IID - 03.

791 50 1
                                    

💐💐💐

“Kak Jungkook!!!” Nara berlarian dari rumahnya menuju ke rumah Jungkook. Diikuti oleh Taehyung yang berjalan santai dibelakang Nara.

Mereka memasuki rumah tanpa mengetuk pintu, “Bunda? Kak Jungkook mana?” teriakan Nara menggema diseluruh rumah Jungkook pagi ini.

Hari libur memang selalu dihabiskan anak dari keluarga Kim dengan mengganggu Jungkook dirumahnya. Meskipun begitu, Jungkook bahkan tidak memprotes atau marah. Jungkook lebih merasa bahagia, karena bagaimanapun, waktu dimana dirinya diganggu hanya akan datang disaat hari libur saja.

“Bunda di dapur, Sayang.” Teriak Bunda dari dapur.

Taehyung berjalan menuju anak tangga, “Kakak yang bangunin Jungkook.” Ucapnya sebelum Nara buru-buru ke dapur. Pun dijawab anggukan oleh Nara.

Taehyung berjalan menaiki tangga dengan cepat, berbelok ke kiri, mengetuk pintu dan membuka knopnya tanpa disuruh ataupun menunggu si pemilik membukakan.

“Ya Tuhan,” gemas Taehyung saat ia masuk ke dalam kamar Jungkook dan mendapati lelaki itu tengah tertidur dengan kaki yang dibentangkan ke atas kepala ranjang.

Benar, Jungkook tidur berlawanan arah. Padahal sudah tiga hari sejak kejadian, luka yang berada dilutut Jungkook belum juga sembuh.

Sebelum Taehyung membangunkan Jungkook, ia menutup pintu dan tidak lupa menguncinya. Takut-takut Nara akan mengganggu dan merecoki mereka berdua. Taehyung sangat tidak suka jika dirinya dan Jungkook diganggu oleh Nara atau siapapun itu.

Taehyung berjalan ke arah meja rias milik Jungkook, merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah botol parfum. Meletakkannya ke deretan parfum milik Jungkook.

Sekilas Taehyung merapikan barang Jungkook yang terlihat tidak ditempatnya. Jungkook sangat suka merias wajahnya dan Taehyung selalu suka melihat Jungkook saat lelaki itu tengah merias diri.

“Jung, bangun. Udah pagi.” Ucap Taehyung begitu lantang.

Membuat si empu menggeliat di atas ranjangnya, meregangkan ototnya dan membuka mata perlahan. Taehyung juga suka bagian ini. Jungkook sangat mudah dibangunkan. Tidak seperti Nara. Jika belum diancam, gadis itu mungkin masih setia memeluk guling dikamarnya.

“Parfum yang kamu pengen udah Kakak taruh dimeja.” Kata Taehyung sembari berjalan mendekat ke arah ranjang.

Dirinya duduk ditepi, kemudian menyisir rambut Jungkook yang menutupi wajah menawannya itu kebelakang. Menyaksikan rutinitas pagi dari Jungkook, yaitu melamun.

“Masih sakit itu? Udah diganti 'kan perbannya?” tanya Taehyung hati-hati.

“Kenapa nggak sembuh-sembuh, ya, Kak?”

Taehyung melirik ekspresi wajah Jungkook. Terlihat datar, tidak ada ekspresi sama sekali saat ia menanyakan pertanyaan itu.

“Karena emang belum waktunya sembuh. Ayo mandi, nanti Kakak bantu ngobatin lukanya.”

Jungkook beranjak tanpa banyak kata lagi, ia sedih sebenarnya. Selalu jika dirinya terluka, luka itu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Tidak seperti orang-orang.

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang