12. Yang Pertama

21 2 0
                                    

***

"gimana tadi pertemuannya, lancar?"

Yara mengangguk, disambutnya Mahesa yang baru pulang kerja. "saya bikin mie goreng, kamu mau?"

"yang instan apa mie telur?" wajah Mahesa terlihat antusias, kemacetan membuat perutnya keroncongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"yang instan apa mie telur?" wajah Mahesa terlihat antusias, kemacetan membuat perutnya keroncongan.

"mie telur dong, mie instan ga baik buat kesehatan." Balas Yara kemudian menyajikan masakan di ruang makan seraya Mahesa mencuci tangan dan berlalu menuju kamar, namun langkahnya terhenti saat melihat suatu buku menyembul dari tas Yara.

"kayaknya makan sekarang aja deh takutnya di---"

"ini apa?" Mahesa membolak balik buku yang ternyata adalah komik dewasa sitaan Yara, perempuan itu sontak berlari untuk merebutnya tapi tangan Mahesa segera mengangkat komik itu menjauh dari jangkauan Yara.

"pu—punya siswa! Saya lupa tinggalin di--- di ruangan!" pekik Yara panik, ia melompat-lompat kecil untuk merebut komik tapi tubuh Mahesa yang lebih tinggi menggagalkannya.

"jangan diliat!" pinta Yara, wajahnya bersemu merah ketika Mahesa membuka komik dan berusaha melihat kontennya, "Mahesa!"

Laki-laki yang dipanggil namanya itu mengangguk-angguk kecil, matanya berusaha melihat isi komik yang kualitasnya jelek lantaran komik itu bajakan.

"Mahesa!" teriak Yara lagi dan tiba-tiba Mahesa merangkul pinggangnya. Suasana menjadi hening dan Yara membeku; tiada jarak lagi diantara mereka.

"Ko—komiknya--"

"jangan loncat-loncat, takut Yara jatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jangan loncat-loncat, takut Yara jatuh." Ucap Mahesa dengan suara lembut, tapi bisa Yara lihat sekilas semburat rona di telinga Mahesa. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya.

Yara tidak bisa menghindar, apa sudah waktunya mereka akan menjalani kehidupan suami-istri seperti yang seharusnya?

"aduuuu gemesnya~" suara Mahesa memecah keheningan, ia mencubit hidung Yara seraya tersenyum, "kalo Yara deket-deket gini capekku jadi ilang."

Benar juga, tangan Yara yang menyentuh pundak Mahesa seakan mengisi energi laki-laki yang kelelahan itu. Getaran energi dari tangannya serta merta menghangatkan tubuh Mahesa. Laki-laki itu melingkarkan tangannya yang satu lagi ke pinggang Yara sehingga mereka berpelukan.

"m—mie nya---"

"bisa diangetin pake microwave kalo udah dingin." Jawab Mahesa masih menikmati pelukan. "jadi gini ya yang namanya satu frekuensi, pelukan aja bikin nyaman."

Pikiran Yara benar-benar buram bersamaan dengan detak jantung yang bertalu-talu, lebih keras dibandingkan saat Khalil memeluknya atau memberinya sentuhan. Tangan Mahesa juga memberikan energi nyaman yang sama.

Yara melepas pelukan mencari tatapan Mahesa, wajahnya sudah kepalang hangat dan telinga laki-laki itu semakin merona. Tanpa Yara sadari..... ia berjinjit sedikit dan mengecup bibir Mahesa duluan.

Laki-laki itu tertegun kemudian berucap, "em Yara.... Aku ngga pernah pacaran jadi aku belom per----"

Yara mengecup bibirnya lagi, ego nya sebagai perempuan dingin dan jutek seketika buyar di hadapan Mahesa; laki-laki itu selalu membuatnya demikian.

Kali ini Mahesa mencondongkan tubuh lebih rendah, diciumnya bibir Yara perlahan seraya perempuan itu membalasnya. Tak pernah membayangkan bahwa Mahesa kini mencium perempuan yang dulu adalah gurunya. Mereka semakin terhanyut suasana dan pagutan yang semakin intens seraya keduanya terhempas di sofa.

Mahesa menelan ludah, ditatapnya bibir Yara yang memunculkan noda darah. "astaga... gara-gara behel aku.."

Yara menyentuh bibir, noda darah menempel di jemarinya. "hmph.... Aku ngga pernah punya pacar pake behel, tapi... it's okay."

Mahesa tertawa canggung, ia menggaruk lehernya yang tidak gatal; ciuman pertamanya benar-benar diluar dugaan.

Seraya mereka membetulkan posisi duduk, suasana kembali canggung. Yara merapihkan rambutnya sembari berkata, "jadi--"

"jadi--" ternyata Mahesa juga mengucap bersamanya.

"kamu duluan." Balas Yara kemudian tertawa kecil.

"jadi... Yara mau ketemu mantan Yara sabtu ini?" tanya Mahesa, "apa aku harus ikut?"

Yara sontak teringat akan chat Khalil di pertengahan pekan, ia menghela nafas. "Saya bisa sendiri... lagian ini urusan diantara kami."

"oh iya bener juga." Mahesa mengangguk setuju. "semoga urusannya lancar, oh iya... aku pinjem komiknya."

"EHHHH JANGAN!!" Yara sontak mengejar Mahesa yang tiba-tiba berlari ke kamarnya dan mengunci pintu.

"aku mau belajar pake komik ini, hehehehe~" teriak Mahesa dengan tawa jahil yang membahana.

***

Vote dan komen itu free gaes
Silahkan voteee dan tinggalkan komen untuk support author 🥰🥰🥰

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang