenapa harus di lemari? Apa ranjang itu kurang nyaman, Chaeyong-ah?"
Meskipun menyebut nama Rose, tapi bola mata Lisa malah melirik nyalang ke arah Jaehyun. Pria itu hanya mengangkat alis, sambil berulang kali melakukan respirasi. Kakinya perlahan berjalan mendekati Lisa. Dengan arah pandang yang menyesal, seakan ia sudah melakukan kesalahan yang begitu fatal.
"Bukan aku yang mengirimkan pesan itu, sungguh!"
"Apa?! Kau ingin melimpahkan semua kesalahan padaku sekarang?"
Rose yang sejak tadi duduk meringkuk di dalam lemari pun tampak berjalan mendekati Jaehyun dan Lisa.
"Kau satu-satunya yang menggodaku Jaehyun!"
"Rose, diamlah! Ini bukan waktu yang tepat untuk mempermasalahkan itu!" Kata Jaehyun, masih dengan nada bicaranya yang datar.
"Kau baru saja ingin menuduh jika aku yang mengirimkan pesan itu dengan suka rela, padahal kau sendiri yang berkata jika aku harus melakukannya!"
"Aku tidak bermaksud seperti itu!"
Pada akhirnya kedua orang itu malah bertengkar sendiri. Lisa bahkan hanya bisa menatap jengah dinding berwarna krem semu itu sambil mendengarkan pertengkaran para penghianat di hadapannya. Hingga berpuluh-puluh menit berlalu, akhirnya Lisa kehilangan rasa sabarnya juga.
"Bisakah kalian berdua berhenti?!"
Rose dan Jaehyun pun refleks menutup belah bibirnya.
"Telingaku sakit, jika ingin bertengkar setidaknya tunggu aku benar-benar pergi dari rumah ini!"
"Lisa... Tidak, dengarkan aku sebentar!" Rose seketika menahan pergelangan tangan Lisa yang baru saja ingin pergi dari rumah Jaehyun. "Aku bersumpah ini hanya---"
Kalimat itu berhenti, tepat ketika Lisa meluruhkan tangan Rose dari pergelangan tangannya. Gadis Thailand itu tersenyum, sambil kemudian merapikan rambut Rose yang berantakan dan menyelipkan itu kebelakang telinga. Di saat itu juga rasa marah kian menguasainya. Setelah melihat sebuah bekas kemerahan pada leher sahabat setimnya itu.
"Oh, malam yang indah untuk kalian..."
"Lisa, aku minta maaf. Dengarkan aku se---"
"Tidak, bukan kau yang seharusnya minta maaf Rose!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDOMLICE
FanfictionBook ini adalah short story yang aku buat sebagai bentuk terimakasih kepada para pembaca yang sudah berbaik hati memfollow akun penulis amburadul ini. 100 followers, mungkin buat orang lain itu kecil, tapi bagiku sebaliknya. Itu hal yang jauh di lu...