♡♡♡
Argala memarkirkan mobil miliknya tepat didepan rumah yang telah ia beli beberapa hari yang lalu dan rumah ini juga adalah mahar pernikahannya dengan Aleta.
Argala menoleh kearah Aleta yang masih tertidur. Argala mengoyakkan lengan Aleta agar gadis itu terbangun, bukannya terbangun Aleta hanya membuka mata sekilas lalu menutupnya kembali.
Argala menghela nafas. Argala membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil untuk membawa koper-koper miliknya dan milik Aleta kedalam rumah.
Sudah beberapa jam Aleta tertidur dan akhirnya gadis itu pun terbangun dari mimpinya. Aleta menatap sekitar dengan mengusap matanya. Aleat menyeringai ini, dimana?
"Udah bangun?"
Aleta menoleh kearah sumber suara ternyata itu Argala, "kak, ini dimana?" Tanyanya bingung.
"Di rumah, kamarnya udah gw beresin pindah sana." ujar Argala, lalu laki laki itu mengambil kunci mobil di atas meja, "Gue mau keluar jangan kemana-mana" ucapannya.
"Kakam mau kemana?" Tanya Aleta sekali lagi yang masih terduduk di sofa.
"Nongkrong," jawabnya lalu berjalan menuju pintu keluar.
Aleta masih belum bisa mencerna keadaannya sekarang Aleta menatap sekeliling ruangan yang sangat rapi, Aleta beranjak dari sofa untuk melihat lihat.
✧✧✧✧
Argala memarkirkan mobil miliknya di sebuah warkop disana udah berjajar beberapa sepeda motor yang terparkir.
Argala turun dari mobilnya. berjalan masuk kedalam dan disana sudah ada beberapa anggota Asther yang berkumpul. Argala datang memberikan salam dengan tos tangan.
"Yo bang, lama banget ga nongkrong lo," celetuk Abas salah satu anggota Asther sambil mengangkat tangannya untuk tos.
"Ada urusan. Sean, Agil, prince mana?" Tanya Argala, lalu berjalan duduk di sofa solo yang selalu menjadi tempat favoritnya.
"Abis ini juga mereka dateng, tunggu aja," sahut Gaara, yang sibuk dengan gitar di tangannya.
"Loh! bang Arga." Dari balik pintu masuk basecamp seorang laki-laki membawa secangkir kopi ditangannya, dia Refan.
"Udah dari tadi, bang?" tanyanya lalu duduk di sofa panjang di samping Gaara.
"Baru." jawab Argala.
"Oo... kopi bang?"
"Ga dulu."
Gaara yang sedari tadi fokus membenarkan senar gitar miliknya tiba-tiba saja teringat sesuatu
"Bang Arga, si Melvin bebas."
Argala menggerutkan kedua alisnya, "kok bisa?"
Agas yang mendengar itu tertawa, "haha... bisalah bang, ada cuan." Ucapannya sambil menggesekan jari telunjuk dan jempolnya.
"Bener!"
Brakk...
Pintu terbuat dari kayu itu di pukul kencang, Sean tanpa rasa bersalah itu masuk dengan menunjukkan senyum cengengesan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA
Fiksi Remaja(Segera terbit) SEBAGIAN DI HAPUS || PART ACAK || PINDAH KE APLIKASI WACAKU Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak sadarkan diri ia langsung meminumnya...