IID - 25.

390 36 1
                                    

💐💐💐

Hampir dua jam Taehyung menjadi tersangka, pun Jungkook ikut menemani karena ia adalah korban dan saksi utama. Yang akan dipertanggung jawabkan oleh si tersangka yang sekarang memiliki raut wajah yang ceria.

"Apa? Happy banget." Cibir Jungkook. Batinnya sudah sangat lelah di interogasi mati-matian oleh kedua belah pihak keluarga masing-masing. Si tersangka yang harusnya mendapat hukuman yang setimpal karena ulah lelaki itu sendiri, justru sedang bahagia.

Memandangi Jungkook yang sedang mengemasi barang-barangnya, karena bagaimanapun, hari esok menjadi hari terakhir mereka berlibur disana.

Kejadian tadi seakan hanya mengguncang si korban, si tersangka selalu menjawab semua pertanyaan yang dilayangkan oleh hakim. Sedangkan si korban, sudah kehabisan oksigen mengimbangi si tersangka karena jawaban lelaki itu sungguh sangat ajaib.

"Besok harus minta maaf, ya, Kak. Sama Nara, Kak Jiwon juga." Tutur Jungkook pelan, tidak menatap si empu yang ia nasehati karena sedang sibuk melipat pakaiannya agar muat di koper.

"Jiwon. Gak harus pakai Kak." Taehyung mendengus, lalu berjalan mendekati Jungkook, mengambil tempat duduk tepat dibelakang lelaki manis itu dan memeluknya.

"Ih, ya gak boleh, dia sama kayak Kakak."

"Gak. Beda. Kamu panggil Jimin juga gak pakai embel-embel Kak. Kenapa Jiwon kamu kasih sebutan Kak." Protes Taehyung begitu kentara, membuat bulu kuduk Jungkook merinding seketika.

"Ya, beda. Jimin kan udah kenal dari dulu. Kalau Kak---"

"Jiwon aja."

"Iya, Jiwon aja kenalnya baru kemarin-kemarin. Masa iya aku panggilnya nama doang, gak sopan, Kakak."

"Besok sekalian Kakak bilangin."

Mendengar hal itu, Jungkook hanya bisa menghela nafas. Bukti kesalahpahaman yang dibeberkan oleh korban kedua sama sekali tidak membuat Taehyung gentar. Apalagi merasa bersalah karena sudah menggagalkan rencana korban kedua (re: Nara) bersama sang kekasih, Taehyung tidak merasakan itu sedikitpun.

Saat Papa mempertanyakan kedua kalinya tentang ungkapan perasaan Taehyung yang nyatanya dijawab tak kalah serius oleh anak sulungnya, Papa terbungkam. Ayah tersenyum bangga, termasuk Bunda, merasa ucapannya saat berada di restoran tadi siang membuahkan hasil begitu cepat. Sedangkan sang Mama, tidak bisa berkata-kata karena menghadapi kedua anaknya yang sama-sama memiliki pasangan secara tiba-tiba.

Lalu, apa yang terjadi dengan pasangan yang lainnya? Nara jelas mengamuk, mengatakan jika hari ini seharusnya harinya bersama sang kekasih untuk meminta izin kepada kedua keluarga itu. Sedangkan Taehyung, tanpa tahu menahu langsung menerobos masuk, tidak peduli seberapa tinggi dinding yang disiapkan Nara sebelumnya, Taehyung sama sekali tidak tertahan.

Walaupun mengamuk sampai sang kekasih gelagapan menenangkan gadis itu, Nara juga tahu situasi, kesalahpahaman yang terjadi juga karena gadis itu sendiri. Hanya sedikit menyangkal, harusnya Taehyung mengatakan perasaan itu saat keesokannya atau kapanpun yang bukan hari ini.

Tapi apalah daya, Nara juga ikut mendapat nasihat dari orang tuanya jika hal tersebut adalah hal yang tidak baik. Memancing ikan besar dengan umpan kecil itu adalah masalah besar. Walaupun tidak terlihat oleh ikan besar tersebut, umpan kecil itu akan tetap tersedot masuk ke rongga mulut tanpa tersaring. Patut saja diabaikan oleh ikan besar walaupun ikan tersebut tahu jika umpan kecil itu hanyalah kebohongan.

"Hah, akhirnya." Jungkook menghela nafas panjang sekali lagi setelah dirinya berhasil menyelesaikan pekerjaan menyusun baju kembali ke kopernya. "Punya Kakak udah, punya aku udah. Terus apa lagi, ya?" monolognya.

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang