IID - 08.

624 48 2
                                    

⚠️ Banyak time skip.

💐💐💐

Bulan kedua Jungkook disibukkan dengan berbagai interview dari pekerjaan yang dilamarnya. Jungkook tidak memakai kartu spesial yang ditawarkan oleh keluarganya sendiri atau dari keluarga Kim. Walaupun sudah dibujuk sedemikian rupa, Jungkook tetap pada pendiriannya untuk mencari pekerjaan sendiri.

Ia ingin mencicipi dunia pekerjaan yang ternyata benar-benar sangat keras bagi Jungkook yang pemula. Sudah dua minggu ini hanya pulang dengan hasil kegagalan, tetapi Jungkook sama sekali belum menyerah akan hal ini.

Pulang dan dihadiahi sepiring penuh makanan saja sudah membuat Jungkook bahagia. Berpikir setidaknya ia masih memiliki rumah setelah lelah berjuang diluar.

"Jungkook, gimana kalau jangan ngelamar pekerjaan kantoran? Kamu masih bisa coba cari dibidang yang lain." Bunda memijat kaki Jungkook yang setiap hari mengayuh sepeda untuk pergi di tempat perjanjian interviewnya. Belum sepenuhnya bisa melepaskan Jungkook untuk mengendarai mobil ataupun motor. Tetapi juga merasa kasihan jika Jungkook setiap harinya harus mengayuh sepedanya untuk pergi keluar rumah.

"Jungkook nggak tahu, Bunda. Bidang apa yang Jungkook yakini bisa." Jungkook meragu, ia lebih lama menghabiskan hidupnya dirumah. Tidak ada pengalaman apapun yang mampu membuatnya percaya diri.

Bunda ikut berpikir, kemudian mengingat sesuatu walaupun samar-samar. "Bukannya dulu kamu suka buat kue kering, ya, Sayang? Gimana kalau coba jual itu? Bunda bantuin. Sekalian biar ada kerjaan juga kan dirumah." Ucap beliau begitu semangat.

Jungkook akhirnya tersadar, "ih, iya, Bun!" mengingat jika dulu ia pernah beberapa kali membuat kue kering untuk dibagikan. Juga untuk menghabiskan waktu yang membosankan baginya. Sehingga dirinya iseng menuju ke dapur yang saat itu penuh dengan pertepungan, tanpa pengalaman apapun dan hanya mengandalkan video dari ponselnya, Jungkook memulai semuanya.

Berhasil? Jelas. Jungkook begitu fokus walaupun hanya berniat menyingkirkan rasa bosannya. Walaupun bentuknya masih sangat acak-acakan.

Dan semua orang memuji kue kering Jungkook waktu itu. Termasuk Taehyung, lelaki yang pertama kali mencicipi kue keringnya dan berkomentar jika kue kering buatan Jungkook adalah yang terenak di dunia.

"Gimana, Nak?"

Jungkook menatap Bunda Jeon dan menggangguk, "Jungkook mau, Bun. Temenin Jungkook mulai dari nol, ya?"

Ya. Mulai saat itu, Jungkook selalu dirumah. Menghabiskan waktunya untuk membuat beberapa sampel kue yang akan resmi dirinya jual ke publik. Sang Bunda tidak mengingkari janjinya, menemani Jungkook dan membantu anak semata wayangnya itu. Sedangkan Ayah Jeon, beliau bertugas memberi modal bagi Jungkook. Yang jelas pada awalnya Jungkook menolak, tetapi ayah Jeon membujuknya. Mengatakan jika hal itu masih tanggung jawab ayah Jeon sebagai orang tua Jungkook.

"Nak, gimana?" tanya Bunda saat mereka bersantai di ruang keluarga setelah selesai dengan kesibukan didapur.

Jungkook menghela nafas, kemudian menatap kedua orang tuanya bergantian. "Jungkook pilih kue kering bentuk kelinci sebagai produk utama, Bun, Yah."

Ayah mengangguk setuju, "boleh itu. Kayak kamu." Jawaban beliau mengundang kekehan dari bunda Jeon.

"Terus buat penjualannya gimana? Mau langsung ditoko aja?"

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang