29sept2023;friday
.
.
__________________________________________
Suara tapak kaki memenuhi koridor sepanjang bel sekolah berbunyi. Para murid berhamburan ke kantin, sementara Jaehyun tengah berjalan sendiri sambil memandang waspada situasi sekitar. Hingga tak lama, pintu masuk menuju kelas pengembangan diri "melukis" terlihat. Ia pun tersenyum, lalu berjalan dengan punggung tegap menuju ke arah kelas tersebut.
Sudah beberapa hari terlewati sejak malam dimana ia melepaskan keperjakaannya. Kini, ia dan Lisa bahkan terlihat seperti orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain. Entahlah, itu juga bukan sesuatu yang diperkirakan Jaehyun sebelumnya.
"Belum siap ya?" Kuarnya, dari balik jendela kelas yang terbuka.
Seorang gadis lantas menoleh. "Oh, eumm... Dikit lagi!" Sahut gadis berkulit Tan di dalam ruang kelas itu.
"Oke, aku tunggu disini ya!" Kata Jaehyun lagi, sehingga diangguki gadis yang tengah melukis itu.
Jaehyun pun berbalik, ia kemudian duduk di sebuah bangku yang tersedia didepan ruang kelas itu. Pandangan matanya mengedar, memperhatikan siswa-siswi yang sibuk hilir mudik menghabiskan jam istirahat mereka. Tampak biasa, awalnya. Hingga sosok tinggi bertubuh atletis terlihat mencuri atensi Jaehyun sepenuhnya. Tiba-tiba saja rahangnya kaku, atau bahkan lumayan mengeras kala itu. Ia kemudian mengalihkan pandangan. Mencoba tak peduli, mungkin. Sampai lagi-lagi matanya memaksa melirik kearah pria yang berbeda jurusan dengannya itu.
"Jadi itu alesannya?" Ucapnya seperti bertanya pada ruang hampa. "Hah!"
Mendadak pria itu kesal, sampai akhirnya mengendurkan dasi sekolah yang tengah menggantung di kerah bajunya. Hatinya mendadak panas, kala melihat sosok laki-laki itu tengah memeluk tubuh mungil seorang wanita dari arah belakang dan memutar-mutarkannya di tengah-tengah lapangan sekolah.
"Lagi ngeliatin Lisa?"
Sontak saja Jaehyun kaget. Ia kemudian menoleh, lalu berdiri setelahnya.
"Ng-nggak! Siapa juga yang ngeliatin mereka?"
"Mereka?" Mina tampak aneh dihadapannya. Gadis itu pun kembali melihat ke arah lapangan. "Mario sama Lisa maksudnya?"
Mata pria tampan itu pun memejam penuh penyesalan. Tidak, ia tidak bisa mengelak lagi. Itu terlalu detail.
"Gak maksud gitu kok. Ga sengaja. Lagian, salah mereka juga mesra-mesraan dilapangan." Alibinya.
"Salah? Salahnya dimana?"
"Ya, salah dong! Pacaran aja udah salah! Apalagi di lapangan sekolah!"
"Emang kamu tau darimana kalo Lisa sama Mario pacaran? Setau aku mereka sahabatan deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDOMLICE
FanfictionBook ini adalah short story yang aku buat sebagai bentuk terimakasih kepada para pembaca yang sudah berbaik hati memfollow akun penulis amburadul ini. 100 followers, mungkin buat orang lain itu kecil, tapi bagiku sebaliknya. Itu hal yang jauh di lu...