IID - 11.

616 47 6
                                    

💐💐💐

Kehidupan Jungkook sudah mulai cukup nyaman sekarang, lelaki itu kini melangkah dengan mantap ke arah sebuah gedung yang sudah begitu ramai. Ayah dan Bunda Jeon lebih dulu datang sebelum acara mulai, sedangkan Jungkook lebih memilih saat acara memasuki pertengahan. Masih membutuhkan waktu untuk berani bertemu dengan seseorang yang menjadi pemeran utama didalam gedung itu.

Malam ini mungkin akan menjadi malam yang panjang untuk Jungkook menyambut esok hari. Dimana tahun akan ikut berganti seiring kehidupan Jungkook yang mulai memasuki fase menerima. Dan hari ini adalah hari pertama ia akan memulai menerima semuanya.

Langkah Jungkook berhenti dibarisan paling belakang. Dan tepat sekali para tamu undangan sedang terfokus pada dua sejoli didepan altar bersama pendeta yang sedang menjelaskan sesuatu. Senyuman Jungkook sedikit mengembang walaupun sekarang hatinya seperti tengah tertusuk ribuan duri.

"Maka tibalah saatnya untuk meresmikan pernikahan Saudara. Saya persilahkan Saudara masing-masing menjawab pertanyaan saya." Ucapan sang pendeta menggema diseluruh gedung tersebut.

Sang pendeta menatap si pengantin pria, "Kim Taehyung, maukah Saudara menikah dengan Lee Hanea yang hadir disini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?"

Jungkook melihat Taehyung mengangguk yakin, pandangan lelaki itu lurus ke arah pasangannya. "Ya, saya mau." Jawabnya tidak kalah lantang.

Jemari Jungkook mengerat disamping jas putihnya yang membalut tubuhnya dengan hangat. Matanya tanpa permisi menjatuhkan setetes air yang melewati pipinya perlahan setelah mendengar jawaban tanpa keraguan itu.

Sang pendeta mengulangi pertanyaan tersebut kepada si pengantin wanita dan tidak luput juga dari pengawasan Jungkook. Bagaimana pasangan Taehyung ikut menjawab juga dengan lantang tanpa gemetar.

Kemudian sesi selanjutnya adalah pemasangan cincin, Jungkook melihat Nara membawa nampan berisi dua kotak yang masing-masing terpampang cincin berkilauan.

Kedua pengantin itu memasangkan masing-masing cincin kepada pasangannya, tersenyum begitu lebar saat jari manis keduanya terpampang jelas sebuah cincin berkilauan.

Jungkook ikut bertepuk tangan saat semua orang bersorak gembira. Melihat bagaimana Taehyung tersenyum sembari menunjukkan tangannya ke depan kamera.

"Baiklah, para tamu undangan semuanya. Mari kita beri selamat kepada pengantin baru ini. Sebelum berlanjut ke acara ulang tahun pengantin prianya, sesi foto keluarga akan dilaksanakan. Oleh karena itu, silahkan terlebih dahulu menikmati makanan yang kami sajikan dengan nikmat!" suara si MC menggema menggantikan sang pendeta yang beberapa menit lalu melakukan pemberkatan pada pengantin resmi didepan sana.

Para tamu undang berhamburan kesana-kemari untuk mengambil dan mencicipi hidangan yang tersedia. Membuat Jungkook total kehilangan arah, tidak tahu harus kemana, seakan menjadi orang asing yang tidak sengaja mengunjungi sebuah pesta pernikahan.

Memutuskan untuk menepi sejenak dari keramaian itu, Jungkook mengambil tempat duduk dipojokan gedung setelah mendapat segelas air berwarna oranye. Tidak mendapati orang tuanya sejauh matanya memandang, akhirnya Jungkook memilih untuk melamun.

Waktu malam ini bergerak begitu lambat, "Kak Jungkook!"

Jungkook tersentak mendengar panggilan itu, ia mendongak menatap sekitar dan menemukan seorang gadis bergaun putih selutut tengah berlari membelah lautan manusia menuju ke arahnya.

"Kak Jungkook! Ayah sama Bunda cariin Kakak dari tadi tahu! Telponnya juga nggak diangkat, aku kira Kakak beneran nggak kesini." Cerocos gadis itu sembari mengulurkan tangannya untuk menggenggam pergelangan tangan Jungkook.

"Kamu cantik, Ra." Celetuk Jungkook dengan senyuman manis tersimpan apik diwajahnya. Nara--- yang dipuji hanya mendengus sebal, tidak tertarik dengan pujian itu karena merasa dirinya akan selalu cantik dimata Jungkook.

"Ayo," ajak Nara tiba-tiba.

"Kemana?" tanya Jungkook sembari menyeruput pelan-pelan air minum yang ternyata adalah jus jeruk itu.

"Foto. Papa sama Mama mau foto sama Kak Jungkook juga, katanya sekalian foto keluarga. Kita 'kan nggak punya foto keluarga dari dulu."

Jungkook meneguk ludahnya susah payah, tidak, dirinya salah saat mengatakan waktu berjalan begitu lambat. Bahkan sekarang ia sudah akan bertemu dengan lelaki itu, yang sudah enam bulan dirinya menghilang dari pandangannya.

Nara menarik tangan Jungkook, "ayo, Kakak. Aku nanti diomelin Mama." Ucapnya dengan bibir yang mengerucut.

"Iya, ayo."

Dan detik itu juga, Jungkook merasa dikejar oleh waktu. Kakinya melangkah begitu cepat, seakan ingin segera mengakhiri ini semua. Entah apa yang diinginkan Jungkook, ia tahu betul jika ini adalah salah satu keinginannya juga. Tetapi ia mengabaikan itu, menyangkal jika sebenarnya Jungkook masih ingin hidup bersama Taehyung disampingnya.

"Jungkook! Sayang!" Mama Kim berteriak bahagia, menarik Jungkook untuk masuk ke dalam pelukannya. "Apa kabar, Sayang? Mama kangen banget sama kamu." Gumam wanita paruh bayah itu sembari menepuk pelan punggung kecil Jungkook.

"Baik, Ma. Papa sama Mama apa kabar juga?" Jungkook melepaskan pelukan itu setelah dirinya ditarik oleh Papa Kim. Seakan tidak mau kalah untuk menyalurkan rasa rindunya dari sang istri.

"Baik, dong. Tapi sedikit kurang karena Jungkook nggak ada. Rumah sebelah jadi kosong."

Jawaban Papa Kim membuat Jungkook mengeluarkan tawa ringannya, beliau masih sama. Bahkan saat Jungkook memutuskan ikatan kedekatan mereka antara keluarganya.

"Ayo, mumpung Taehyung sama Hanea lagi ganti baju. Kita foto keluarga dulu, ya." Pinta Mama Kim yang langsung menyeret Bunda untuk menaiki altar pernikahan. Disusul Ayah dan Nara, lalu Papa Kim yang menggandeng Jungkook menaiki tangga satu persatu.

Jungkook berada ditengah bersama Nara, sedangkan kedua orangtua masing-masing berada disamping. Tersenyum lebar menatap kamera saat si photograper menghitung mundur dari angka tiga.

"TIGA! DUA! SA-----"

"Tunggu!"

Nara berdecak, "KAKAK NGAPAIN KESINI SIH!" semprotnya karena giginya yang hampir kering menunggu hitungan ke satu harus dihentikan oleh teriakan itu.

Lelaki yang menghentikan sesi foto itu terlihat kesulitan bernafas, "Kakak udah bukan keluarga lagi, ya?”

“Ngomong apa sih kamu, Taehyung! Ayo sini, cepet. Kamu ditengah, keburu waktunya habis!” teriak Papa Kim yang juga ikut kesal.

Taehyung tersenyum, merapikan setelan kemeja putihnya kemudian masuk ke dalam barisan setelah melirik ekspresi Jungkook yang terlihat tenang.

“Maaf. Ayo, Pak! Mulai.” Teriak Taehyung yang detik ketiga setelahnya sebuah foto akan terpajang indah dirumah keluarga Kim dan keluarga Jeon.

Ayah, Bunda, Papa, dan Mama yang berpose lagaknya orangtuanya yang berhasil mendidik anaknya masing-masing. Kemudian Nara, Taehyung, juga Jungkook, yang tersenyum bangga menjadi salah satu anak dari keluarga tersebut. Senyuman itu terlihat sangat bahagia, melupakan sejenak bahwa dibalik itu masih ada sedikit percikan api yang membara.

Jungkook menghela nafas lega saat kedua orangtuanya, Papa, Mama dan Nara maju kedepan untuk melihat hasilnya.

Dan dengan berani Jungkook menghadap ke arah Taehyung yang ternyata sudah lebih dulu menatapnya penuh rindu.

“Jungkook, akhirnya Kakak ketemu kamu.” Gumamnya begitu lega.

Jungkook tersenyum, menepuk lengan Taehyung sekali. Ini adalah waktunya-----

“Selamat ulang tahun dan selamat atas pernikahannya, Kak. Bahagia selalu, ya.”

----waktu dimana ia menerima satu hal yang tidak sesuai ekspetasinya.

Cinta.


💐💐💐

N.Ona:

Fin? End? But i say ‘Taekook’. 😋

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang