GalAle : 43

97.1K 4.7K 79
                                    

🤍🤎🖤

Vote and komen
(Komen di setiap part plis 🙏)
---

Happy reading ✨

♡ ♡ ♡

___

Tok... Tok.. tok

"Nona... Waktunya sarapan."

Suara pelanyan sedang membangunkan anak majikannya, namun Agnes yang berada didalam kamar itu masih belum kunjung bangun dari tidur nyenyak.

Hingga bukan lagi ketukan pelan yang terdengar.

Tok.. tok.. tok..

Agnes bergejolak kaget saat pintu kamarnya di ketuk dengan keras dari luar. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya.

Ceklek

"Iyaa.."

Agnes menatap Monica yang sedang menatapnya dingin dihadapannya, "jangan bermalas-malasan, Agnes!" Tegasnya.

Dengan wajah bantalnya Agnes mengangguk, "sepuluh menit, aku turun," ucapnya.

Sesuai janjinya dengan Monica Agnes keluar dari kamarnya dengan badan yang sudah wangi. Agnes bingung melihat para pelayan yang mondar mandir entah sedang apa.

Agnes duduk di meja makan yang disana sudah ada Monica yang menunggunya.

Piring Agnes sudah terisi dengan nasi dan lauk ia tinggal menunggu Monica makan terlebih dahulu karena itu aturan yang sudah ditetapkan, yang tua harus makan terlebih dahulu.

"Persiapan diri nanti malam," celetuk Monica lalu wanita itu memakan makanannya.

"Ada acara?" Tanya Agnes tanpa menatapnya karena ia fokus kepada makanannya.

"Daddy kamu nanti malam pulang, setelah sarapan mommy mau pergi ke  bandara."

Agnes mendongakkan kepalanya, "Daddy?" Beonya menatap Monica.

"Ya, why? Tidak suka?" Monica menatap putri tirinya itu.

Agnes menggeleng, "no, Agnes suka," cicitnya, lalu ia kembali memakan makanannya.

Beberapa detik kemudian Monica sudah menyelesaikan makanannya, "mommy sudah selesai," ucapnya.

Lalu ia berdiri berjalan kearah Agnes, Monica memegang bahu Agnes yang sedang duduk, ia mendekat lalu berbisik.

"jika Daddymu di rumah, jangan pernah menceritakan hal-hal aneh, mengerti!?"

Bulu kudu Agnes merinding mendengarkan bisikan tersebut, sungguh iblis!

"Jika terus kamu lakukan, jangan harap keluarga ini utuh, Agnes!"

Agnes mengepalkan tangannya kuat, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Monica menegakan tubuhnya, "bagaimana Argala?"

Sungguh Agnes muak dengan nama itu, ia tidak bisa melakukannya. Agnes memilih diam tidak menjawab perkataan Monica.

Monica mengerutkan keningnya, "Agnes!?"

Apa yang harus ia jawab tuhan, batin Agnes yang meminta pertolongan.
"Jawab Agnes!" Sentak Monica.

"Mom.. em..."

Saat hendak menjawab pelayan datang memanggil Agnes, katanya ada paket makanan yang datang.

Agnes pun segera keluar dari rumah menemui seseorang yang mengiriminya makanan.

"Atas nama Agnes?" Tanya tukang gofood tersebut memastikan.

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang