IID - 21.

578 39 0
                                    

💐💐💐

Hal yang ditunggu-tunggu oleh pekerja Jungkook, dimana bosnya tersebut dengan ceria memberitahukan pada semua karyawannya jika hari ini mereka akan mengadakan liburan. Menginap disebuah villa pinggir pantai yang sudah dipesan oleh Jungkook jauh-jauh hari.

Dalam rangka bersyukur atas keberhasilannya dalam mengelola kedai kuenya, liburan kali ini seratus persen ditanggung oleh Jungkook. Bahkan orang tuanya diikut sertakan oleh Jungkook, tidak ketinggalan juga keluarga Kim---Papa, Mama, Nara dan Taehyung.

Semuanya sudah berkumpul dan satu-persatu memasuki sebuah bus yang memang dipesan untuk transportasi mereka semua menuju ke pantai tempat berlibur mereka. Tidak ada yang dibedakan, semua sama, karena memang inilah yang diinginkan Jungkook.

Ada sepuluh karyawan, empat orang tua, sepasang tak terpisahkan (re:Jungkook dan Taehyung) tidak lupa satu pembawa acara--- Nara. Sebagai pemeran utama kali ini yang akan memandu bus rombongan mereka bersama dua orang pria paruh baya didepan.

Jungkook yang duduk dikursi ketiga dan disamping jendela bertepuk tangan dan tertawa geli menyaksikan Nara mengabsen satu-persatu karyawannya.

Sangat hafal dan teliti menyebutkan nama-nama karyawannya. Lebih heboh lagi, Ayah dan Papa menjadi suara kedua dan ketiga yang semakin memeriahkan acara absen tersebut.

"Cantik,"

Jungkook menoleh kesamping saat lelaki disampingnya, Taehyung, entah memuji siapa sedang menatapnya.

"Iya, ih, hari ini Nara cantiknya nambah. Gak kerasa udah gede banget ya, Kak." Balas Jungkook antusias.

Taehyung tersenyum, mengacak rambut Jungkook dengan gemas. "Kakak lagi ngomongin kamu, Jung."

Jungkook mengernyitkan alisnya tidak paham, "oh, aku? Ngomongin apa?"

Kekehan Taehyung terdengar ditelinga Jungkook, kemudian lelaki yang lebih tua memeluk erat Jungkook dari samping. "Enggak, deh. Nanti aja."

Bukan waktu yang tepat, batinnya.

Jungkook menghendikkan bahunya, tidak mengerti dan berusaha untuk acuh akan apa yang ingin diucapkan oleh Taehyung. Memilih kembali fokus pada sang Ayah yang kini bergiliran mengambil alih. Walaupun sekarang Taehyung seakan menjadi bayi koala yang selalu berada digendongan ibunya.

"Terima kasih, ya, semuanya. Terima kasih sudah membantu Jungkook mencapai mimpinya. Terima kasih kalian mau sama-sama mencari pengalaman bersama Jungkook. Pokoknya, Ayah cuma bisa berterima kasih. Oh, dan maaf juga kalau kadang-kadang Jungkook rewel, ya."

Dan tawa dari para pekerja Jungkook menggema didalam bus itu. Si empu yang menjadi topik utama hanya mendengus malu.

"Ayah ada-ada aja. Jungkook mana pernah rewel. Ya, Jungkook, ya?"

"Iyaaa..." Jawab Jungkook lantang, membuat Taehyung yang sejak tadi memeluknya, semakin erat menempel pada dirinya.

"Nah itu, bisa jawab. Walaupun lagi digelantungi sama sosok tidak kasat mata, ya, Jung." Sindir Papa yang dihadiahi tawa kecil dari Jungkook.

Nara yang tadinya sudah duduk ditempatnya segera berdiri untuk melihat apa yang Papanya lihat. "Mending Kak Jungkook pindah sama aku aja deh, ngeri tahu. Nanti nyampe sana pasti bakal pegel-pegel." Ucapnya seakan-akan memang Jungkook sedang diikuti oleh sosok tak kasat mata itu.

Yang disindir dari tadi justru tidak merasa sama sekali, hanya melihat dengan alis terangkat ke arah Nara dan sang Papa.

"Yaudah, Nara, kayaknya memang itu udah gak bisa terpisahkan jadinya susah." Ucap Papa Kim yang mengundang tawa. "Kalau gitu kita mulai perjalanan kali ini ya, anak-anak. Semoga sampai tujuan dengan selamat."

Kemudian Papa dan Ayah duduk ditempatnya, menyalakan televisi yang ada dibus itu dan menghubungkannya ke sebuah playlist musik milik Nara. Dan perjalanan sepenuhnya dimulai, bersamaan dengan para pekerja Jungkook yang bernyanyi menirukan musik yang terdengar.

Jungkook menghela nafas lega, lalu melirik ke arah samping dimana Taehyung sudah memejamkan mata entah sejak kapan. Karena Jungkook memilih keberangkatan di pagi hari, cuaca masih terasa dingin. Apalagi AC bus yang aktif duapuluh empat jam ini menambahkan suhu dingin didalam.

Untungnya Jungkook membawa selimut kecil, ia melebarkan selimut itu agar menutupi dirinya dan Taehyung. Setelahnya, Jungkook menyandarkan punggungnya ke belakang. Pelukan yang diberikan Taehyung menambah kehangatan, juga perlahan menarik kesadaran Jungkook agar jatuh dalam bunga tidur.

Keduanya tertidur dengan cepat, tidak terganggu dengan kebisingan para pekerja Jungkook dan keluarganya yang bergantian menyumbang lagu. Menjadikan bus itu menjadi tempat karaoke mendadak hingga lima jam kemudian mereka sampai di tempat tujuan.

"Jung? Udah sampe, Sayang." Gumam Taehyung dengan suara dalamnya membangunkan Jungkook.

"Iya, ya?" jawab Jungkook. Tidak terlalu terdengar oleh Taehyung karena keributan dari para karyawan Jungkook semakin keras setelah bus berhenti tepat di sebuah parkiran luas.

Posisi mereka berganti, Jungkook justru yang tidur menyandar pada Taehyung. Dada bidang lelaki itu menjadi bantalan pipi Jungkook, sedangkan lengannya melingkar dibelakang kepala Jungkook dan tangannya memegang pinggang lelaki manis itu.

"Ih, kok aku jadi nyender ke Kakak, ya?" bingung Jungkook. Segera beranjak dari tempatnya untuk meregangkan tubuhnya.

Taehyung hanya tersenyum saja menyaksikan Jungkook keluar dari bus dengan cepat setelah menyadari jika hanya dirinya yang belum keluar. Melupakan barang bawaannya karena waktunya Jungkook menjelaskan tentang pembagian villa pada karyawannya.

Tidak terlalu memikirkannya, Taehyung juga langsung mengambil barang miliknya dan milik Jungkook. Membawanya keluar sembari matanya mengedar mencari keberadaan Jungkook, Taehyung menarik nafas panjang-panjang. Menghirup udara yang polusinya lebih sedikit dari pada diperkotaan tempat mereka tinggal dan bekerja.

"Wih, Kak Jungkook kok makin akrab sama Kak Jiwon, ya? Perasaan baru bulan kemarin deh Kak Jiwon kerjanya."

Taehyung mengernyitkan dahinya, matanya langsung tertuju pada Jungkook yang sedang tertawa sembari menepuk lengan laki-laki entah siapa, Taehyung tidak mengenalnya. "Itu Jiwon?"

Nara melirik Taehyung, "iya. Marganya Goo. Denger-denger dari yang lain sih katanya sebelum kerja di kedai, Kak Jiwon tuh setiap malam nongkrong didepan kedai. 'Kan Kak Jungkook gak suka ya sama asap rokok, jadinya sering ditegur sama Kak Jungkook. Terus karena udah keseringan akhirnya Kak Jiwon cerita kalau dia sebenarnya gak sering ngerokok, cuma karena dia baru dipecat, dia stres dan bingung mau kerja dimana lagi. Alhasil, Kak Jungkookku yang baik hati nawarin kerjaan jadi pelayan di kedai, deh."

"Kenapa langsung ditawarin? Kenapa gak cari tahu dulu seluk beluk dia?" tanya Taehyung yang sepenuhnya sekarang menghadap ke arah Nara. Benar-benar mendengarkan gadis itu bercerita tentang lelaki yang sedang bergurau dengan Jungkooknya.

"Waduh, gak tahu, ya, Kak. Tapi menurutku sih, Kak Jiwon baik kok. Lihat deh lihat, ih Kak Jungkook ganteng banget sih kalau ketawa!" Nara bergerak menjauh tanpa berdosa saat Taehyung baru saja akan berbicara lagi.

Helaan nafas terdengar saat Taehyung ikut melangkahkan kakinya ke arah Jungkook.

“Eh, Kakak! Aku kok lupa sama bawaanku sih.” Ingat Jungkook saat Taehyung berjalan ke arahnya.

Tanpa mengetahui jika tatapan tajam bak sedang memangsa musuh tengah dilayangkan Taehyung pada lelaki lain disebelah Jungkooknya. Sepenuhnya mengibarkan bendera perang pada Goo Jiwon yang tersenyum miring menatap Taehyung.

💐💐💐

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang