28. Ketemu Jodoh

17 2 0
                                    

***

"jadi aku udah boleh jemput Yara ke sekolah?" tanya Mahesa di telepon.

"jangan dulu deh sebelom resepsi." Jawab Yara. "nanti guru-guru pada syok, lagian saya udah masuk halte."

"oke, hati-hati sayang." Ucap Mahesa yang sontak membuat Yara salah tingkah.

"ihhhhh apa sih." Responnya sambil memukul-mukul udara dengan gemas, sepersekian detik ia baru tersadar... Jusuf berdiri di sebelahnya menatap dengan pandangan tak percaya.

"em... sampe ketemu di rumah," Yara mengakhiri pembicaraan kemudian berdehem menjaga image. "ehm~ kamu beruntung bisa liat saya bertingkah kayak tadi loh."

"bener juga." Jusuf menyetujui dengan kepala mengangguk. "tapi... bu Yara emang keliatan beda sih sejak beberapa pekan. Ada yang komen kalo ibu jadi lembek gitu... kayaknya setelah satu hari ngga masuk sakit itu."

"namanya perempuan, Suf..... sekuat apapun sosoknya pasti ada sisi lembutnya." Yara tertawa ringan. "saya sengaja ngga nunjukkin image itu di sekolah, udah banyak guru yang lembut hati... saya jadi yang galak aja haha"

Bus Yara dan Jusuf tiba seraya mereka berdua masuk dan melaju ke halte tujuan.

Bus Yara dan Jusuf tiba seraya mereka berdua masuk dan melaju ke halte tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"galak aja Ibu banyak yang suka loh." Komentar Jusuf. "tuh salah satunya... begundal yang namanya Calvin."

Yara tersentak, "suka sama saya?"

"makanya dia caper mulu, bertingkah mulu." Timpal Jusuf. "dia tuh penasaran sama sosok Ibu, udah galak, misterius, pake sarung tangan terus hahaha."

"ah... pantes tadi dia nanya saya nikah sama siapa." Balas Yara. "mukanya lega gitu setelah tau bukan cowo yang waktu itu... terus meleyot deh."

Itu mah karena.... frekuensi kiriman aku, batin Yara sambil nyengir canggung. "tapi dia ngga apa-apa kan abis dibawa ke UKS?"

"langsung sehat lagi kok." Jawab Jusuf. "ngomong-ngomong Bu.... kayak gimana sih sosok suami Ibu?"

"dateng ke resepsi aja biar tau." Ucap Yara berahasia.

"terus... Ibu masih tetep ngajar kan di SMA Z?" tanya Jusuf lagi dan tiba-tiba perut Yara mengencang. Perempuan itu mendengus dengan tangan membelai perut, Jusuf dengan mata tajamnya melihat perilaku Yara.

"Ibu ngga apa-apa?" tanya Jusuf. "kayak nahan sakit."

"emhh... ngga apa-apa, mules dikit hehe." Yara berusaha menutupi. "em... pertanyaan kamu yang tadi sebenernya saya belom ada jawabannya sih. Kamu maunya gimana?"

"ya Ibu tetep di sana lah, pake nanya." Ujar Jusuf, "saya mau tau anggota rahasia BDS dari golongan siswa itu siapa hehe."

Bus berhenti di Halte butut yang lokasinya dekat dari rumah Mahesa, Yara berpamitan dengan Jusuf sembari keluar Bus. Beberapa saat kemudian ia melihat sosok Mahesa melambaikan seraya menghampirinya.

"loh kok udah pulang?" Yara mencium tangan Mahesa.

"kan tadi izin ke dokter gigi." Mahesa kemudian nyengir lebar. "akhirnya bisa bebas nyengir hehe~~"

Yara tersenyum simpul, secara tak sadar ia melepas sarung tangan dan menepuk lembut rambut Mahesa. Laki-laki itu juga terkejut dan menggenggam pergelangan tangan Yara.

".... sekarang udah bisa PDA (public display affection)?" tanya Mahesa, sontak Yara menarik tangannya bersama dengan wajah yang merona. Ia menggunakan sarung tangannya dengan terburu-buru.

"sa--- saya ngga tau juga kenapa saya begi--" sarung tangan Yara terjatuh ke tanah, Mahesa berlutut untuk mengambil sarung tangan dan memakaikannya untuk Yara.

"... lucu juga kalo salting gini." Mahesa tersenyum menggoda dengan wajah perlahan mencondong ke pipi Yara, sontak perempuan itu mendorong pipinya gusar.

"itu kepengenan nya si kakak~! Pulang pulang pulang~~" ujar Yara dengan langkah kikuk, Mahesa tertawa seraya menyusul perempuan itu dan menggenggam tangannya.

"jalannya pelan-pelan aja sih, takut si kakak cedera." Tukas Mahesa. Yara mengangguk seraya memalingkan wajah.. perasaan salah tingkah dan debar jantung yang berlompatan ini sangat baru baginya.

***

"hhhhh... sampe kapan mau kaya gini bang?"

Khalil menghisap vape nya dalam dengan pandangan mata tertuju pada layar PC, wajahnya tampak cekung seperti tak makan beberapa hari.

"ngapain juga gue lulus segera kalo ujung-ujungnya di tinggalin. Bangsat." Maki Khalil.

"bulol susah deh." Celetuk sosok yang berkunjung ke kamar Khalil hari ini, laki-laki itu berbalik menatap sang tamu.

"lo ngga ngerti Lim, sayang sama cewek bertahun-tahun terus diputusin sepihak itu kayak gimana sakitnya." Tegur Khalil. "betewe ada apa lo tumbenan main ke sini?"

"yaaa main aja, kata nyokap lu ngga keluar kamar kalo udah pulang kerja." Ucap Halim. "ya terus gimana? Mau siapapun yang nasehatin tapi lu nya ngga terbuka ya ngga bakal move on juga.... biarpun faktanya lo harus melakukan itu bang."

"selain main lo juga mau nyeramahin gue juga ya." Lagi-lagi Khalil bersikap pesimis.

"gue mau ngajak lo pergi sih akhir pekan." Jawab Halim. "sekalian kita malem mingguan gitu~"

"kemana?" Khalil kembali menatap layar PC untuk bermain game.

"kemana?" Khalil kembali menatap layar PC untuk bermain game

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ya ikut aja." Jawab Halim. "tapi yang penting lo harus rapih dan.... keliatan sehat."

"gue sehat-sehat aja." Balas Khalil.

"kayaknya lu udah lama ga ngaca ya bang, haha." Halim tertawa sarkas. "makan aja jarang lu, sehat dari mana? Tuh mata lo cekung kayak nyabu."

"bersih gue jauh dari gitu-gituan." Tukas Khalil.

"anyway abang wajib ikut ya." Lanjut Halim. "dandan yang cakep, pake minyak wangi, nyisirrrr... kali aja ketemu jodoh."

"ya ya whatever." Balas Khalil acuh tak acuh. "kabarin aja gue harus siap jam berapa."

"siap." Jawab Halim. "nih gue bawa nasi padang loh bang, makan bareng yuk."

***

Apa kabar dear readers?? Ga nyangka bentar lagi bulan Syawal~

Yang berpuasa semoga dilancarkan terus yaa sampai Ramadhan terakhir

Jangan lupa setelah baca vote dan komenggg~ tengkyu ❤️

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang