IID - 22.

694 47 0
                                    

💐💐💐

Setelah pembagian kamar selesai dan semua orang juga sudah menaruh barang mereka ke kamar masing-masing, kini semuanya berkumpul di pinggir pantai. Beragam, ada yang hanya duduk-duduk sembari melihat pemandangan, ada juga yang sudah membasahi tubuhnya dengan air.

Termasuk Jungkook dan Nara yang dengan riang bermain air pantai. Para orang tua, termasuk Taehyung dibuat tersenyum melihat betapa bahagianya mereka.

"Jiwon!"

Mendengar Bunda Jeon yang berteriak memanggil nama yang tidak asing ditelinga Taehyung, si empu segera menoleh.

"Iya, Bunda?" Goo Jiwon, lelaki yang membuat bendera perang milik Taehyung berkibar itu berjalan mendekat.

"Itu tolong kamu bilangin Jungkook buat gak berenang terlalu ke tengah, ya. Sama kalau udah capek langsung suruh ganti baju, biar kita bisa makan siang bareng."

Taehyung, yang berada tepat disamping Bunda Jeon langsung mengerutkan keningnya. "Bunda," panggilnya sebelum Jiwon menjawab perintah dari sang Bunda.

"Iya, Nak Taehyung? Kenapa? Ada yang dibutuhin?"

"Enggak. Tapi kenapa nyuruh dia kalau ada Taehyung, Bunda? Taehyung juga bisa bilangin Jungkook."

Panas. Hawa disekitar pantai semakin panas mengalahkan teriknya matahari.

"Eh? Bukan gitu, Sayang." Ucap Bunda Jeon tak enak hati.

"Udahlah, Taehyung. Kamu disini aja istirahat. Habis sakit tuh enaknya santai-santai gini." Mama yang paham situasi segera menghentikan keanehan yang diperbuat oleh Taehyung. "Jiwon, panggil Jungkook aja deh, ya. Bilangin Kak Taehyung kelaperan gitu." Ucap beliau meneruskan perintah Bunda Jeon.

Tanpa mempedulikan protes dari Taehyung yang mungkin akan lebih besar lagi.

Jiwon yang sedari tadi hanya mematung kebingungan segera pamit undur diri. Lelaki itu melangkah diiringi oleh tatapan tajam dari Taehyung.

Tetapi suara cekikikan dari sang Papa membuat Taehyung memutuskan fokusnya. Melihat Papa yang berbisik-bisik bersama Ayah disertai tawa yang terdengar mengejek ditelinga Taehyung.

"Papa ngapain? Ada yang lucu?" sewot Taehyung dengan cepat.

Senggol bacok. Itulah keadaan Taehyung sekarang. Tidak mendukung tema berlibur yang biasanya selalu membawa perasaaan senang dan bahagia.

"Taehyung!" peringat Mama dengan lantang. "Kamu perasaan sekarang malah tambah kurang ajar, ya?! Coba ulang?! Papa ketawa kok gak boleh itu ajaran siapa?!"

Bak kembali remaja, Taehyung lupa jika sekarang dirinya sudah menginjak kepala tiga. Tidak sepatutnya Taehyung dengan gampang tersulut emosi hanya karena masalah sepele. Dan karena bentakan yang dilayangkan oleh sang Mama, Taehyung terdiam ditempat. Menyadari semuanya.

"Hei, udah, Ma, udah. Ayo Taehyung, ikut Bunda aja yuk cari restoran buat makan siang." Ajak Bunda memecah suasana tegang. Menarik tangan Taehyung dengan lembut.

Sedangkan Papa dan Ayah hanya diam saja. Seperti menyuruh para wanita yang bekerja memberikan pengertian pada anak sulungnya.

"Taehyung kenapa, Sayang? Kok perasaan dari tadi kamu uring-uringan? Ada masalah pekerjaan apa gimana?" tanya Bunda tentang kondisi Taehyung.

Keduanya berjalan menuju ke sebuah restoran yang berjejer rapi, "enaknya restoran yang mana ya, Taehyung?" tanya Bunda dengan topik berbeda. Paham jika Taehyung mungkin tidak ingin menjawab pertanyaannya.

"Yang itu, Bun. Sebelum kesini Taehyung udah reservasi kok. Tapi jangan bilang Jungkook, ya. Nanti Taehyung diomelin."

Bunda Jeon sedikit terkejut dengan penuturan itu. Ternyata anaknya tidak sendirian untuk memperjuangkan acara berlibur kali ini agar berjalan dengan lancar. Ada Taehyung yang diam-diam juga membantu anak semata wayangnya itu.

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang