IID - 24.

725 44 4
                                    

💐💐💐

Jungkook sepenuhnya diambil alih oleh Taehyung sekarang. Para orang tua hanya bisa menghela nafas saat seharusnya mereka berkumpul untuk bakar-bakar, Taehyung justru membawa Jungkook ke kamar villanya. Dengan dalih ia sedang sakit kepala dan harus ditunggui oleh Jungkooknya.

"Kakak gak mau makan apa? Aku pengen ikut juga didepan." Ucap Jungkook yang berada dipelukan Taehyung.

Yaps. Mereka sedang berbaring dan berpelukan di atas ranjang. Taehyung entah benar-benar tertidur atau berpura-pura. Yang penting Jungkook keluar sekarang juga.

"Kakak," rengek Jungkook memanggil Taehyung.

Si empu yang dipanggil hanya bergumam dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Kalau Kakak gak percaya sama aku, Kakak ikut aja deh. Aku tahu ya pusing Kakak tuh bohongan."

"Iya?"

Akhirnya Taehyung mengeluarkan suaranya. Sedangkan Jungkook mendengus mendengarnya. Lelaki itu seperti tengah menggodanya.

"Makan bentar, setor muka deh."

"Setor muka sama siapa? Jiwon-Jiwon itu?" nada Taehyung terdengar sewot, membuat Jungkook berusaha mati-matian menahan tawanya.

"Kayak cemburu aja." Cibir Jungkook asal.

"Iya, emang. Kakak cemburu."

Jungkook mendongak dan menutup mulut Taehyung sebelum lelaki itu meneruskan ucapannya. "Udah. Aku diem aja disini gapapa." Pasrahnya.

Taehyung  membuka matanya, sedikit menyipit guna menghalau cahaya terang dari lampu kamar. "Kakak mau ngomong. Serius. Sama kamu." Ucapnya setelah berhasil menarik tangan Jungkook dari mulutnya.

Jungkook menggeleng, "besok! Janji! Besok aja, ya? Ya? Aku bakal dengerin apapun yang Kakak mau bicarin. Pokoknya gak sekarang!" pintanya.

Tentu itu disebabkan karena Jungkook belum sepenuhnya mampu menerima percakapan serius dari Taehyung setelah lelaki itu mengungkapkan kecemburuannya secara frontal.

Lelaki seperti Jungkook yang naif jelas menyukai hal itu. Ia mendambakan hal ini pada waktu-waktu tertentu, tetapi juga sadar jika apa yang ia akan dapatkan nanti adalah hal yang kasarnya tidak diperbolehkan, menurutnya.

"Yaudah. Ayo makan." Ajak Taehyung menyerah. Tidak ingin terlalu memaksa keadaan. Ia hanya ingin semuanya mengalir--- secara cepat.

Jungkook beranjak dengan semangat, berdiri disamping ranjang dan menatap Taehyung yang sedang memakai jaketnya. "Yey! Let's go!" Ucapnya saat Taehyung berjalan ke arahnya dan menggandengnya.

"Jangan senyum-senyum ke Jiwon itu." Peringat Taehyung yang diangguki oleh Jungkook.

"Siap, Captain!" Dan jawaban Jungkook membuat senyuman hinggap di bibir Taehyung.

"Lho, Taehyung? Gak jadi sakit kepalanya?" sindir Bunda. Dihadiahi kekehan kecil dari Jungkook.

Jungkook yang hampir akan menghamburkan diri ke depan panggangan langsung di tahan oleh Taehyung. Mata tajam lelaki itu melihat seseorang yang menjadi alasan cemburunya dan akhirnya tanpa sadar mengatakan hal itu pada Jungkook, berdiri disana. Sedang sibuk dengan Bunda, Mama dan Nara.

"Sini, Jung, duduk disamping Papa."

Taehyung melirik sang Papa, kemudian memilih kursi yang jauh dari pria paruh baya itu. Menarik Jungkook untuk duduk disebelahnya, sekedar menolakpun Taehyung tidak melakukannya.

Jungkook yang tidak enak hati segera melambaikan tangannya pada Papa, memberi isyarat jika ia akan kesana nanti.

"Oh, ngambek toh." ejek Papa Kim pada anak sulungnya. "Aduh, Jungkook, mending kamu sama Papa aja, gak pernah ngambekan kayak yang itu."

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang