IID - 02.

1K 58 3
                                    

💐💐💐

“Iya, Bunda. Cuma luka dilututnya aja. Ini dia lagi makan diruangan Taehyung.”

Bunda Jeon, menelpon Taehyung sebab Jungkook sama sekali tidak menjawab telponnya. Sepertinya Jungkook sengaja.

Awalnya berniat untuk bertanya saja, apa Jungkook menghubungi Taehyung. Berakhir Taehyung menjelaskan secara perlahan masalah Jungkook tadi yang membuatnya memaksa ikut ke kantor.

“Ya ampun, anak itu. Maaf, ya, Taehyung kalau Jungkook merepotkan. Coba tanyain apa mau dijemput Bunda aja? Kasihan kamu nanti jadi terganggu karena ada Jungkook.”

Suara lembut milik Bunda mengalun nyaring ditelinga Taehyung. “Nggak, Bun. Nggak apa. Ini anteng kok anaknya.” Tolaknya halus.

“Ya udah, titipin salam, ya, Nak, sama Jungkook. Bilangin Bunda nggak marah. Emang batunya yang jahat.”

Taehyung tertawa kecil, “iya, Bunda. Udah dulu, ya. Ini Taehyung mau terusin kerjaan biar cepat selesai.”

“Iya, Nak. Semangat kerjanya, ya.”

Dan sambungan telepon terputus. Taehyung menatap ke arah Jungkook yang sedang asik dengan berbagai makanan di meja tamunya. Ulah Jimin. Padahal Taehyung sudah memberitahu jika secukupnya saja.

Alasannya, biar luka Jungkook cepat sembuh. Si empu yang kelaparan hanya iya-iya saja, bahkan mungkin didalam hatinya ia merasa sangat senang. Apalagi panggilan si tukang makan yang disematkan oleh kedua keluarga mereka tidak mungkin adalah panggilan palsu.

“Kalau kenyang, berhenti. Biar perutnya nggak sakit.” Peringat Taehyung di mejanya yang berjarak tidak terlalu jauh.

Jungkook hanya mengangguk, mulutnya sibuk mengunyah Jajangmyeon yang terlihat menggugah selera.

“Kata Bunda, beliau nggak marah sama kamu. Bener juga kalau batunya yang jahat, saking kamunya terlalu baik.”

Tatapan sinis diberikan Jungkook pada Taehyung. “Kakak mending lanjutin kerja. Atau Kakak lapar juga? Aku suapin mau?”

Taehyung menggeleng, “kerja aja.” Jawabnya singkat. Lalu memilih sibuk kembali dengan berkas-berkas menumpuk dimejanya.

Jungkook menghendikkan bahunya, ia pun juga memilih kembali sibuk ke makanannya. Memberi pujian pada Jimin akan enaknya makanan pilihan lelaki itu.

Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, hingga jam menunjukkan pukul tiga. Taehyung menepati janji akan dirinya yang selesai lebih cepat dari pekerjaannya.

Melihat ke arah Jungkook yang sudah tertidur di atas sofa. Dengan satu makanan yang masih belum tersentuh di meja.

“Jung, bangun. Pulang.” Tangannya terulur mengusap pipi Jungkook. Kenyal, Taehyung sedikit mencubit pipi tembam tersebut.

“Udah, Kak?”

“Apanya?”

“Kerja.”

“Udah, dong. Makanya Kakak ajak kamu pulang. Ayo, bangun dulu.”

Jungkook bangkit dari duduknya, dengan hati-hati menurunkan kakinya ke bawah setelah menyuruh Taehyung beranjak sementara.

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang