IID - 29.

276 23 0
                                    

💐💐💐

"Jung, Sayang..." Panggil Taehyung. Menghadap ke arah Jungkook yang sedang menyeruput es kelapa muda langsung dari buahnya. Kepedasan sebab makan aneka seafood yang menjadi kesukaannya.

"Aaaaa, mau gak?" Jungkook memberikan satu suapan pada Taehyung, menyodorkannya didepan mulut pria tersebut.

Jungkook sangat sadar jika ekspresi Taehyung berubah murung. Dari keluar kedai hingga sampai di pantai tujuan, Jungkook beberapa kali mendengar Taehyung menghela nafasnya. Terdengar gelisah, tetapi Jungkook enggan bertanya.

Membiarkan pria tersebut bersama pikirannya. Jungkook memilih untuk diam juga. Jika lelaki itu bicara, maka ia akan membalasnya. Selebihnya, Jungkook pura-pura sibuk dengan barang di sekitarnya.

Termasuk sekarang, saat Jungkook sibuk makan pun, Taehyung hanya menatapnya terang-terangan. Lalu kembali menghela nafas, seperti suaranya tersangkut ditenggorokan sehingga satu patah kata tidak bisa diucapkannya.

Dan baru saja Taehyung memanggilnya, Jungkook sudah menyumpal mulut itu dengan makanannya. Biarkan saja. Salah sendiri tidak cerita.

"Enak, 'kan?"

Taehyung hanya bisa mengangguk sebagai jawaban sebab mulutnya sibuk mengunyah. Lalu setelah menelan semuanya, Taehyung kembali meneruskan ucapannya dengan cepat.

"Kakak cemburu."

Jungkook dibuat terkejut oleh pernyataan dari Taehyung yang tiba-tiba itu.

"Hah? Kenapa cemburu, Kakak? Aku ngapain? Perasaan juga dari tadi aku sama Kakak?" bingung Jungkook disetiap perkataannya.

"Itu, sama tamu kamu tadi." Jawab Taehyung tidak to the point.

"Pak Namjoon?" tebak Jungkook yang diangguki Taehyung. "Kenapa cemburu ih, Kakak? Coba jelasin lebih detail."

"Ya itu. Kenapa diterima? Kenapa harus dipikirin? Padahal kamu udah nolak di awal, 'kan?"

Jungkook menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Kemudian menarik tangan Taehyung untuk Jungkook genggam.

"Iya sih awalnya aku tolak. Tapi karena denger alasan Pak Namjoon mau kerja sama, sama kedaiku karena karyawannya. Aku jadi pikir-pikir lagi. Terharu tahu ternyata banyak yang suka sama kue keringku. Makanya aku berubah pikiran." Jelas Jungkook panjang lebar.

"Kalau gitu buka di kantor Kakak aja. Kakak juga bisa sediain lahan buat kamu. Terus keuntungannya semua buat kamu. Kakak gak akan minta sepeserpun. Mau ya, Sayang? Kalau mau sekarang Kakak telpon Jimin buat siapin tempatnya."

Ah. Jungkook mengerti sekarang. Bagian mana yang menjadi pasal kecemburuan Taehyung.

"Kakak..." Panggil Jungkook halus dan lembut.

"Aku minta waktu buat mikirin semuanya bukan karena tempat yang udah di kasih atau keuntungannya. Tapi karena banyak pelanggan yang suka sama kue keringku di kantor Pak Namjoon. Terus kalau Kakak usahakan tempat buat kedaiku buka di kantor Kakak. Emangnya ada yang suka? Seberapa banyak penikmatnya?"

"Kakak suka, Jimin juga. Terus karyawan Kakak juga pasti suka." Jawab Taehyung dengan sangat percaya diri.

Jungkook tidak bisa menahan tawanya, ia tertawa geli mendengar jawaban Taehyung. "Emangnya Kakak udah ngelakuin voting kayak Pak Namjoon?"

Sepertinya Jungkook salah berbicara, karena mata memohon Taehyung seketika hilang dan di ganti tatapan tajam dengan alis menyatu juga kening mengkerut.

"Kok Kakak dibandingin sama dia? Kalau kamu mau juga Kakak sekarang adain voting langsung."

Ups. Jungkook meringis. "Iya deh, boleh. Tapi besok aja, ya? 'Kan sekarang waktunya pacaran." Jungkook berusaha bernegosiasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang